Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENJANGKA KAMBANG DEKAT FRASE DETERMINER BUKAN PENJANGKA DEKAT FRASE NOMINA Faqihul Anam
Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam Vol 17 No 2 (2017): Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/tamaddun.v17i2.2527

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk merivisi penggunaan istilah Penjangka Dekat Frase Nomina (Penj Dekat FN) ( (Q adjacent NP) yang dipopulerkan oleh El-Sadaany dan Muhammed Shams (2012) melalui penggunaan dalil-dalil pembuktian yang didasarkan pada pendekatan sintaksis Tata Bahasa Leksikal Fungsional (TLF). Data pembuktian diperoleh dalam hasil tulisan penelitian sebelumnya (Benmamun, 1999) dengan menggunakan teknik catat. Berdasarkan pembuktian yang berdasarkan kerja pendekatan TLF, disimpulkan bahwa konsep/istilah Penj Dekat FN adalah istilah yang tidak tepat. Adapun konsep yang paling tepat adalah Penjangka Kambang Dekat Frase Determiner (PenjKam dekat FD). Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan properti sintaksis dan semnatik yang kurang dicermati oleh El-Sadaany dan Muhammed Shams (2012). Kata Kunci: Penj dekat FN, PenjKam dekat FD, TLF
Introduksi Indonesia dalam Karya Sastrawan Arab Muhammad Walidin; Faqihul Anam; Irfansyah Irfansyah
BIDIK: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Bidik: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1586.46 KB) | DOI: 10.31849/bidik.v2i2.9891

Abstract

Bangsa Arab dan sastra adalah identik. Oleh karena itulah al-Qur’an diturunkan, yaitu untuk menandingi kedigdayaan sastrawan Arab. Perjalanan para sastrawan itupun tetap eksis hingga zaman modern. Di antara yang memiliki nama besar dalam percaturan sastra Arab modern adalah nama-nama berikut ini; Mustafa Lutfi al-Manfaluti (1876), Toha Husein (1889), Taufiq al-Hakim (1898), Ali Ahmad Bakasir (1910), Najib Mahfuz (1911), Yusuf Siba’I (1917), Yusuf Idris (1927), Najib el-Kilany (1931), Nawal as-Sa’dawy (1931), dan Samirah binti al-Jazirah (1943). Dua sastrawan berikut: Ali Ahmad Bakasir dan Najib Kailany ternyata memiliki kedekatan dengan Indonesia. Ali Ahmad Bakasir merupakan sastrawan Arab kelahiran Indonesia yang menampilkan drama tentang Indonesia di Mesir dan berperan dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Sementara Najil el-Kilany memiliki perhatian terhadap peristiwa G-30/S-PKI.