Permata Sari, Meylisa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PEMBELIAN KOMPULSIF PADA REMAJA Winardi, Sharon; Kurniawati, Meike; Permata Sari, Meylisa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i1.22193.2023

Abstract

Secara faktual, belanja adalah perilaku pembelian yang normal dilakukan tiap individu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, tetapi ada perilaku belanja yang tidak normal salah satunya adalah belanja kompulsif atau pembelian kompulsif yang perlu diwaspadai oleh tiap orang. Pembelian kompulsif merupakan aktifitas membeli yang tidak bisa dikontrol, dimana motif dan keinginan atau dorongan akan membeli produk tertentu harus terpenuhi dan terjadi secara berulang demi memenuhi rasa emosi. Pembelian kompulsif di kalangan remaja dapat dipengaruhi oleh penggunaan sosial media. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap munculnya compulsive buying pada remaja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan convenient sampling, dengan meminta partisipan mengisi questionnaire serta peneliti menyebarkan link Google form melalui sosial media. Metode penelitian kuantitatif digunakan terhadap 100 remaja Indonesia (64% perempuan dan 36% laki- laki). Faber dan O'Guinn Compulsive Buying Scale digunakan untuk mengukur variabel pembelian kompulsif. Sedangkan Social Media Engagement Scale for Adolescents (SMES-A) digunakan untuk mengukur variabel penggunaan media sosial. Berdasarkan analisis regresi didapatkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap compulsive buying sebesar 48,8% dengan pengaruh positif sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
PERAN MODAL PSIKOLOGIS DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KETERIKATAN KERJA AGEN ASURANSI AGENCY X Nurhanifa, Putri Alika; Zamralita; Permata Sari, Meylisa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.27390.2024

Abstract

Keberhasilan individu dalam mencapai kinerja yang tinggi memerlukan peran dari keterikatan kerja, demikian pula dengan agen asuransi. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi keterikatan kerja yaitu modal psikologis dan dukungan sosial. Keterikatan kerja merupakan keadaan di mana individu terikat secara positif dalam pikiran, merasa puas dengan pekerjaan, yang dicirikan dengan semangat, dedikasi, dan absorpsi. Modal psikologis merupakan kondisi positif dari psikologis individu yang meliputi aspek harapan, resiliensi, optimisme, dan efikasi diri. Dukungan sosial merupakan sejumlah interaksi sosial yang memberikan bantuan dan tersedia di lingkungan kerja yang dapat berasal dari teman, orang terpenting dalam hidup, dan keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran modal psikologis dan dukungan sosial terhadap keterikatan kerja. Partisipan penelitian ini adalah 182 agen asuransi berusia 19 hingga 54 tahun yang bekerja di Agency X. Metode penelitian yang digunakan yaitu non-probability dengan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Psychological Capital Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal psikologis dan dukungan sosial secara bersama-sama maupun secara parsial berperan terhadap keterikatan kerja agen asuransi Agency X. Penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan untuk dapat merancang program intervensi guna meningkatkan keterikatan kerja agen asuransi Agency X.
PERANAN JOB DEMANDS TERHADAP BURNOUT PADA KARYAWAN SALES Lee, Vivia; Zamralita; Permata Sari, Meylisa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.28297.2024

Abstract

Pekerjaan menjadi hal yang paling penting dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia, khususnya terhadap identitas, keuangan, dan pengembangan keterampilan. Pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat berkontribusi agar dapat menciptakan perubahan positif dalam lingkungan kerja. Pekerjaan tentunya melibatkan  keseluruhan karyawan pada suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui adanya pengembangan strategi dan pembagian pekerjaan terhadap karyawan. Sebagai karyawan, pemenuhan job demand yang diberikan saat bekerja perlu dapat terselesaikan dan tepat waktu. Job demands yang dimaksud merupakan cakupan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan dan harus diselesaikan oleh karyawan sesuai waktu yang telah ditentukan. Job demands melibatkan individu dalam pekerjaan dengan mengorbankan fisik dan mental. Namun, job demands yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya burnout yang mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak dapat diselesaikan. Burnout menimbulkan dampak negatif, seperti kelelahan secara fisik dan emosional, menurunkan motivasi kerja, adanya gejala gangguan tidur, kemarahan, serta sakit kepala. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan job demands terhadap burnout pada karyawan sales yang bekerja di PT X. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah 39 partisipan yang memiliki posisi sales pada perusahaan di PT X. Teknik analisis yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah uji regresi linier. Hasil yang diperoleh memiliki nilai β= 0.686, F= 32.901, p = < .001, dan R2 = 0.471. Hal ini menunjukkan terdapat peranan positif dan signifikan job demand terhadap burnout sebesar 47.1%. Implikasi penelitian ini sebagai wawasan untuk masyarakat dan strategi pencegahan burnout.