Fauza Masyudi
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Journal of International Multidisciplinary Research

Studi Kritis Dinamika Pendidikan Islam Bani Umaiyah Dan Peranannya Dalam Pendidikan Islam Nurkhasanah, Ani Fitria; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/hxm4mk73

Abstract

The purpose of writing this research is to find out how Islamic education was during the Umayyad era and find out its role in the development of Islamic education. During the Umayyad dynasty, the education pattern was decentralized. Students who seek knowledge do not only study with one cleric, but go to other cities to continue and deepen their knowledge. The study of science in this period was centered in Damascus, Kufa, Mecca, Medina, Egypt, Cordova and several other cities, such as: Basrah and Kuffah (Iraq), Damascus and Palestine (Syam), Fustat (Egypt). The research method used is literature study by searching for relevant study material from trusted sources. The results of this research are the same as during the time of Rasulullah SAW and Khulafaur Rasyiddin. At this time, mosques and kuttabs are still used as educational institutions, apart from that, educational institutions have also developed. The role in the development of Islamic education is that Islamic education must be able to integrate reason and revelation to become a harmonious unity, the existence of student exchanges, translation of books or knowledge from foreign languages ​​to national languages, educational facilities in urban centers of government
Pendidikan Islam Di Nusantara Sebelum Kemerdekaan :Studi Kasus Kebijakan   Politik Kolonial Belanda Dan JepangTerhadap Pendidikan Islam Di Indonesia Rifdha Hayati, Rifdha; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/0b68az09

Abstract

Artikel ini membahas tentang pendidikan islam di nusantara sebelum kolonial Belanda dan Jepang. Pada masa penjajahan pastilah pendidikan pastilah sangat sulit untuk didapatkan, dikarenakan para penjajah yang tidak menginginkan pendidikan itu sampai pada rakyat pribumi. Belanda menjajah Indonesia telah ber abad-abad, selama masa penjajahan Belanda akses untuk mendapatkan pendidikan islam sangatlah sulit karena penajajah jepang lebih dominan pada pendidikan non Islam. Berbeda dengan Belanda, Jepang justru memberikan keringanan pada pendidikan islam di Indonesia, tetapi justru keringanan dari Jepanglah yang membuat Jepang lengser dari Indonesia.  Tujuan dari artikel ini adalah untuk memaparkan pendidikan islam di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi pustaka (library reasearch) yang pengumpulan datanya dilakukan dengan cara mempelajari teori literature yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.
Studi Kritis Terhadap Pembaharuan Pemikiran Pendidikan Islam Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunisiyah, Dan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli) Muhammad Al fathoni; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/8c653r54

Abstract

This article discusses the renewal  of Islamic education thinking from several figures in promoting Islamic education in Minangkabau. Among these figures are Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunusiyah, and Sheikh Sulayman Ar-Rasuli. Therefore, the author wants to study a critical study of Islamic education thoughts Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad, Rahmah El-Yunusiyah, and Sheikh Sulaiman Ar-Rasuli. Islamic education activities in Minangkabau were born and grew and developed along with the entry and development of Islam in Minangkabau. Indeed, Islamic education activities are important experience and knowledge for the continuity of the development of Islam and Muslims both in quantity and quality. The purpose of this article is to explain how the renewal of Islamic Education thought developed by the leaders of Education in Mingkabau. The method used in this research is a library study (library reasearch) whose data collection is carried out by studying literature theory that has been collected from various sources
Konseb Islamisasi ilmu pengetahuan Pada Studi kritis terhadap pemikiran Ismail  Raji al Faruqi dan Syad Naquid al Attas  Islamisasi ilmu pengetahuan : Studi kritis terhadap pemikiran Ismail  Raji al Faruqi dan Syad Naquid al Attas Dedek Saputra; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/fb713c76

Abstract

Penelitian ini berjudul Konseb Islamisasi ilmu pengetahuan : Studi kritis terhadap pemikiran Ismail  Rajial Faruqi dan Syad Naquid al Attas Implikasi Konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan Ismail RajiAl-Faruqi. Ilmu pengetahuan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Allah menempatkan ilmu sebagai suatu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Selama ini agama Islam diyakini memiliki peranan yang sangat penting dalam mewarnai bangunan ilmu pengetahuan. Namun kenyataannya, masyarakat muslim seolah dipaksa untuk melaksanakan ajaran sekuler dalam kehidupan lantaran derasnya arus sekularisasi. Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan para pemikir Islam, sebab bisa membahayakan keimanan Islam. Berkaitan dengan keprihatinan itulah muncul ide atau gagasan mengenai islamisasi ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk menetralisir pengaruh sains barat modern. Al-Faruqi adalah salah seorang pemikir tentang islamisasi. Bagaimana konsep islamisasinya? serta apa implikasinya dalam kehidupan di Indonesia? Islamisasi pengetahuan tidak hanya sebagai wacana, tetapi membutuhkan implikasi nyata agar berguna bagi masyarakat luas. Al-Faruqi telah berupaya merealisasikan islamisasi pengetahuan dengan mendirikan kelompok-kelompok studi Islam. Gerakan tersebut dilakukan dengan tetap berprinsip pada ajaran tauhid agar tidak menyimpang dari ajaran agama. Beberapa perkembangan juga terjadi di Indonesia sebagai tanggapan dari Islamisasi ilmu, diantaranya: berdirinya sekolah- sekolah berbasis Islam dan maraknya koperasi-koperasi serta bank-bank syariah.Salah satu problem utama yang dihadapi umat Islam saat ini ialah westernisasi ilmu pengetahuan. Dimana ilmu mengalami demoralisasi dan deIslamisasi, sehingga ilmu yang seharusnya membawa kedamaian justru menimbulkan kekacauan dalam kehidupan.
Kajian Terhadap Dinamika Universitas Al-Azhar Dan Pembaharuan Pendidikan Di Mesir, Serta Pengaruhnya Pada Dunia Islam Nahdatul Khairunisa; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/kev61447

