p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Cendikia Pendidikan
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Cendikia Pendidikan

SEJARAH RINGKAS JEPANG KUNO DAN AWAL MASUK DAN PERKEMBANGAN KONFUSIANISME DI JEPANG Rustamana, Agus; Maharani, Afrida; Nursabila, Nursabila; Yanti, Febi; Ilham Rusdi, Mohammad
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 1 No. 12 (2023): Sindoro: Cendikia Pendidikan
Publisher : CV SWA Anugrah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v1i12.1299

Abstract

Jepang kuno adalah periode sejarah yang mencakup zaman Jomon (sekitar 10.000-300 SM), zaman Yayoi (sekitar 300 SM-250 M), zaman Kofun (sekitar 250-538 M), dan zaman Asuka (538-710 M). Dalam periode ini, Jepang mengembangkan budaya dan masyarakat yang unik, dipengaruhi oleh kontak dengan Korea dan Cina. Jepang kuno juga menyaksikan munculnya agama Shinto, sistem tulisan, dan pembentukan negara Yamato. Konfusianisme adalah ajaran moral dan politik yang disebarkan oleh Kongzi (Confucius) dan pengikutnya di Cina pada abad ke-6 SM. Konfusianisme menekankan pentingnya hubungan sosial, kesetiaan, budi pekerti, dan kewajiban. Konfusianisme juga mempromosikan pendidikan, pemerintahan yang bijaksana, dan kesejahteraan rakyat. Konfusianisme pertama kali diperkenalkan ke Jepang melalui Korea pada abad ke-5 M, bersama dengan Buddhisme dan Taoisme. Konfusianisme awal di Jepang berfokus pada aspek ritual dan etiket, serta penggunaan teks-teks klasik sebagai sumber pengetahuan. Pada abad ke-7 M, Konfusianisme menjadi dasar hukum dan administrasi negara Jepang, terutama di bawah pengaruh Cina Sui dan Tang. Konfusianisme berkembang lebih lanjut di Jepang selama periode Heian (794-1185 M), Kamakura (1185-1333 M), Muromachi (1336-1573 M), dan AzuchiMomoyama (1568-1600 M). Konfusianisme diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi sosial, politik, dan budaya Jepang. Konfusianisme juga bersaing dan berinteraksi dengan aliranaliran lain seperti Buddhisme, Shinto, dan Neo-Konfusianisme. Konfusianisme mencapai puncaknya di Jepang selama periode Tokugawa (1603-1868 M), ketika menjadi ideologi resmi pemerintah dan pendidikan. Konfusianisme Tokugawa menekankan loyalitas kepada shogun, ketaatan kepada aturan, dan hierarki sosial. Konfusianisme Tokugawa juga menghasilkan banyak pemikir dan sarjana yang berkontribusi pada pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan Jepang.
KEMISKINAN DAN KRIMINALITAS Rahmadhina Kamila, Nida; Aulia Mulyana, Tarra; Ilham Rusdi, Mohammad; Adam Fauzan, Muhammad; Ribawati, Eko
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 5 No. 5 (2024): Sindoro: Cendikia Pendidikan
Publisher : CV SWA Anugrah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v5i5.4111

Abstract

Kemiskinan dan kriminalitas merupakan fenomena yang saling berkaitan dan memiliki akar sejarah yang panjang di Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kemiskinan, sistem feodal, dan kriminalitas di Jawa pada masa lalu, dengan fokus pada praktik apanage, peran bekel, dan fenomena banditisme. Metode penelitian yang digunakan adalah library research atau penelitian kepustakaan, dengan mengumpulkan dan menganalisis sumber-sumber tertulis seperti buku, jurnal dan dokumen sejarah terkait. Melalui kajian mendalam terhadap berbagai sumber kepustakaan, penelitian ini mengungkap bagaimana sistem apanage, yang memberikan tanah kepada kerabat atau kroni penguasa, menyebabkan pemerasan dan eksploitasi rakyat oleh para bekel. Kondisi kemiskinan yang diperparah oleh tindakan sewenang-wenang bekel ini memicu munculnya banditisme atau perampok-perampok jalanan yang merampok desa-desa demi bertahan hidup atau sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Analisis mendalam terhadap sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa upaya penguasa untuk menekan banditisme dengan hukuman berat tidak mengatasi akar masalah, yaitu kemiskinan struktural dan ketidakadilan akibat sistem feodal. Penelitian ini menyoroti perlunya reformasi agraria dan pemerintahan yang lebih adil untuk memutus lingkaran setan kemiskinan dan kriminalitas di Jawa pada masa lalu.