Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tasawuf Maqamat dan Ahwal Serta Perkembangannya Dalam Dunia Islam Nawir, Muhammad Yusril; Santalia, Indo
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 3 (2024): Madani, Vol. 2, No. 3 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12666257

Abstract

Kehidupan spiritual sejatinya merupakan fase dimana manusia berotasi pada eksistensi dirinya, dimana fokus utama terletak pada dimensi spiritualnya dan nafs, ruh, qalb adalah sasaran dari kontemplasi tersebut, yang lebih dikenal dengan asketisme. Jika diruntun lebih jauh lagi, bahwa kehidupan asketis tidak dapat dipisahkan dari literatur dalam tradisi Islam, dimana dapat dijumpai sejumlah dalil-dalil dalam al-Qur’an maupun Hadits yang menegaskan potensi manusia terutama dimensi spiritual yang mampu meninggalkan belenggu jasmani (nasitiyah) untuk menanjak naik melalui potensi lahitiyahnya. Inilah yang menjadikan perbincangan seputar teori dan konsep yang lahir berikutnya menjadi unik dan beragam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan (library research) yaitu suatu studi yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam materi perpustakaan. Dengan kata lain penelitian yang mengumpulkan data dari kepustakaan seperti buku-buku sejarah dengan membaca, menelaah, dan  menganalisis berbagai literatur yang ada berupa al-Qur’an, hadis, dan buku sejarah  khususnya yang berkaitan dengan aspek teologi dan tasawuf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maqamat adalah bentuk jamak dari kata maqam, yang secara bahasa berarti pangkat atau derajat. Dalam bahasa Inggris, maqamat disebut dengan istilah stations atau stages. Sementara menurut istilah ilmu tasawuf, maqamat adalah kedudukan seorang hamba di hadapan Allah, yang diperoleh dengan melalui peribadatan, mujahadat dan lain-lain, latihan spritual serta (berhubungan) yang tidak putus-putusnya dengan Allah swt.  Sedangkan Ahwal adalah suatu kondisi jiwa yang diperoleh melalui kesucian jiwa. Hal merupakan sebuah pemberian dari Allah Swt. Bukan sesuatu yang dihasilkan oleh usaha manusia, berbeda dengan yang disebut dengan maqamat. Ahwal juga memiliki macam-macam bentuknya. Antara yang satu dengan yang lain, memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya Muraqabah, memiliki makna yang sama dengan istilah ihsan. Secara historis konsep maqamat diduga muncul pada abad pertama hijriyah ketika para sahabat Nabi masih banyak yang hidup. Sosok yang memperkenalkan konsep tersebut adalah menantu Rasulullah saw yaitu sahabat Ali bin Abi Thalib. Hal ini dapat ditemukan dalam satu informasi bahwa suatu ketika para sahabat bertanya kepadanya mengenai soal Iman, disanalah akar munculnya Maqamat dan ahwal dalam dunia tasawuf.