Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BOUNDING ATTACHMENT DENGAN SIKAP DALAM ROOMING IN PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR TAHUN 2016 Katarina Iit , Telly Katharina,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 6 No. 1 (2016): Jurnal Kebidanan Volume 6 Nomor 1 Tahun 2016
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BOUNDING ATTACHMENT DENGAN SIKAP DALAM ROOMING IN PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS SIANTAN HILIRTAHUN 2016Telly Katharina1, Katarina Iit2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.comAbstrak Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa orang ibu nifas di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak ditemukan hasil sebagian besar dari ibu nifas tersebut mempunyai pengetahuan yang kurang tentang bounding attachment dan rooming in. Beberapa Ibu nifas tersebut juga memiliki sikap yang buruk terhadap bounding attachment seperti menyusui sambil memegang handphone, tidak memberikan asi karena keletihan setelah proses persalinan dan bahkan ada yang memarahi bayi ketika menangis. Padahal tindakan tersebut dapat mempengaruhi proses kelekatan dan bahkan akan membawa dampak buruk bagi bayi pada saat dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang bounding attachment dengan sikap dalam rooming in pada ibu nifas di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan desember sampai bulan April 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang ibu nifas yang melakukan rooming in dengan bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 responden (57%) berpengetahuan cukup dan sebagian dari responden mendukung dalam rooming in. Hasil penelitian yaitu X2 hitung (1,991) 5,991 dan diperoleh nilai P value = (0,370) (0,05) artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bounding attachment dengan sikap dalam rooming in pada ibu nifas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bounding attachment dengan sikap dalam rooming in di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak tahun 2016. Disarankan agar bidan dapat memberikan pemahaman dan informasi pada ibu nifas serta meningkatkan pelayanan kesehatan dengan melakukan penyuluhan dan tentang bounding attachment secara langsung pada ibu dan rooming in untuk bayi sehingga dapat terlaksana dengan baik.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Bounding Attachment, Rooming In, Ibu Nifas
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2017 Katarina Iit, Chahyani Erlita,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 7 No. 1 (2017): Jurnal Kebidanan Volume 7 Nomor 1 Tahun 2017
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADAKABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2017Chahyani Erlita1, Katarina Iit2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.comAbstrak Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. Berdasarkan data yang didapatkan di Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak bulan maret 2015, didapatkan 7 kasus preeklamsia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik yang meliputi usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dengan kejadian preeklamsia. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan retrospektif. Subyek penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh populasi yang ada (total populasi) yaitu sebanyak 39 orang ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 kasus ibu dengan preeklamsia banyak terjadi pada kelompok usia 20-35 tahun (76,92%), pada ibu hamil primigravida (82,05%), tingkat pendidikan Atas (74,36%), pada ibu yang tidak bekerja (56,41%), ibu dengan status ekonomi kurang (66,67%), tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Bagi tempat pelayanan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan pendidikan kesehatan agar mengurangi kasus preeklamsia.Kata Kunci: Karakteristik, Preeklampsia, Ibu Bersalin
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN PERIODE 2017 Yuliana, Katarina Iit,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 7 No. 2 (2017): Jurnal Kebidanan Volume 7 Nomor 2 Tahun 2017
