Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERILAKU SISWA TERLAMBAT SEKOLAH DI KELAS XIII TKJ SMK MINHAJUT THULLAB MUNCAR BANYUWANGI TAHUN AJARAN 2022/2023 Hafidzun Ni’am, Muhamad; Maghfiroh, Nasruliyah Hikmatul; Suharmawan, Wahid
Consilium: Education and Counseling Journal Vol 4 No 2 (2024): Edisi Agustus
Publisher : Biro 3 Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Abduracman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/consilium.v4i2.5138

Abstract

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.00 WIB, tetapi kenyataannya masih ada siswa yang datang lewat jam tersebut. Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada sata jam pertama. Sekolah telah melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa yang datang terlambat ke sekolah misalnya dengan menutup pintu gerbang sekolah setelah kurang lebih 5 menit dari bel dibunyikan, memberikan hukuman fisik, membersihkan halaman sekolah, Membaca do’a di depan pintu gerbang sekolah. Namun begitu, sekolah telah melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa yang datang terlambat ke sekolah. Hasil dari observasi dan wawancara dengan guru BK di kelas XII TKJ SMK Minhajut Thullab, keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat. Dari 29 siswa di Kelas XII TKJ, terdapat 3 siswa yang sering memiliki masalah keterlambatan datang kesekolah diantaranya adalah terdapat 1 (satu) siswa yang memiliki masalah tentang transportasi dan 2 (dua) siswa bermasalah dengan sering bangun kesiangan. Permasalahan seperti inilah yang sering dikemukakan siswa ketika datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah dimulai. Namun, apapun asalan para siswa yang datang terlambat menunjukkan tingkat kedisplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.