Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISAU PEMANEN BUAH KELAPA SAWIT (DODOS) Aldi, Muhamad; Choliq, Abdul; Rohmat, Nur
Jurnal Teknik Mesin Cakram Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Hal ini didukung dengan luasnya areal perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia. Saat ini, sebagian besar proses panen buah kelapa sawit di Indonesia dilakukan secara konvensional menggunakan alat panen yang disebut dodos dan egrek. Walaupun sudah ada alat mekanis untuk memanen kelapa sawit, namun dosos dan egrek tetap dominan digunakan para petani. Hal ini dikarenakan alat yang diproduksi masih dalam tahap pengembangan, harga yang relatif mahal, dan sulit diperoleh di pasaran. Dodos berupa pisau berbentuk pahat yang dihubungkan dengan tabung panjang sebagai pegangan. Dodos digunakan memanen buah sawit untuk tanaman sawit yang masih pendek. Dodos digunakan untuk memotong tandan buah segar (TBS) dengan cara mendorong sisi tajam dodos pada tandan buah. Oleh karena itu penting untuk diketahui beban kerja pisau dodos kelapa sawit serta sifat mekanik yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas kerja pisau dodos saat digunakan dan mampu meningkatkan produktivitas panen petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan dan perbedaan SEM dari sempel pisau dodos sawit merk X dan Y yang dijual di pasaran dan pisau dodos hail percobaan berbahan per daun mobil truk. Hasil uji kekerasan mendapatkan nilai rata-rata kekerasan dari beberapa sempel yaitu sempel X 16.6 HRC, sempel Y 20.7HRC dan sempel Z 10.3 HRC. Hasil uji SEM dengan unsur tertinggi pada sempel X adalah Fe dengan prosentase massa rata-rata 93.93 % pada tegangan 6,39, KeV, sempel Y dengan prosentase massa rata-rata 96.67 % pada tegangan 6,39 KeV, sempel Z Fe dengan prosentase massa rata-rata 99.10 % pada tegangan 6,39 KeV. Pisau dodos percobaan Z dengan kadar Fe tertinggi ternyata memiliki nilai kekerasan terendah dibandingkan pisau X dan Y. Dengan demikian disimpulkan bahwa perbedaan komposisi Fe dalam ketiga pisau dodos berpengaruh terhadap kekerasan pisau yang terbentuk. Semakin tinggi prosentase unsur paduan yang dicampurkan bersama Fe dalam ketiga material pisau dodos meningkatkan kekerasan pisau dodos. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah proses produksi dan treatment yang diterapkan pada ketiga jenis pisai dodos.
JAYA STAMBA MOTIF NGANJUK REGENCY FOR BESKAP AND JARIK CLOTHING ON MILLENNIAL KEBAYA Aldi, Muhamad
Runtas : Journal Of Arts And Culture Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/runtas.v1i1.5260

Abstract

Creation of Final Project Work entitled Jaya Stamba Motif, Nganjuk Regency for Beskap and Jarik Clothing on Millennial kebaya. This final project aims to make beskap and kebaya dresses the newest models so that they are more attractive to the millennial generation by applying the Jaya Stamba motif, Nganjuk regency. The main source of ideas that form the basis for the creation of this work are various forms of Jaya Stamba motif ornaments and agricultural products of Nganjuk Regency. Jaya Stamba is an artifact originating from Nganjuk Regency, now it is a hallmark and was built in the middle of the city. The scope of the Jaya Stamba motif in Nganjuk Regency and agricultural products gave rise to the idea to be developed in the creation of batik. The creation process in making the work starts from observing the forms of Jaya Stamba and various things related to the natural wealth of Nganjuk Regency such as agricultural products and existing heritage sites. Observations through site surveys and print media were then carried out in the form of batik motifs and then poured into alternative patterns to be selected as batik motifs that would be applied to kebaya and beskap clothing. The results of the work amounted to 4, namely 2 beskap clothes and 2 kebaya clothes. Each is given a title according to the character and appearance and philosophy in it.