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYATAHUN PERIODE 2017Katarina Iit1, Yuliana2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.comAbstrak Angka kematian neonatal dini menjadi salah satu penyumbang terbesar tingginya angka kematian bayi. Peningkatan usia maternal akan meningkatkan berbagai resiko seperti Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Diketahui bahwa jumlah persalinan di RS TK II Kartika Husada pada bulan Januari-Desember tahun 2016 adalah 1004 orang, dimana bayi yang mati Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 34 bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Karakteristik Ibu Bersalin dengan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) di Rumah Sakit TK II Kartika Husada Kabupaten Kubu Raya Tahun Periode 2016. Metode penelitian ini mengunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan Retrospektif, dengan jumlah sampel 34 ibu bersalin dengan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan alat ukur yaitu lembar ceklis. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 24 orang responden (70,5%) berumur 20-25 tahun dan 10 orang (29,4%) berumur <20atau>35 tahun, Sebagian besar dari responden (64,7%) yaitu 22 orang dengan paritas 2-5 dan 12 orang (35,3%) paritas <1atau>5, sebagian besar responden (61,7%) yaitu 21 orang yaitu pada usia kehamilan preterem dan 1 orang (2,9%) usia kehamilan postterem, hampir seluruh responden (91,1%) yaitu 31 orang yang tidak riwayat preeklamsia dan 3 orang (8,9%) dengan preeklamsia, Sebagian dari reponden (52,9%) yaitu 18 orang anemia (Hb<11gr%) dan 16 orang (47,1%) yang anemia, Sebagian besar dari responden (79,4%) yaitu 27 yang tidak presentasi kepala dan 7 orang (20,6%) dengan kelainan letak bokong,lintang,dan kaki, hampir seluruh responden (88,2%) yaitu 30 yang tidak plasenta previa dan solusio plasenta dan 4 orang (11,8%) denga plasenta previa dan solusio plasenta. Kesimpulan penelitian yang paling tinggi yaitu pada umur 46 tahun dan yang paling dominan yaitu menunjukan hampir seluruh responden (91,1%) yaitu 34 responden dengan kasus karakteristik ibu yang tidak riwayat ada penyakit preeklamsia. Saran diharapkan penelitian ini dapat melakukan penapisan pada ibu dengan resiko seperti ibu bersalin dengan IUFD dan meningkatkan informasi tentang tanda bahaya kehamilan pada ibuKata Kunci: Karakteristik, Ibu Bersalin, Intra Uterine Fetal Death (IUFD
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN SIKAP DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS ARISMAWATI KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2017 Katarina Iit, Megalina Limoy,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 8 No. 1 (2018): Jurnal Kebidanan Volume 8 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN SIKAP DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS ARISMAWATIKABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2017Megalina Limoy1, Katarina Iit2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.comAbstrakKontrasepsi pada keluarga berencana mengambil peran penting dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Di Kabupaten Kubu Raya kontrasepsi KB suntik menempati posisi pertama dengan jumlah 23.140 orang sedangkan di BPS Arismawati selama 5 bulan terakhir yakni november 2016 sampai Maret 2017 KB suntik 3 bulan mendapat posisi pertama dibanding kontrasepsi lain sebanyak 548 orang. Sementara dalam keefektifan KB suntik, kurang dibanding kontrasepsi jangka panjang. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu dengan sikap dalam pemilihan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan di BPS Arismawati Kabupaten Kubu Raya tahun 2017. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis korelasi dengan jumlah responden 45 orang menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik ibu sebagian besar usia 20-35 tahun 27 orang (60%), sebagian besar berpendidikan rendah 29 orang (64%), sebagian besar berpengetahuan cukup 27 orang (60%), sebagian besar berpendapatan >900.000 32 orang (71%), sebagian paritas <2 atau 2, 22 orang (56%), sebagian besar jarak tempuh dekat dari BPS 30 orang (67%) serta sikap sebagian besar mendukung sebanyak 28 orang (62%). Hasil uji statistik yang diperoleh dengan uji chi square didapatkan bahwa usia dengan sikap dengan p 0,428 > 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan sikap ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan sementara pada karakteristik yang lain juga didapatkan p lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik ibu sebagian besar berpendapatan tinggi sementara itu tidak ada hubungan antara karakteristik ibu dengan sikap dalam pemilihan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan di BPS Arismawati tahun 2017. Disarankan perlu adanya upaya untuk memberikan arahan ataupun bimbingan konseling kesehatan kepada akseptor KB dalam menentukan penggunaan KB yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga peran dari KB itu benar-benar berjalan sehingga dapat menekan laju pertumbuhan pendudukKata Kunci: Kontrasepsi, Karakteristik, Sikap, KB Suntik 3 Bulan
HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI RB MARIANA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2018 Megalina Limoy, Katarina Iit,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Kebidanan Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI RB MARIANA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2018Katarina Iit1, Megalina Limoy2Akademi Kebidanan Panca BhaktiEmail korespondensi: katarinaiit17@gmail.comAbstrakPemilihan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) oleh wanita usia subur antara lain di pengaruhi oleh pengetahuan. Dari studi pendahuluan yang di lakukan pada 10 akseptor tidak menggunakan Intra Uterine Device (IUD) di dapatkan bahwa 3 orang akseptor tidak mengetahui tentang kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD), 4 orang akseptor takut menggunakan Intra Uterine Device (IUD) dan 3 orang akseptor tidak mendapatkan izin dari suami. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang hubungan pengetahuan ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi IUD, meliputi umur, paritas, pendidikan, pekerjaan an dukungan suami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional, adapun jumlah responden berdasarkan estimasi sebesar 107 orang ibu akseptor KB. Penggumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat (distribusi frekuensi) dan analisa bivariat dengan uji kai kuadrat. Hasil analisa univariat, sebagian inbu pengetahuannya kurang terhadap alat kontrasepsi IUD (45,8%), berumur ≥ 20 tahun (84,1%), paritas ≥2 (37,4%), pendidikan tinggi (47,7%), pekerjaan yang bekerja (67,3%), dukungan suami yang mendukung (49,5%). Hasil analisa bivariat, variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan pengetahuan ibu terhadap alat kontrasepsi IUD adalah umur (p = 0,016 dan OR = 4,879), paritas (p = 0,001 dan OR = 0,239), pendidikan (p = 0,012 dan OR = 0,359) dan dukungan suami (p = 0,012 dan OR = 2,818), sedangakan yang tidak mempnyai hubungan signifikan dengan pengetahuan terhadap alat kontrasepsi IUD adalah pekerjaan (p = 1,000 dan OR = 1,005). Saran dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya pasangan usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD, koordinasi bersama PLKB, bidan desa, dan kader kesehatan serta tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan alat kontrasepsi IUD.Kata Kunci: Faktor-Faktor, Mempengaruhi, Pemilihan, IUD, Wanita Usia Subur
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN IBU DALAM MEMBAWA ANAK USIA 1-5 TAHUN MELAKUKAN PENIMBANGAN DI WILAYAH KERJA POSYANDU LILI KABUPATEN MEMPAWAH TAHUN 2018 Katarina Iit, Elise Putri,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Kebidanan Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN IBU DALAM MEMBAWA ANAK USIA 1-5 TAHUN MELAKUKAN PENIMBANGAN DI WILAYAH KERJA POSYANDULILI KABUPATEN MEMPAWAH TAHUN 2018Elise Putri1, Katarina Iit2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.comAbstrakDeteksi tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra-sekolah. Dengan penimbangan balita secara teratur dan terus-menerus, bila ada kelainan yang terdapat pada balita dapat diamati dan ditentukan sedini mungkin, dan sekaligus menentukan tindak lanjutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan atau tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu dalam membawa anak usia 1-5 tahun melakukan penimbangan di Posyandu Lili Kabupaten Mempawah Tahun 2018. Metode penelitian desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian Posyandu Lili. Populasi dalam penelitian ini 123 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun dengan sampel 35 diambil dari 25% jumlah populasi dan ditambah drop out 10%. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil yang didapatkan adalah penelitian yang didapatkan dari 35 responden bahwa sangat sedikit dari responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 2 orang (5,7%) dan sebagian besar dari responden berpengetahuan cukup tentang membawa anak usia 1-5 tahun melakukan penimbangan yaitu sebanyak 21 orang (60%). Dan keaktifan yang didapatkan bahwa sebagian dari responden tidak aktif dalam membawa anak usia 1-5 tahun melakukan penimbangan yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Dan hasil perhitungan Chi Square yaitu 1,92 < 5,991. Dengan demikian x2 hitung < x2 tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu dalam membawa anak usia 1-5 tahun melakukan penimbangan di Posyandu Lili Kabupaten Mempawah Tahun 2018. Saran untuk tempat penelitian adalah supaya bisa menjadi masukan bagi posyandu, kader dan tenaga kesehatan untuk menyarankan ibu membawa anak usia 1-5 tahun melakukan penimbangan secara teratur setiap bulan di Posyandu Lili.Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Tumbuh Kembang, Bayi dan Balita
