Venny Delviany
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dekonstruksi Derrida dan Metode Istiqra’ Al Ma’nawi Menurut Asy Syathibi dalam Memahami Teks Al Quran Venny Delviany; Amril M; Eva Dewi
IHSANIKA : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 3 (2024): September : IHSANIKA : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/ihsanika.v2i3.1376

Abstract

Derrida's Deconstruction and Imam Asy Syathibi's Istiqra al Ma'nawi Method are two methods that both study texts but have different objects. Derrida's deconstruction is a form of text interpretation that is carried out radically, bringing out elements that are contradictory to each other which results in a truth, while the istiqra al ma'nawi method of looking at studies of Islamic legal texts is by combining a number of other texts that contain different aspects and objectives. , so that a legal case is formed based on a combination of the text's arguments while still acting on reason, taking into account social conditions, as well as dimensions and places to realize the benefit of humanity from various aspects summarized in the principles of dharuriyah, hajiyah and tahsiniyah. Qualitative research data was obtained from official documents and websites and relevant literature reviews were then presented and analyzed. This study aims to find out whether Derrida's deconstruction is the same as Imam Asy Syathibi's Istiqra al Ma'nawi method in understanding the text of the Koran. This study finds that Derrida's deconstruction and the istiqra al Ma'nawi method conflict with the aim of istiqra al Ma'nawi itself, namely to seek legal certainty from texts with a method that adheres to the unity of the text, not the application of the text separately. Therefore, Derrida's deconstruction leaves the text ambiguous, providing multiple meanings and allowing the reader to speculate on meaning. This makes deconstruction not applicable and not the same in interpreting the texts of Islamic legal propositions using Imam Asy Syathibi's Istiqra al Ma'nawi method.
Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Imam Al-Ghazali Venny Delviany; Eva Dewi; Djeprin E. Hulawa; Alwizar
Counselia Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/counselia.v5i2.139

Abstract

Tujuan penelitian untuk membahas tentang pendidikan akhlak menurut Imam Al-Ghazali. Jenis penelitian ini yakni penelitian kepustakaan (library research), bercorak historis faktual mengenai pemikiran tokoh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data yang tertulis di dalam buku, jurnal dan hasil penelitian sebelumnya yang masih berkaitan. Lalu peneliti berusaha menelaah dan menganalisis pola pemikiran Muhammad Al-Gazhali pada pendidikan Islam. Temuan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pemikiran Imam Al-Ghazali terkait pendidikan islam terdiri dari a) Konsep Dasar Pendidikan Akhlak terdiri dari definisi: pendidikan akhlak menurut Imam Al-Ghazali adalah usaha pendidik untuk menanamkan sikap terpuji dalam diri peserta didik sehingga mengakar dalam jiwa peserta didik yang darinya lahir berbagai perbuatan baik dan terpuji dengan otomatis, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan serta menghilangkan sikap buruk hingga menjadi insan kamil yang dekat kepada Allah dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Lalu prinsip-prinsip pendidikan akhlak: al-hikmah, al-adl, syaja’ah, & ‘iffah. Adab guru & peserta didik. b) Pemikiran Imam Al-Ghazali terkait pendidikan akhlak terdiri dari penanaman nilai akhlak dalam kitab Minhajul Abidin: Adanya pendidik, menanamkan iman, memberikan pengarahan, muhasabah, bisa membedakan yang baik dan buruk, lingkungan yang mendukung. Metode pendidikan akhlak: Pembiasaan, keteladanan, nasihat, hukuman & ganjaran. Konsep guru PAI yang ideal: Guru berorientasi pada kebahagiaan di akhirat, taat beribadah, membersihkan jiwa, cerdas & cakap, mencintai peserta didik, memberi arahan peserta didik untuk meluruskan niat, beribadah, menimba ilmu. dan konsep pendidikan akhlak: non formal dan formal. Konsep akhlak yaitu: akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap orang tua, akhlak kepada diri sendiri, dan akhlak kepada orang lain.