Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MEKANISME ANTAGONIS LIMA ISOLAT Bacillus subtilis TERHADAP Colletotrichum capsici DAN C. gloeospoiroides IN VITRO Nur Kholida Wulansari; Nur Prihatiningsih; Heru Adi Djatmiko
Agrin Vol 21, No 2 (2017): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2017.21.2.371

Abstract

Colletotrichum capsici dan C. gloeospoiroides adalah jamur patogen penting pada cabai merah yang dapatmenurunkan produktivitas. Upaya untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan pengendalian hayatimenggunakan Bacillus subtilis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya hambat lima isolat B.subtilis yaituB46, B209, B211, B298, dan B315 terhadap patogen C. capsici dan C. gloeospoiroides asal tanaman cabai.Percobaan laboratorium dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 ulangan. Pengujian in vitrodilakukan menggunakan teknik dual culture pada medium PDA. Hasil penelitian menunjukkan efektifitaspenghambatan C.capsici paling baik pada isolat B209 sebesar 34,25%. Efektifitas penghambatan C.gloeospoiroides pada isolat B211 sebesar 28,89%. Efektifitas penghambatan berpengaruh pada bobot keringmisellium dan morfologi hifa C. capsici dan C. gloeospoiroides. Morfologi hifa C. capsici dan C. gloeospoiroidesmengalami lisis, menebal, dan membengkak.Kata kunci: C. capsici, C. gloeospoiroides, B. subtilis, antagonistik, daya hambatABSTRACTColletotrichum capsici and C. gloeospoiroides are an important pathogen on red chili pepper and causedproductivity losses. Biological control using B. subtilis is an attempt to solve the problem. The objectives of thisstudy is to determines the inhibition ability of five B. subtilis isolates, i.e. B46, B209, B211, B298, dan B315against C. capsici and C. gloeospoiroides pathogens from chili pepper. Laboratory experinments arranged incomplete randomized design with five replication. Dual culture method used PDA medium on in vitro test. Resultshowed the best inhibition effectiveness of C.capsici on B209 isolates at 34.25%. The best inhibition effectivenessof C. gloeospoiroides on B211 isolates at 28,89%. The inhibition effectiveness affects mycellium dry weight andhypha morphology of C. capsici and C. gloeospoiroides. Hypha morphology of C. capsici and C. gloeospoiroidesis lysis, thickening, and swelling.Key words: C. capsici, C. gloeospoiroides, B. subtilis, antagonistic, inhibitor ability
PENGARUH FORMULASI NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT CERI PADA SISTEM HIDROPONIK TETES Nur Kholida Wulansari; Ratna Dwi Hirma Windriyati; Ari Kurniawati
Agrin Vol 25, No 1 (2021): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2021.25.1.557

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi nutrisi  AB-Mix, pupuk organik cair dan pupuk hayati pada sistem hidroponik tetes untuk tanaman tomat ceri. Penelitian dilakukan di screen house di Dusun Gunungmalang, Kecamatan Serang, Kabupaten Purbalingga pada ketinggian 1400 m dari permukaan laut pada bulan Agustus – September 2020. Perlakuan dicoba yaitu P1(100% dosis AB-Mix), P2 (75% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati), P3(50% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati), P4 (25% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati), dan P5 (0% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati). Rancangan perlakuan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah cabang. Hasil peneltian menunjukkan formulasi nutrisi 75% AB Mix + POC + Pupuk Hayati dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan nutrisi AB-mix pada budidaya tomat ceri sistem hidroponik tetes pada media cocopeat. Kata kunci: formulasi nutrisi, hidroponik tetes, tomat ceri
Pengaruh Varietas dan Media Tanam pada Sistem Hidroponik Tetes Tomat Ceri di Dataran Rendah Nur Kholida Lisa Wulansari; Ratna Dwi Hirma Windriyati; Ari Kurniawati
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.991 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i3.975

Abstract

The study aims at getting the right media and the appropriate varieties for cherry tomato production using hydroponic drops in lowland areas, doing a vecial experiment with 2 factors: planting media and variety. The plant medium is cocopeat, chaff and ferns. The varieties used were Red Ruby, Rojita, and Juliet. The environmental design used is the random design of the group of 3 variable reenactments observed being the height of the plants, the diameter of the bar, the volume of the root, the weight of the fresh root, the weight of the fresh header, the weight of fresh brash and the bushy weight of the data plant that is obtained is analyzed using a variegated analysis at 5% error. If different is real then the analysis is carried out using the smallest real difference analysis at the point of error 5% to find out the difference between treatments. The conclusion of the study is 1) the production of cherry tomatoes in the lowlands USES the hydroponic system of drops affected only by varieties and 2) the Rojita is the best variety for harvesting cherry tomatoes using drip hydroponics compared with red ruby and Juliet.
Exploration and Identification of Entomopathogenic Fungi Isolated Spodoptera frugiperda from Sumbang, Banyumas Regency Nur Kholida Wulansari; Ratna Dwi Hirma Windriyanti; Larin Tika Febrianti; Gita Anggraeni; Lafi Na’imatul Bayyinah; Endang Warih Minarni
Nusantara Science and Technology Proceedings Seminar Nasional Agroteknologi 2022
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2023.3104