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS DAN IMPLIKASINYA PADA REMAJA DI SMP ADISUCIPTO KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2018 Telly Katharina, Katarina Iit,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 9 No. 1 (2019): Jurnal Kebidanan Volume 9 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS DAN IMPLIKASINYA PADA REMAJA DI SMP ADISUCIPTO KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2018Katarina Iit1, Telly Katharina2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: Katarinaiit17@gmail.comAbstrakDi Indonesia pada tahun 2012 menunjukan bahwa sekitar 1% anak laki-laki dan 4% anak perempuan dilaporkan telah melakukan hubungan seksual sebelum usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika berusia di bawah 10 tahun. Usia 13 dan 14 tahun dilaporkan hampir 4% telah melakukan hubungan seksual dan persentasenya relative meningkat seiring pertambahan usia. Tahun 2009 perilaku seksual pra-nikah remaja di Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat menunjukan bahwa 56,9% pernah kissing, 30,7% necking, 13,8% petting, 7,2% oral seks, 5,5% anal seks, dan 14,7% pernah melakukan intercourse. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Data penelitian menggunakan data primer yang diambil melalui quesioner. Sampel berjumlah 200 responden remaja, di SMP Adisucipto kabupaten kuburaya tahun 2018. Data diolah dengan sistem komputerisasi dan analisis dengan menggunakan chi square. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui dari 200 responden, jumlah remaja dengan pengetahuan tinggi sebesar 126 responden (63,0 %), sedangkan siswa putri yang memiliki pengetahuan rendah sebesar 74 responden (37,0%). Sebanyak 110 responden (55%) kategori umur remaja pertengahan, sebanyak 118 responden (59 %) dengan pendidikan ayah tinggi, sebanyak 103 responden (51.5%) pendidikan ibu rendah, sebanyak 117 responden (58.5%) sebanyak 153 responden (76.5%) penghasilan ibu rendah dan sebanyak 154 responden (77%) mendapatkan sumber informasi dari non media. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan penghasilan ayah dengan pengetahuan remaja puteri tentang perubahan sistem reproduksi di SMPN 1 Sukaresik Tasikmalaya 2013. Dengan demikian remaja putri dapat terus meningkatkan pengetahuan tentang perubahan sistem reproduksi dengan banyak menambah pengetahuan dari buku – buku, majalah, media elektronik dan internet atau menambah pengalaman dengan mengunjungi Puskesmas PKPR (Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja) atau PIK KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) di daerah setempat.Kata Kunci: Pengetahuan, Seksualitas dan Implikasinya, Remaja
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2019 Katarina Iit, Megalina Limoy,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Kebidanan Volume 9 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYATAHUN 2019Megalina limoy1, Katarina Iit2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail Korespondensi: limoy.elena@gmail.comAbstrakPenyakit diare di Kota Pontianak merupakan masalah dari tahun ketahun, penyakit ini selalu ada dan dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan menyebabkan kematian terutama pada Balita. Angka kesakitan diare masih mengalami fluktuasi, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi dan masih memerlukan waktu untuk peningkatannya seperti sanitasi lingkungan, faktor gizi, pendidikan, sosial ekonomi, kependudukan dan prilaku masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di Puskesmas sungai raya kecamatan suai raya kabupaten kubu raya. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelasi dengan metode cross sectional untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Ukuran sampel yang digunakan sebanyak 137 responden. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa yang mempunyai hubungan yang signifikan dari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare adalah status pekerjaan ibu OR= 5,54 (1,21 – 25,32) dan pengetahuan ibu OR= 3,60 (1,19- 10,87). Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan antara lain umur ibu, pendidikan ibu, umur balita, status ASI, status gizi balita, sarana air bersih dan jamban.Kata kunci: kejadian diare, balita, faktor-faktor, puskesmas
