Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SF-36 sebagai Instrumen Penilai Kualitas Hidup Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Tinartayu, Seshy; Riyanto, Bambang Udji Djoko
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/10.18196/

Abstract

Short Form-36 (SF-36) merupakan instrumen baku untuk menilai kualitas hidup kasus penyakit kronis. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan dunia karena merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas dengan kematian berkisar 1 juta jiwa setiap tahunnya dan Indonesia ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia (WHO, 2009). Penggunaan SF-36 pada kasus tuberkulosis belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui  kesesuaian SF-36 sebagai penilai kualitas hidup penderita tuberkulosis (TB) paru. Metode penelitian deskriptif analitik. Data diperoleh dari hasil wawancara langsung pada penderita TB paru. Hasil penelitian menunjukkan 54 orang penderita TB paru terbanyak laki-laki (53,7%), kelompok umur terbanyak usia produktif 16-29 tahun (46,3%). Mayoritas pendidikan menengah kebawah, 72,2% tidak bekerja, dan status gizi mayoritas kurang. Rerata nilai total kualitas hidup pada awal dan setelah terapi fase intensif mengalami peningkatan (43,58 menjadi 76,76). Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai p disemua dimensi SF-36 adalah 0,001 sehingga p < 0,05, artinya terdapat perbedaan kualitas hidup pasien TB paru pada awal dengan akhir terapi OAT fase intensif. Kesimpulan penelitian adalah SF-36 dapat digunakan sebagai instrumen penilai kualitas hidup pasien tuberkulosis (TB) paru.Short Form-36 (SF-36) is a standard instrument for assessing quality of life of chronic disease cases. Tuberculosis (TB) is a chronic disease and Indonesia has fifth rank with the highest TB burden in the world (WHO, 2009). Use of SF-36 in the case of tuberculosis has not been done. The purpose of this study was to determine the suitability of the SF-36 quality of life as assessor for tuberculosis. Descriptive analytic method. Data obtained from interviews directly in pulmonary tuberculosis patients. The results showed 54 patients most of them are men (53.7%), the largest age group of productive age of 16-29 years and having middle education, did not work, the nutritional status of the majority less. The mean value of the total quality of life at baseline and after the intensive phase of treatment has increased. Statistical calculation results obtained by value p in all dimensions of the SF-36 is 0,001, there is a difference in the quality of life of patients with pulmonary tuberculosis at the beginning of the end of the intensive phase of treatment. Conclusion of the study is the SF-36 can be used as an instrument appraiser quality of life of patients of tuberculosis.
Role Model di Rumah Sakit Pendidikan Kusumawati, Wiwik; Estri, Siti Aminah Tri Susila; Tinartayu, Seshy
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v14i1.2472

Abstract

Dosen pembimbing klinik pendidikan dokter tahap profesi di rumah sakit sebagai role model yang baik diperlukan untuk mengajarkan sikap perilaku, skills dan knowledge. Studi ini dilakukan untuk merumuskan konsep role model yang diharapkan oleh mahasiswa pendidikan dokter. Disain penelitian ini adalah deskriptif, cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara mendalam dengan the general interview guide approach dan observasi dengan insider observer. Lokasi penelitian pada 8 rumah sakit pendidikan FKIK UMY, penentuan sampel secara purposive dengan criterion reference, yaitu mahasiswa yang menjalani stase paling lama di bagian atau mahasiswa di bagian 4 besar pada 8 RS pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan, 70% dosen pembimbing klinik pada bagian 4 besar 8 rumah sakit pendidikan FKIK UMY merupakan role model yang baik. Berdasarkan kriteria role model dari Passi, 98% dosen pembimbing klinik menunjukkan clinical skills yang baik, 93% menunjukkan teaching skills dan personal quality yang baik. Terdapat kesesuaian terhadap role model yang diharapkan oleh mahasiswa dari hasil kuesioner, wawancara dan observasi. Rumusan role model yang baik menurut mahasiswa, yaitu mempunyai kemampuan mengajar atau teaching skills yang baik antara lain cukup waktu untuk membimbing, mampu berkomunikasi, me­motivasi mahasiswa belajar, memberikan feedback, dan memiliki pengetahuan yang luas serta up date.In clinical rotation at teaching hospital, the role of clinical teacher as a good role model was needed to teach attitude, skills and knowledge. The aim of this study is to develop concept of role model based on student’s opinions at school of medicine. This study is descriptive, cross sectional using quantitative and qualitative approach. Collecting data method conducted by distributing of questionaires, indepth interview by the general interview guide approach and direct observation by insider observer. This study conducted at 8 teaching hospitals of FKIK UMY. Sampling method by purposived and criterion refer­enced. The respondents was the students who conduct in longest clinical rotation i. e. 4 major departements at 8 teaching hospitals. This study revealed, 70% of clinical teacher in 4 major departements at 8 teach­ing hospitals is good role model. Regarding Passi’s criterias of role model, 98% of clinical teacher show good clinical skills, 93% show good teaching skills and personal quality respectively. There is similar result of concept of role model from questionaires, indepth interview and direct observation. Based on student’s opinions, a good role model should has good teaching skills such as sufficient of time to assist students, good communication skills, can motivate students, give feedback and has both wide and up date of knowledge.
Role Model di Rumah Sakit Pendidikan Wiwik Kusumawati; Siti Aminah Tri Susila Estri; Seshy Tinartayu
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 14, No 1 (2014): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v14i1.2472