Abstract

Biological control of plant pests is an eco friendly controlling way with consideringeco-friendly of agroecosystem. Biological control does by usithe ng natural enemies introduced from the area and other areas. Biological control of plant pests can used by predators, parasitoids, and entombe opathogens. Identification of entomopathogenic fungi did at the integrated laboratory, Nahdlatul Ulama University, Purwokerto. The research method used is purposive sampling. Entomopathogenic fungi were identified and observed for macroscopic and microscopic characteristics. This study aims to determine the entomopathogenic fungi found in the corn cultivation center, Sumbang District, Banyumas Regency. The results of the study found there was Aspergillus spp in the corn cultivation center, Sumbang District, Banyumas Regency. Aspergillus spp was found to infect Spodoptera frugiperda. Aspergillus spp is reported can infect various types of insects so that it is effective in pest control.
Assistance of The Farmer Group Named Suko Makmur in Controlling of The Brown Planthopper (Nilarvata LugenStal) in Kamulyan Village, Kuwarasan Sub-District, Kebumen Regency Nur Kholida Wulansari; Ratna Dwi Hirma Windriyati; Ari Kurniawati
Khadimul Ummah Vol 6, No 1 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v6i1.5614

Abstract

Rice is the staple food of Indonesian people. Kebumen is one of the regencies in Indonesia that produce 7.92 tons of rice ha-1. However, in the cultivation process, a farmer group in Kamulyan village named Suko Makmur faced many obstacles, including the brown planthopper. To reduce the resistance of the pest causing pest explosion, a preventive action called The Integrated Pest Management Farmer Field School was conducted (SL-PHT). The method of SL-PHT included sharing knowledge through counseling, training for the propagation of fungal isolates (Mettarhizium spp and Beauveria bassiana), and practicing integrated pest control. The results of this activity were that the farmers can understand the main point of agroecosystem management and sustainable land management. Moreover, the farmers capable of being independent in making bio-pesticide derived from Mettarhizium spp and Beauveria bassiana. The farmers also capable of pest management using bio-insecticide.
Efektifitas Formulasi Pupuk Organik Cair dan Pupuk Hayati-P60 Mengendalikan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Tomat Ceri (Solanum lycopersicum) Sistem Hidroponik Nurkholida Lisa Wulansari; Ratna Dwi Hirma Windriyati; Ari Kurniawati; Lafi Na’imatulbayinah
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.966 KB) | DOI: 10.37637/ab.v6i1.1059

Abstract

Tomat ceri merupakan jenis sayur yang dapat dibudidayakan dengan metode konvensional di dataran tinggi.  Seiring bertambahnya permintaan, pola budidaya tomat ceri hidroponik mulai dikembangkan budidaya dengan teknik hidroponik di dataran rendah. Pertumbuhan tomat ceri dengan teknik hidroponik tidak lepas dari serangan patogen. Salah satu patogen Phytopthora infestans yang menyerang tomat ceri yaitu atau dikenal sebagai penyakit hawar daun bakteri. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi dosis pengurangan AB-Mix dengan substitusi menggunakan pupuk organik cair dan pupuk hayati dalam menghambat patogen P. infestans. Metode pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 5 perlakuan yaitu P1(100% dosis AB-Mix), P2 (75% dosis AB-Mix+POC+pupuk hayati), P3 (50% dosis AB-Mix+POC+pupuk hayati), P4 (25% dosis AB-Mix+POC+pupuk hayati), P5(0% dosis AB-Mix+POC+pupuk hayati).  dengan 6 ulangan. Variabel yang diamati yaitu gejala serangan, masa inkubasi, intensitas penyakit, dan efektivitas penghambatan. Penyakit hawar daun bakteri pada tanaman tomat ceri yang disebabkan oleh patogen P. infestans memiliki ciri-ciri bercak coklat kehitaman pada daun, kemudian menyebar pada ranting dan batang. Gejala lanjut akan menyebabkan daun busuk dan akhirnya mengering. Penggunaan perlakuan mampu menunda masa inkubasi. Perlakuan P5 memiliki intensitas penyakit terendah yaitu 8,51% dan efektivitas penghambatan 81,21%. Hal ini berarti dengan pengurangan pupuk AB-Mix dan penambahan POC serta pupuk hayati pada sistem hidroponik efektif dalam menurunkan gejala penyakit hawar daun bakteri.
IDENTIFIKASI KERAGAMAN GULMA PADA LAHAN BUDIDAYA UBI KAYU DI DESA TAMANSARI, KARANGLEWAS, BANYUMAS Lafi Naimatul Bayyinah; Risqa Naila Khusna Syarifah; Mutala’liah Mutala’liah; Nur Kholida Wulansari
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v6i2.102

Abstract

Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat, sehingga produksi ubi kayu yang maksimal dapat mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satu faktor pembatas dalam upaya peningkatan produksi tanaman ubi kayu adalah keberadaan gulma pada lahan budidaya. Gulma dapat menjadi pesaing bagi ubi kayu dalam mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh, serta dapat menjadi inang hama dan patogen, sehingga perlu dilakukan pengendalian. Penentuan metode pengendalian gulma membutuhkan informasi mengenai vegetasi gulma yang tumbuh di lahan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman gulma serta menentukan gulma dominan pada lahan budidaya ubi kayu di Desa Tamansari, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan identifikasi terhadap gulma sampel, serta metode kuantitatif dengan melakukan analisis vegetasi gulma. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Kuadrat menggunakan plot ukuran 0,5×0,5 m2 secara acak dengan melemparkan plot ke lahan budidaya ubi kayu sebanyak 10 kali sehingga terdapat 10 plot sampel. Hasil pennelitian menunjukkan bahwa pada lahan budidaya ubi kayu di Desa Tamansari, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten banyumas, ditemukan 2 golongan gulma, yaitu gulma rerumputan yang terdiri dari 2 species, dan gulma berdaun lebar yang terdiri dari 5 spesies. Gulma dominan pada lahan tersebut adalah Eleusin indica (nilai SDR 44,6%), Alternanthera sessilis (nilai SDR 21,7%), dan Ottochloa nodosa (nilai SDR 19,6%).