HR, Sumarlin Rengko
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ecological Impacts of Mining Activities: Local Knowledge of Bajo Fisherman Communities Takwa, Takwa; Zakaria, Zakaria; Yawan, Hendri; Ashari, Ashari; HR, Sumarlin Rengko; Sutoyo, Muh Nurtanzis
BABASAL English Education Journal Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : English Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/beej.v4i2.2800

Abstract

This study aims to determine the extent of ecological changes affecting the fishermen in the coastal area of Pomalaa District, Kolaka Regency, and how the local knowledge of the Bajo fishermen in Kolaka manifests. The results of the study indicate that the ecological changes in the coastal area are caused by massive nickel mining activities on the coast, which have an impact on the lives of fishermen in the coastal villages of Pomalaa District, namely Hakatutobu, Tambea, Sopura, and Oko-Oko villages. The forms of ecological changes are evident in the pollution of the environment in mangroves, seagrass beds, coral reefs, and other marine biota, even the damages to the community's fisheries cultivation such as sea cucumber, seaweed, and floating cage culture. The study also found that the Bajo fishermen's community is very dilemmatic in facing this reality, and there is no choice for fishermen other than to rely on their local knowledge, search for and catch marine products as their effort to meet their needs.
Mengungkap Makna dan Nilai Kelong Agama HR, Sumarlin Rengko; Asriani, Nur; Rani, Andi Isra
PUSAKA Vol 10 No 2 (2022): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v10i2.862

Abstract

Tulisan ini memaparkan makna dan nilai yang tedapat dalam teks kelong agama. Kelong agama adalah salah satu jenis kelong yang dimiliki etnik Makassar. Kelong agama berisi hakikat dan sifat Tuhan, rasa bakti dan kewajiban manusia terhadap Tuhan, serta menegenai akhlak manusia. Kelong agama mencerminkan pola pikir yang penuturnya. Di dalam teks kelong agama terkandung makna dan nilai-nilai kehidupan pendukungnya. Makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalam kelong agama etnik Makassar dianalisis dengan menggunakan teori semantik secara deskriptif kualitatif, dan eksplorasi kelong agama perspektif nilai. Penulisan ini melalui tahap, seperti: penelitian pustaka, klasifikasi, terjemahan, dan menganalisis data. Hasil penelitian kelong agama menunjukkan bahwa terdapat dua jenis makna, yaitu makna denotatif dan konotatif. Teks kelong agama mengandung beragam nilai yang masih relevan dengan kehidupan sehari-hari, diantaranya nilai; kepercayaan, moral, religious, kepatuhan, kepribadian, pengetahuan, dan evaluasi diri.
Akulturasi Islam dan Budaya Lokal dalam Adat Pernikahan Masyarakat Bugis di Sinjai Yani, Ahmad; M, M. Dahlan; HR, Sumarlin Rengko; Akramullah, Ahmad Habib
PUSAKA Vol 12 No 1 (2024): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v12i1.1472

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses akulturasi antara Islam dan budaya lokal terjadi dalam upacara pernikahan masyarakat Bugis di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam fenomena kompleks ini dengan fokus pada peran sistem pangadereng (adat) dan unsur sara’ (syariat) dalam upacara pernikahan. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan historis dan antropologi agama. Pendekatan ini dipilih untuk memungkinkan pemahaman yang holistik tentang dinamika budaya dan agama dalam konteks pernikahan Bugis di Sinjai. Data untuk penelitian ini dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan pemangku adat, tokoh agama, dan pihak pemerintah setempat, serta dokumentasi lapangan. Selain itu, data dari literatur-literatur yang relevan juga dijadikan sebagai sumber informasi tambahan untuk mendukung temuan penelitian. Temuan kajian ini menunjukkan karakteristik unik dari adat pernikahan dalam masyarakat Bugis Sinjai, yang tercermin dalam serangkaian tahapan seperti mammanu’manu’, madduta, mappettu ada, mappacci, tudang botting, dan marola.Proses ini secara nyata mencerminkan adanya akulturasi budaya lokal pernikahan Bugis dengan ajaran Islam di Sinjai, menciptakan suatu bentuk akulturasi kulturalspiritual yang khas. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya pemahaman mendalam terhadap adat perkawinan masyarakat Islam Sinjai, terutama dalam konteks konsep pernikahan dan proses yang melibatkan upacara tersebut. Sebagai rekomendasi, disarankan agar masyarakat dan pemerintah setempat mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan dan menjaga keberlanjutan adat istiadat perkawinan yang masih eksis, sambil tetap memilah unsur-unsur budaya eksternal yang dapat diterima dan sesuai dengan ajaran Islam.