Abstract

Dosen pembimbing klinik pendidikan dokter tahap profesi di rumah sakit sebagai role model yang baik diperlukan untuk mengajarkan sikap perilaku, skills dan knowledge. Studi ini dilakukan untuk merumuskan konsep role model yang diharapkan oleh mahasiswa pendidikan dokter. Disain penelitian ini adalah deskriptif, cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara mendalam dengan the general interview guide approach dan observasi dengan insider observer. Lokasi penelitian pada 8 rumah sakit pendidikan FKIK UMY, penentuan sampel secara purposive dengan criterion reference, yaitu mahasiswa yang menjalani stase paling lama di bagian atau mahasiswa di bagian 4 besar pada 8 RS pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan, 70% dosen pembimbing klinik pada bagian 4 besar 8 rumah sakit pendidikan FKIK UMY merupakan role model yang baik. Berdasarkan kriteria role model dari Passi, 98% dosen pembimbing klinik menunjukkan clinical skills yang baik, 93% menunjukkan teaching skills dan personal quality yang baik. Terdapat kesesuaian terhadap role model yang diharapkan oleh mahasiswa dari hasil kuesioner, wawancara dan observasi. Rumusan role model yang baik menurut mahasiswa, yaitu mempunyai kemampuan mengajar atau teaching skills yang baik antara lain cukup waktu untuk membimbing, mampu berkomunikasi, me­motivasi mahasiswa belajar, memberikan feedback, dan memiliki pengetahuan yang luas serta up date.In clinical rotation at teaching hospital, the role of clinical teacher as a good role model was needed to teach attitude, skills and knowledge. The aim of this study is to develop concept of role model based on student’s opinions at school of medicine. This study is descriptive, cross sectional using quantitative and qualitative approach. Collecting data method conducted by distributing of questionaires, indepth interview by the general interview guide approach and direct observation by insider observer. This study conducted at 8 teaching hospitals of FKIK UMY. Sampling method by purposived and criterion refer­enced. The respondents was the students who conduct in longest clinical rotation i. e. 4 major departements at 8 teaching hospitals. This study revealed, 70% of clinical teacher in 4 major departements at 8 teach­ing hospitals is good role model. Regarding Passi’s criterias of role model, 98% of clinical teacher show good clinical skills, 93% show good teaching skills and personal quality respectively. There is similar result of concept of role model from questionaires, indepth interview and direct observation. Based on student’s opinions, a good role model should has good teaching skills such as sufficient of time to assist students, good communication skills, can motivate students, give feedback and has both wide and up date of knowledge.
CEGAH PSIKOSOMATIS AKIBAT COVID-19 DENGAN MENGELOLA EMOSI Seshy Tinartayu; Hidayatul Kurniawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.719 KB) | DOI: 10.18196/ppm.41.817

