<![CDATA[Penelitian ini bertolak dari kesenjangan yang ditemui dilapangan yaitu siswa merasa takut berkomunikasi dengan orang lain baik sesama teman, guru, ataupun orang tua, siswa gemetar saat ditanya, lebih memilih melihat kebawah ataupun melihat kearah lain dari pada melihat lawan kontak saat berkomunikasi, dan siswa cenderung susah bergaul sesama teman sebaya sehingga siswa lebih memilih untuk sendiri. Tujuan dalam penelitan ini yaitu bagaimana tingkat komunikasi orang tua, tingkat motivasi belajar siswa dan pengaruh komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar siswa. Komunikasi orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini, komunikasi verbal terdiri dari penamaan, interaksi, dan transmisi informasi dan komunikasi Nonverbal terdiri dari repitisi, subtisusi, koplemen, dan aksentuasi. Motivasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu motivasi dari dalam (intrinsik) meliputi dari dalam diri siswa itu sendiri, dan dari luar (ekstrinsik) meliputi, adanya penghargaan, adanya lingkungan belajar yang kondusif, adanya lingkungan yang menarik dalam belajar, dan adanya dukungan dari lingkungan keluarga. Metode yang digunakan adalah metode expost-facto, jumlah populasi 180 dengan sampel 122 responden, teknik pengumpulan data mengunakan angket dengan analisis data persentase dan regresi sederhana. Hasil penelitian ini tingkat komunikasi orang tua dengan siswa yaitu berada pada tingkat tinggi dengan persentase menunjukkan sebesar 66,10%, tingkat motivasi belajar siswa berada pada tingkat tinggi dengan persentase sebesar 76,77%, terdapat pegaruh secara signifikan komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar siswa dengan nilai sig.f 0,041 ≤ 0,05, koefisien determinan (r squer) sebesar 0,49 berdasarkan kriteria penafsiran bahwa 0,49 pada rentang (0,17-0,49) yang berada pada tafsiran cukup kuat. Rekomendasi yang diberikan temuan penelitian dapat memberikan manfaat dan masukan bagi siswa, dan menjadi pertimbangan pengembangan program layanan BK di sekolah.]]>