Abstract

Perkembangan pendidikan islam al-Azhar tak luput dari pengaruh sejarah sosial yang terkait pada masa itu. Adapun sejarah sosial pendidikan Islam era reformasi dan modern di al-Azhar dapat disimpulkan dalam beberapa hal. Pertama, latar belakang sosial al-Azhar. Dinasti Fatimiyah menjadikan Mesir sebagai pusat pemerintahan. Kemudian berdiri pula Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang berpaham Sunni berdampak bagi perkembangan Al-Azhar. Di samping itu muncul pula Napoleon Bonaparte yang kemudian menguasai Mesir yang turut berdampak bagi perkembangan Al-Azhar. Kedua, latar belakang terjadinya pembaruan di Al-Azhar karena; bergesernya paham rasional Syi’ah pada ortodoksi ideologi Sunni; invasi Napoleon Bonaparte dari Prancis yang mengalahkan Kerajaan Turki Usmani di Mesir dalam waktu yang cepat; dan persentuhan peradaban Prancis yang dibawa Napoleon pada pendidikan di AlAzhar. Ketiga, tokoh dan ide pembaruan di Al-Azhar di Mesir dipelopori oleh Muhammad Ali Pasya, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridha yang berusaha melukakan reformasi dan modernisasi di Al-Azhar dengan mamasukkan kurikulum-kurikulum dari Barat. Umat Islam dalam pandangan mereka harus keluar dari ketertinggalan melalui pembukaan kembali pemikiran rasional dan membuka diri terhadap peradaban modern yang ada di Barat seperti yang dibawa oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis
Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin Mohamad Tabri; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/db8pmy74

Abstract

Penulisan ini mendeskripsikan tentang peradaban Islam pada masa khulafaur Rasyidin. Fokus penulisan materi ini membahas tentang Khulafaur Rasyidin, kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali, serta kontribusi masa Khulafaur Rasyidin dalam peradaban Muslim. Hasil dari materi ini antara lain: Pertama, Khulafa Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang cendekiawan. Penggagas nama Khulafa Rasyidin adalah orang-orang muslim yang paling dekat dengan Rasul setelah meninggalnya beliau. Empat tokoh sepeninggal Rasul itu merupakan orang yang selalu mendampingi Rasul ketika beliau menjadi pemimpin dan dalam menjalankan tugas. Kedua, dalam kepemimpinan Abu Bakar, ia melaksanakan kekuasaannya bersifat sentral; kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan Khalifah. Ia juga melaksanakan hukum, dan selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk bermusyawarah. Kepemimpinan Umar bin Khattab menerapkan prinsip demokratis dalam kekuasaan yaitu dengan menjamin hak yang sama bagi setiap warga Negara. Kepemimpinan Ustman membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Ia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid, dan memperluas masjid di Madinah. Prestasi yang terpenting masa Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar. Kata Kunci: Sejarah, ma khulafaur rasyidin
Studi Kritis Terhadap Dinamika Pendidikan Islam Pada Masa Khulaffah Rasyidin Serta Perananya Dalam Pengembngan Pendidikan Islam Muhamad Azmy; Zulmuqim; Fauza Masyudi
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/qr3pgx17

Abstract

Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw pada tahun 632 M di Madinah, munculah pengganti Nabi yang diberi gelar Khalifah artinya secara harfiah adalah orang yang mengikuti, pengganti. Khalifah tersebut terdiri dari Abu Bakar (632-634M), Umar bin Khattab (634-644M), Utsman bin Affan (644-656M), dan Ali ibn Abi Thalib (656-661M). Mereka merupakan para sahabat Nabi, yang semuanya dekat hubungannya dengan beliau, baik melalui darah ataupun melalui perkawinan. Abu Bakar adalah ayah istri Nabi Muhammad yang bernama Aisyah, dan juga salah seorang pendukungya yang paling tua dan terpercaya. Abu Bakar lah yang menancapkan otoritas Madinah ke seluruh pelosok Jazirah Arabia setelah suku-suku Badui membatalkan Bai’at (sumpah setia) pribadi mereka kepada Muhammad (Peperangan Ridda). Begitulah pula dengan Umar mempunyai putri yang juga menikah dengan Nabi. Di bawah umar yang perkasa, energi pemberani orang-orang Arab gurun diarahkan untuk menaklukan wilayah-wilayah Byzantium. Utsman adalah menantu Nabi, Ia dipilih menjadi Khalifah setelah terbunuhnya Umar oleh dewan kecil yang beranggotakan sejumlah tokoh kaum muslim. Pemerintahan Utsman berakhir karena adanya pemberontakan oleh kelompok-kelompok yang merasa tidak puas yang mengakibatkan kematiannya sendiri pada tahun 656M. Kemudian digantilah Ali. Ali merupakan saudara sepupu, saudara angkat, dan menantunya. Periode empat Khalifah pertama dipandang sebagai zaman emas, suatu zaman ketika kebajikan-kebajikan Islam yang murni berkembang pesat, dan karena itulah zaman Khalifah diberi gelar bimbingan di jalan lurus. Untuk lebih mengetahui bagaimana Pembentukan Kekhalifahan dan Sistemnya, Tipe Kepemimpinan Khalifah serta Kontribusi Khalifah dalam Peradaban Islam maka akan dibahas dimakalah ini lebih lanjut.