Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : SONDE (Sound of Dentistry)

Deteksi Dini Oral Squamous Sel Carcinoma (OSCC) dengan Menggunakan Human Papillomavirus (HPV) sebagai Penandanya Natallia Pranata
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 3 No. 2 (2018): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.176 KB) | DOI: 10.28932/sod.v3i2.1787

Abstract

Insidensi oral squamous cell carcinoma (OSCC) secara global diprediksi akan meningkat sekitar 62% pada tahun 2035. Salah satu pathogen yang dapat menyebabkan keganasan adalah human papillomavirus (HPV). Pada kasus OSCC sekitar 17% hingga 87% diakibatkan oleh infeksi HPV.1–3 OSCC memiliki prognosis yang baik jika terdeteksi pada tahap dini. Deteksi HPV pada OSCC menjadi biomarker penting, dan dapat digunakan sebagai screening populasi memiliki resiko terkena OSCC.
Gambaran Komplikasi Post Odontektomi Gigi Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah Tahun 2018 di RSGM X Bandung Neng Vivie Agustina Puspitasari; Borman Sumaji; Natallia Pranata
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 4 No. 2 (2019): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/sod.v4i2.1913

Abstract

Perkembangan dan pertumbuhan gigi sering mengalami gangguan pada saat erupsi. Gigi yang tidak berhasil erupsi dengan sempurna dan terpendam dalam rahang dengan posisi yang abnormal disebut impaksi. Frekuensi impaksi gigi yang paling sering terjadi adalah gigi molar ketiga rahang bawah. Impaksi gigi molar ketiga rahang bawah juga dapat mengganggu proses pengunyahan dan sering menyebabkan berbagai komplikasi, maka dari itu diperlukan pencabutan. Upaya mengeluarkan gigi impaksi terutama pada molar ketiga rahang bawah dilakukan dengan tindakan pembedahan yang disebut dengan odontektomi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi gambaran komplikasi pada pasien yang telah dilakukan odontektomi di RSGM X Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observational yang dirancang secara deskriptif dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan data Rekam Medis pasien pada Januari - Desember 2018 di RSGM X Bandung dengan hari kontrol pada hari ke 7. Hasil penelitian ini terdapat beberapa komplikasi post odontektomi gigi molar ketiga rahang bawah seperti trismus 1,62%, bengkak 4,22%, parestesia 0,32%, dry socket 1,94%, perdarahan 1,62%, sakit 17,2%, fraktur 0%. Komplikasi post odontektomi yang terjadi di RSGM X Bandung pada hari kontrol hari ke 7 setelah dilakukan odontektomi sebanyak 25,5%.
Potensi Herbal Antibakteri Cuka Sari Apel terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Rudy Djuanda; Varin Aulia Helmika; Fiona Christabella; Natallia Pranata; Vinna Kurniawati Sugiaman
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 4 No. 2 (2019): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/sod.v4i2.2141

Abstract

Irigasi saluran akar merupakan tahapan penting dalam menunjang keberhasilan perawatan saluran akar. Mikroorganisme paling resisten dan sering ditemukan pada kasus setelah dilakukan perawatan saluran akar adalah Enterococcus faecalis, dengan prevalensi berkisar 24-77%. Chlorhexidine digluconate dengan konsentrasi 2% digunakan untuk larutan irigasi saluran akar yang efektif, namun tidak memiliki kemampuan untuk melarutkan jaringan nekrotik. Cuka sari apel memiliki kandungan asam organik yaitu asam asetat dapat yang dapat bertindak sebagai antimikroba yang dapat menyebabkan hilangnya integritas sel. Penelitian ini menguji pengaruh antibakteri, daya hambat, kadar hambat minimum, dan kadar bunuh minimum sediaan cuka sari apel terhadap bakteri Enterococcus faecalis dengan Chlorhexidine digluconate 2% sebagai kelompok kontrol terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu dasar pengembangan cuka sari apel sebagai bahan irigasi saluran akar dan dapat mengetahui aktivitas daya hambat optimum dari sediaan cuka sari apel terhadap bakteri Enterococcus faecalis secara in vitro.Desain penelitian ini bersifat eksperimental labotratorik secara in vitro menggunakan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer) dengan pengamatan zonahambat. Data yang diukur adalah diameter zona hambat dari pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm). Kadar bunuh bakteri pada penelitian ini diadaptasi dari metode yang dikembangkan oleh CLSI (Clinical Laboratory Standart Institute, 2014) dengan modifikasi.Diameter zona hambat cuka apel meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi, bahkan pada konsentrasi minimal 25% dapat membunuh bakteriEnterococcus faecalis Potensi antibakteri cuka apel setara dengan Chlorhexidine digluconate 2%.