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BATITA DENGAN STATUS GIZI (IMT/U) PADA BATITA USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU PEDULI BANGSA TAHUN 2019 Megalina Limoy, Katarina Iit,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Kebidanan Volume 9 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BATITA DENGAN STATUS GIZI (IMT/U) PADA BATITA USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU PEDULI BANGSATAHUN 2019Katarina Iit1, Megalina Limoy2Akademi Kebidanan Panca Bhakti Email korespondensi: katarinaiit17@gmail.comAbstrakGizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, menyimpan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Status gizi merupakan prediktor kualitas sumberdaya manusia. Penanganan yang tepat pada awal kehidupan anak akan menentukan kualitas hidup mereka di kemudian hari. Usia dua tahun awal kehidupan rentan pada usia satu hingga dua tahun kehidupan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi batita dengan status gizi (IMT/U) pada batita usia 1-3 tahun di Posyandu Peduli Bangsa tahun 2019. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 responden. Hasil penelitian dari 48 responden ini adalah 33 responden (68,7%) berpengetahuan baik dan 24 responden (50%) status gizi baik. Hasil analisis ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi batita usia 1-3 tahun dari nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2 tabel yaitu 12,762 > 3841, artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi pada batita usia 1-3 tahun. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagian besar dari responden yang memiliki pengetahuan baik, dan tidak ada seseorang responden yang berpengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian ini belum pernah peneliti melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang gizi batita dengan status gizi (IMT/U) pada batita usia 1-3 tahun di Posyandu Peduli Bangsa, peneliti memberikan beberapa saran untuk di Posyandu Peduli Bangsa lebih baik memberikan penyuluhan dan pengetahuan tentang gizi bagi batita di usia 1-3 tahun.Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, Gizi Batita, Status Gizi (IMT/U)
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS BANJAR SERASAN KOTA PONTIANAK TAHUN 2019 Megalina Limoy, Katarina Iit,
Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti Pontianak Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Kebidanan Volume 10 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS BANJAR SERASAN KOTA PONTIANAK TAHUN 2019Katarina Iit1, Megalina Limoy2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi: katarinaiit17@gmail.comAbstrakTanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang jika tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi dapat menyebabkan kematian ibu. Di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Banjar Serasan pada tahun 2019, ditemukan bahwa ada 11 wanita hamil dengan 11 tanda bahaya kehamilan dari Januari hingga Februari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan terhadap kunjungan kehamilan di Pusat Kesehatan Masyarakat Banjar Serasan di Pontianak pada tahun 2019. Desain penelitian ini menggunakan korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. . Populasi adalah wanita hamil yang mengunjungi Puskesmas Banjar Serasan pada bulan Januari dan Februari 2019 dengan sampel sebanyak 50 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi, analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 30 responden (60%) dan ada 9 responden (18%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Hasil kepatuhan dalam kunjungan kehamilan menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 35 responden (70%) tidak patuh dalam melakukan kunjungan kehamilan sesuai standar. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa X2 hitung (37,47)> X2 tabel (5,991) yang berarti ada hubungan antara Pengetahuan Bahaya Kehamilan dan Kepatuhan Kunjungan Kehamilan di Puskesmas Banjar Serasan Pontianak pada tahun 2019. Saran bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.Kata Kunci: Pengetahuan, Kepatuhan, Tanda Bahaya Kehamilan