Syukri Albani Nasution , Muhammad
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Paradigma Ekonomi dalam Surah An-Nisa Ayat 6: Perspektif Tafsir dan Implementasinya Fauzan, M.; Akmal Tarigan , Azhari; Syukri Albani Nasution , Muhammad
Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jms.v9i2.21423

Abstract

Surah An-Nisa Ayat 6 mengatur pedoman mengenai perlindungan harta anak yatim dan tata cara pengelolaannya. Tafsir ayat ini menekankan perubahan psikologis dan kedewasaan agar dapat menentukan hak dan batil dalam berbagai masalah yang dihadapi seseorang yang sudah dewasa, termasuk dalam kehidupan ekonomi individu seperti kemampuan mengelola harta. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman mendalam terkait tafsir Surah An-Nisa Ayat 6, sekaligus menganalisis bagaimana implementasinya dalam realitas kehidupan kontemporer saat ini, khususnya di bidang ekonomi. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif menggunakan metode analisis interpretatif digunakan untuk mengklasifikasikan dan menafsirkan teks Al-Qur'an dari berbagai referensi yang terkumpul dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan paradigma Surah An-Nisa Ayat 6 menggarisbawahi perlunya kebijakan perlindungan dan pengelolaan harta yang bijaksana bagi anak yatim, menekankan pada pendidikan keuangan sejak dini, serta pentingnya kesiapan intelektual dan sosial pada usia minimal dewasa dalam mengelola harta warisan. Implementasi nilai-nilai ajaran agama dalam praktik ekonomi mewajibkan pemahaman dan penegakan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi praktis dari ayat ini menekankan pentingnya pendidikan keuangan dan kesiapan individu dalam mengelola harta pada usia minimal dewasa. Hal ini menyoroti perlunya perubahan dalam pendekatan pendidikan keuangan, memfokuskan pada pengembangan keterampilan pengelolaan keuangan, investasi, dan tanggung jawab sosial terkait kekayaan. Juga, memperkenalkan program pendidikan yang mempersiapkan individu untuk mengambil keputusan bijak terkait keuangan, serta memastikan implementasi kebijakan yang memerlukan wali anak yatim untuk memeriksa kelayakan dan kemampuan anak sebelum menyerahkan harta.
Keterkaitan Kriteria Karyawan Berkualitas dengan Pemberian Upah yang Adil dalam Perspektif Surah Al-Qashash Ayat 26 Rizkan Polem, T.; Akmal Tarigan , Azhari; Syukri Albani Nasution , Muhammad
Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 9 No 4 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jms.v9i4.21467

Abstract

Sumber daya manusia merupakan tulang punggung utama yang membentuk kemajuan sebuah organisasi. Di antara faktor-faktor penting yang mendukung kriteria sumber daya manusia yang berkualitas adalah pemberian kompensasi yang adil. Memberikan upah yang adil merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap karya keras pekerja. Ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Islam mengajarkan penghargaan terhadap martabat manusia, bahkan dalam hal-hal yang bersifat ekonomis seperti pemberian upah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria karyawan berkualitas berhubungan dengan pemberian upah yang adil dan bagaimana pemberian upah yang adil mempengaruhi motivasi, kinerja, dan kepuasan karyawan di dalam organisasi. Penelitian ini mengadopsi metode studi kepustakaan yang fokus pada pengumpulan, analisis, dan sintesis informasi dari berbagai sumber literatur. Menunjukkan bahwa perspektif dari Surah Al-Qashash Ayat 26 memberikan arahan yang jelas terkait kriteria karyawan berkualitas. Kualitas itu meliputi kekuatan fisik dan mental, serta integritas dalam menjalankan tugas. Pemberian upah yang adil, seperti yang diajarkan dalam Surahn Al-Qashash Ayat 26 tersebut, bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga membangun hubungan saling percaya antara perusahaan dan karyawan. Upah yang sesuai dengan kontribusi dan kualitas karyawan juga memotivasi mereka untuk memberikan yang terbaik. Upah yang adil bukan hanya soal nominal, tapi juga tentang pengakuan atas usaha dan kontribusi karyawan, yang pada gilirannya memengaruhi komitmen mereka terhadap perusahaan.
Kesejahteraan Ekonomi sebagai Pendorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan: Tinjauan dari Surah Hud Ayat 61 Irawan, Harry; Akmal Tarigan , Azhari; Syukri Albani Nasution , Muhammad
Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 9 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jms.v9i3.21468

Abstract

Fenomena yang terjadi secara luas adalah keterkaitan erat antara tingkat kesejahteraan ekonomi suatu negara dengan kemampuannya untuk mencapai keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Negara-negara dengan ketimpangan yang rendah cenderung mampu mengalokasikan sumber daya secara lebih merata, memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi, yang pada gilirannya meningkatkan stabilitas sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami hubungan antara Kesejahteraan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan melalui tinjauan terhadap Surah Hud Ayat 61. Metode penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian literatur deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan konsep Isti'mar (Memakmurkan Bumi) dalam al-Qur'an, terutama QS. Hud/11:61, sebagai landasan untuk mengembangkan paradigma ekonomi baru yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Isti'mar mengajarkan tanggung jawab manusia untuk merawat bumi sebagai perintah Tuhan, menggarisbawahi pentingnya pengembangan spiritual dan fisik yang seimbang serta hubungan erat antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam. Implikasinya adalah pentingnya mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya alam dalam konteks pembangunan ekonomi berkelanjutan. Hal ini mengingatkan bahwa model pembangunan yang hanya bergantung pada sumber daya alam tanpa memperhatikan lingkungan akan berujung pada kerusakan lingkungan itu sendiri karena sumber daya alam memiliki batas.