Abstract

Tujuan membantu mitra mengelola, mencegah dan mengurangi gejala psikosomatis akibat Covid-19. Metode kegiatan secara online, peserta perwakilan dari karangtaruna, kader, dan warga. Penyampaian materi menggunakan video penjelasan narasumber, dilanjutkan FGD dan aplikasi teori yang disampaikan termasuk konseling singkat didampingi fasilitator. Penilaian output menggunakan pretest dan postest, serta pengukuran kadar “mood” di awal dan akhir kegiatan. Hasil total 12 peserta secara sumatif 100% menunjukkan peningkatan nilai pretest ke postest, termasuk perubahan mood menjadi lebih baik. Rerata peningkatan nilai postest peserta 50 poin. Peserta menyampaikan menjadi mengetahui cara mengukur dan mengelola kadar emosi masing-masing bahkan dapat membantu orang lain dalam mengendalikan emosi. Implikasi kegiatan pengabdian ini dapat membantu peserta mengenali dan mengubah kondisi emosinya menjadi lebih baik dan mampu membantu orang lain. Simpulan peserta pelatihan pengelolaan emosi dampak Covid-19 dapat mendeteksi dan mengelola gejala psikosomatis yang muncul baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Effectiveness Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis (TB) in Children Based on Clinical Symptoms Seshy Tinartayu; Syarrah Tiara Harrini
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 6 No. 8 (2022): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v6i8.541

Abstract

Background: Diagnosis of pulmonary tuberculosis (TB) in children is still a challenge because the gold standard by examining sputum AFB is difficult. This study aimed to see the effectiveness of diagnosing TB in children based on clinical symptoms. Methods: This study is a retrospective study with a case-control design, and consecutive sampling from the medical records of pediatric TB patients at Panembahan Senopati Hospital, Bantul for the period January 2014 - December 2016. The total population is 90, and the sample is 73. Children diagnosed with a score (score 6) are in the control group (n=30), while children with a diagnosis score of <6 were diagnosed with pulmonary TB based on clinical symptoms, we categorized them into the case group (n=43). Results: There was no difference in gender, age, and group domicile. However, there was no significant difference in nutritional status (malnutrition), long cough, and chest X-ray. The difference between the two groups was found in symptoms of fever and enlarged lymph nodes. Also, it was found in TB contacts and the Mantoux test but this could be a recall bias because in the diagnosis group this is rarely done. The sequential scoring parameters from the most common were chest X-ray, malnutrition, cough, enlargement of lymph nodes, fever, contact TB, and the Mantoux test. Improvement of symptoms (cough, fever, lymph nodes, and chest X-ray) after 6 months of therapy occurred 100% in both groups. Conclusion: The diagnosis of TB in children based on clinical symptoms can be used as an effective alternative.
PELATIHAN RUKTI JENAZAH MENURUT ISLAM DAN KESEHATAN BAGI KADER ‘AISYIYAH Seshy Tinartayu; Miftahulhaq Miftahulhaq; Rohmadi Santosa
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.41.849

Abstract

Pelatihan rukti jenazah yang dilaksanakan secara komprehensif antara syariat Islam dan kesehatan untuk menambah wawasan dan melatih keterampilan dalam menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim kepada muslim lainnya yang telah meninggal. Peserta merupakan kader Aisyiyah dari masing-masing Dusun dengan harapan dapat menjawab masih sedikitnya perukti jenazah terutama perempuan dan permasalahan masih tabunya penggunaan alat pelindun diri (APD) bagi perukti saat merawat jenazah. Metode yang dilakukan adalah pemberian materi dan praktek langsung rukti jenazah menggunakan manekin, peserta terbagi dalam kelompok kecil untuk memastikan masing-masing peserta dapat terlibat langsung secara aktif dan siap terjun langsung di lingkingan. Kegiatan ini diawali dengan pretest dan diakhiri dengan postest untuk mengukur serapan kegitan pelatihan ini. Hasil yang diperoleh secara sumatif dari 32 peserta menunjukkan peningkatan nilai pretest ke postest sebanyak 100% dengan rata-rata peningkatan 40 poin. Ungkapan dari peserta tentang manfaat pengabdian ini sebanding dengan kenaikan nilai pretest dari semua peserta. Implikasi kegiatan melibatkan anggota Aisyiyah Ranting Purwomartani Kalasan Sleman sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu tersedianya tenaga rukti jenazah putri yang siap terjun ke lapangan. Simpulan kegiatan pelatihan rukti jenazah menurut syari’at Islam dan Kesehatan bermanfaat dan mudak diaplikasikan.