Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRUKTUR BIAYA LOGISTIK MARITIM KOMODITAS KAKAO SULAWESI SELATAN (STUDI KASUS: DISTRIBUSI MELALUI PELABUHAN MAKASSAR) Djafar, Wihdat; Chairunnisa, Andi Sitti; Idrus, Misliah; Djalante, Abd Haris; Marampa, Yorinda
Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi Vol. 1 No. 1 (2023): Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember dan Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cocoa is one of the leading commodities in South Sulawesi Province. The main obstacle in product competition is the high cost of logistics. The main challenge for the logistics system in Indonesia is that geographically Indonesia is an archipelagic country where the distribution of goods and commodities in a region is highly dependent on the sea transportation system. Maritime logistics is a logistics network that uses the sea transportation system as the main support. This study aims to provide an overview of the cost structure of Cocoa Commodities in South Sulawesi Province with a case study of distributor PT Mars Indonesia; the distribution of Cocoa is through Makassar Port, namely Makassar Container Terminal and Makassar Newport Port. Logistics cost analysis was carried out using the total logistics cost concept approach and the activity-based costing (ABC) method. The results obtained: the cost of processing and storing cocoa in warehouses is 10.02%, land and sea transportation costs are 51.27%, administrative costs in the cocoa procurement process are 0.18%, the cost of loading and unloading goods at the warehouse and at the port is 17.86%, the cost of packing using sacks is 20.68%. ABSTRAK Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan. Kendala utama dalam persaingan produk adalah tingginya biaya logistik. Tantangan besar sistem logistik di Indonesia adalah secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan dimana distribusi produk barang maupun komoditas suatu wilayah sangat bergantung pada sistem transportasi laut. Logistik maritim merupakan jaringan logistik yang menggunakan sistem transportasi laut sebagai penyokong utama. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran struktur biaya Komoditas Kakao di Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengambil studi kasus distributor PT Mars Indonesia, dimana distribusi kakao melalui Pelabuhan Makassar yakni Terminal Peti Kemas Makassar dan Pelabuhan Newport Makassar. Analisis biaya logistik dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsep total logistics cost dan metode activity-based costing (ABC). Hasil penelitian diperoleh biaya pengelolaan dan penyimpanan kakao di gudang 10,02%, biaya transportasi darat dan laut 51,27%, biaya administrasi pada proses pengadaan kakao 0,18%, biaya bongkar muat barang saat di gudang dan di Pelabuhan 17,86%, biaya pengepakan menggunakan karung 20,68%.
ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN NUSANTARA PAREPARE Idrus, Misliah; Djalante, Abd Haris; Lopo, Trisman
Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi Vol. 1 No. 3 (2023): Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember dan Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/berkalafstpt.v1i3.626

Abstract

Nusantara Parepare Port connects Parepare with cities on the coast of Kalimantan, Surabaya, and Port cities in Eastern Indonesia. The position of Parepare Port is quite strategic in the context of developing sea transportation services because of the position of Parepare City as one of the Densest Economic development areas in Eastern Indonesia which consists of five regions, namely Pinrang, Sidrap, Barru, and Enrekang. Nusantara Port is a passenger port with a terminal capacity of 500 people with an area of 720 m2 and a parking lot area of 4.256 m2, an average passenger flow per day of 1.000 people, and the area of the parking lot used is an average of 5.060 m2, with a total of 316 cars and 738 motorcycles. The purpose of the study is to analyze the capacity of passenger lounges and parking lots, The method used is the growth and regression method to forecast the flow of passengers and vehicles and the capacity is determined by utility/utilization rate. The results of the study on the available waiting room capacity of 720 m2 and the available parking lot of 4.256 m2, must be added to the waiting room area of 186.10 m2 with a total area of 906.10 m2 and a parking lot of 1.052 m2 with a total area of 5.308 m2 at this time until 2035. ABSTRAK Pelabuhan Nusantara Parepare menghubungkan Parepare dengan kota - kota di pesisir Kalimantan, Surabaya, dan kota - kota Pelabuhan di Indonesia bagian timur. Posisi Pelabuhan Parepare cukup strategis dalam rangka pengembangan jasa transportasi laut karena kedudukan Kota Parepare sebagai salah satu kawasan pengembangan ekonomi terpadat di Indonesia Timur yang terdiri dari lima daerah Yaitu Pinrang, Sidrap, Barru, dan Enrekang. Pelabuhan Nusantara merupakan pelabuhan penumpang dengan kapasitas terminal 500 orang dengan luas 720 m2 dan luas lapangan parkir 4.256 m2 arus penumpang rata - rata perhari 1.000 orang, dan luas lapangan parkir yang digunakan rata-rata 5.060 m2, dengan jumlah kendaraan 316 mobil dan 738 motor. Tujuan penelitian adalah menganalisis kapasitas ruang tunggu penumpang dan lapangan parkir, Metode yang digunakan adalah metode pertumbuhan dan regresi untuk meramalkan arus penumpang dan kendaraan dan kapasitas ditentukan dengan utilitas/tingkat pemanfaatan. Hasil penelitian kapasitas ruang tunggu yang tersedia 720 m2 dan lapangan parkir yang tersedia 4256 m2, sudah harus ditambahkan luas ruang tunggu sebesar 186,10 m2 dengan luas total 906,10 m2 dan lapangan parkir sebesar 1.052 m2 dengan luas total 5.308 m2 saat ini sampai tahun 2035 mendatang