Yuniar, Dwi
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Emotional Quotient Remaja Kota Bandung Darmawati, Irma; Yuniar, Dwi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 1 (2018): Vol 4, No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i1.12343

Abstract

ABSTRAK Kenakalan remaja didorong oleh ketidakstabilan remaja dalam mengelola emosi yang berujung pada perilaku kekerasan kepada teman sebaya maupun komunitas lainnya di sekitar remaja. Kecerdasan emotional menjadi indikator penting bagi remaja untuk bersikap dan berperilaku. Ketidakstabilan emosi dalam menghadapi berbagai masalah saat remaja dapat memicu remaja untuk menutupinya dengan perilaku negatif seperti, berkelahi, keras kepala, melamun, senang menyendiri, menggunakan obat terlarang atau  minum-minuman keras dan tawuran. Penelitian dilaksanakan dengan desain deskriptif kuantitatif dengan penggembangan instrumen kuesioner emotional quotient dari berbagai teori oleh peneliti. Penelitian dilakukan  terhadap 170 siswa SMA dengan teknik multistage sampling dari berbagai cluster wilayah utara, barat, timur dan selatan Kota Bandung untuk mengetahui tingkat emotional quotient (kecerdasan emosional) remaja. Hasil penelitian menunjukan menunjukan kecenderungan nilai yang hampir sama antara kecerdasan emotional tinggi dan rendah. Kecerdasan emosional tinggi sebesar 51.8% dan kecerdasan emosional rendah sebesar 48.2%. Dari ke lima aspek kecerdasan emosional terdapat dua aspek kecerdasan emosional yang dimiliki oleh remaja dalam kategori rendah yaitu dari 170 responden 96 orang (56.5%) diantaranya memiliki  kemampuan mengelola emosi dalam kategori rendah dan dari 170 responden terdapat 101 remaja (59.4%) memiliki motivasi yang rendah. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu dukungan sosial, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, sosio-ekonomi keluarga dan jenis kelamin dari remaja. Hal ini menjadi masukan bagi perawat, keluarga serta pengelola pendidikan remaja untuk meningkatkan kenyamanan secara psikologis pada anak dalam mengenali emosi sendiri untuk meningkatkan kesehatan remaja si masa depan.  ABSTRACTJuvenile delinquency can be driven by adolescents instability in managing emotions that lead to violent behavior to their peers and other communities. Emotional quotient is an important indicator for adolescents attitude and behavior. Emotional instability can trigger adolescents to cover up with negative behaviors such as, fighting, stubbornness, daydreaming, joy alone, using drugs or drinking and fighting. The research was carried out with quantitative descriptive and the questionnaire of emotional quotient is the conduct of the various theories by researcher.The study was conducted on 170 high school students with multistage sampling technique from various cluster of Bandung City to describe emotional quotient level of adolescent. Results showed a similar values between the high and low emotional quotient. the High was 51.8% and the low was 48.2%. Of the five aspects of emotional intelligence emotional intelligence there are two aspects  in the low category of respondents 96 people (56.5%) of them have the ability to manage emotions in categories and low of 101 teens (59.4%) had low motivation.This is due to several factors like social support, family environment, socio-economic environment of the school, family and sex of teens. Nurse, family and school need to increase the comfort of psychologically on recognizing their emotional quotient to improve their health in the future.
DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA Yuniar, Dwi; Darmawati, Irma
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.876 KB)

Abstract

Kondisi remaja saat ini cukup mengkhawatirkan. Prevalensi ketidakstabilan emosi remaja pada tahun 2015 di kota Bandung mencapai 40%. Keluarga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kecerdasan emosional remaja, dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membantu remaja memperoleh kecerdasan emosional yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan metode cluster sampling dan didapatkan 170 sampel. Data dianalisis menggunakan non-parametrik Uji Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh 27,1% remaja yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori rendah dan 31,2% remaja yang memperoleh dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori tinggi. Hasil uji Spearman menunjukan p-value 0,033 (p < 0,05) r 0,163. H0 ditolak yang artinya ada hubungan yang sangat rendah antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi perawat untuk melakukan promosi kesehatan mengenai psikologis remaja melalui program Bina Keluarga Remaja, Program Kesehatan Peduli Remaja, dan Usaha Kesehatan Sekolah.