Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI EKSLUSIF DI RUANG MERANTI RSUD KOTA TANGERANG Febi Ratnasari; Yuli Safitri; Eka Haniawati; Siti Hayatun Nupus; Nur Kholifah; Fadiatul Aini; Siti Hilda; Eva Nurmala Santi; Tia Aprilia
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v2i2.2377

Abstract

Menyusui Pemberian ASI merupakan sarana utama pemberian nutrisi ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat serta mempunyai dampak biologis dan psikologis terhadap kesehatan ibu dan bayi. Pemberian ASI merupakan cara optimal dalam memberi nutrisi dan perawatan pada bayi baru lahir, dan dengan penambahan makanan pendamping ASI pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan gizi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan berikutnya (Fahimah, 2019). Pemberian ASI eksklusif memberikan manfaat bagi ibu dan bayinya. Menurut penelitian di negara maju, anak yang mendapat ASI eksklusif akan menurunkan infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi telinga, diare, otitis media dan infeksi saluran kemih. Manfaat ASI Eksklusif adalah dapat mencegah perdarahan pasca melahirkan, menunda kehamilan, mempercepat proses penyusutan rahim, nyaman, lebih murah dan menurunkan risiko terkena kanker (Dewi dkk, 2019).
TERAPI MENDENGARKAN MUSIK UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK DAN MENGHILANGKAN RASA BOSAN PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 2 Siti Robeatul Adawiyah; Yulis Setyawati; Siti Novalia; Fadiatul Aini; Widah Nurul Aini; Ria Sartika; Utari Nursafitri; Nopela, Nopela; Siti Nurmala; Eka Haniawati; Indriana Dwi Assyfah
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v2i4.2838

Abstract

Lansia merupakan seseorang yang usianya mencapai lebih dari sama dengan 60 tahun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Kemenkes, 2016). Menurut WHO, lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu, usia lanjut (60-70 tahun), usia tua (75-89 tahun dan usia sangat lanjut). Tujuan dilakukannya Terapi mendengarkan musik adalah Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik dan lansia tidak merasa bosan dalam melewati hari-harinya di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2. Terapi Aktivitas mendengarkan musik dilaksanakan pada hari Kamis, 18 April 2024. Populasi dalam penyuluhan ini yaitu sebanyak 34 lansia diruang Wisma Pisang Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2. Setelah dilaksanakan Terapi Mendengarkan Musik Untuk Meningkatkan Motorik Dan Menghilangkan Rasa Bosan Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2.Setelah dilaksanakan terapi dengan terapi musik, didapatkan hasil 93,25% para lansia mengalami penurunan rasa bosan dan dapat dilihat dari lansia yang mengikuti serta menikmati kegiatan dari awal sampai akhir acara dengan senang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTROENTRITIS DENGAN PEMBERIAN TERAPI MADU DI RUMAH SAKIT Eka Haniawati; Siti Kusnul Khatimah; Neneng Gantini
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v6i1.5174

Abstract

Latar Belakang : Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien tersebut, maka penulis menarik rumusan masalah dalam Asuhan Keperawatan Pada pasien Gastroentritis Dengan Pemberian Terapi Madu. Tujuan : untuk memberikan Asuhan Keperawatan Pada pasien Gastroentritis Dengan Pemberian Terapi Madu. Kesimpulan : Asuhan keperawatan yang diawali dengan pengkajian secara menyeluruh meliputi pengkajian pemeriksaan TTV, pemeriksaan fisik, Riwayat Kesehatan dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan pemaparan asuhan keperawatan mengenai pelaksanaan pemberian terapi madu pada pasien gastroenteritis di Rumah Sakit Tangerang dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi madu dari hari pertama sampai hari ke tiga sudah mengalami perubahan dan terlihat efektifitasnya. Intervensi pemberian terapi madu berdasarkan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh banyak peneliti.