Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

INTEGRATION COORDINATED SCHOOL HEALTH MODEL (CSH) AND FAMILY CENTERED NURSING (FCN) TO REDUCE AND PREVENT CHILDHOOD OBESITY Darmawati, Irma
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 2 (2016): Vol 2, No.2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i2.4747

Abstract

ABSTRAK Literatur review ini membahas integrasi beberapa model yang dapat digunakan untuk mengelola masalah obesitas pada anak usia sekolah. Obesitas bukan hanya masalah bagi kalangan dewasa, namun sekarang sudah menjadi masalah serius pada kalangan anak usia sekolah. Setiap tahun selalu terjadi peningkatan prevalensi yang dapat memicu masalah serius lainnya seperti diabetes dan hipertensi. Tulisan ini memberikan beberapa solusi dengan mengkombinasikan model  coordinated school health dan model family centered nursing. Berdasarkan hasil temuan, diketahui bahwa baiknya program kesehatan di sekolah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam berperilaku sehat. Model Coordinated school health menawarkan konsep promosi kesehatan yang berfokus pada pembangunan kesehatan dan perubahan perilaku. Jika model ini digabungkan dengan model family centered in nursing yang diterapkan di rumah anak, maka diharapkan dapat menjadi sebuah konsep yang lengkap dan dapat meningkatkan motivasi anak untuk merubah perilaku kesehatannya. Literatur review ini mendiskusikan penjabaran gabungan kedua model tersebut dalam sebuah program yang dinamakan ABCD sebagai alternatif solusi mengelola masalah obesitas pada anak usia sekolah. Pada bagian akhir, tulisan ini menawarkan rekomendasi bagi puskesmas untuk menerapkannya dalam program UKS di Indonesia. Keywords: Anak Usia Sekolah, Model Coordinated school health, Obesitas, Sekolah ABSTRACT This paper literature reviewing about integration model which can use in manage children with obesity problem. Obesity not just a problem for an adult, now this is a serious problem in school age children too. Every year the prevalence always increasing, this can be trigger for another serious problem such as diabetes and hypertention. This paper suggest some solution with combine coordinated school health model and family centered nursing. Based on findings the good program in school will increasing student motivation in health behaviour. Coordinated school health model offering intervention for children based on the principle of promotion that sees improvements in health development and changing in health behaviour. If this model combine with the family centered in nursing in their home, it will be completed and it must be can increasing student motivation to change their behaviour. This literature review also discuss about the ABCD programe as alternative for obesity children in elementary school. The final section of this paper offers recommendations for possible way forward for the puskesmas in implementing UKS program in Indonesia. Keywords: Coordinated school health , Obesity children , School, School age children  
Emotional Quotient Remaja Kota Bandung Darmawati, Irma; Yuniar, Dwi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 1 (2018): Vol 4, No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i1.12343

Abstract

ABSTRAK Kenakalan remaja didorong oleh ketidakstabilan remaja dalam mengelola emosi yang berujung pada perilaku kekerasan kepada teman sebaya maupun komunitas lainnya di sekitar remaja. Kecerdasan emotional menjadi indikator penting bagi remaja untuk bersikap dan berperilaku. Ketidakstabilan emosi dalam menghadapi berbagai masalah saat remaja dapat memicu remaja untuk menutupinya dengan perilaku negatif seperti, berkelahi, keras kepala, melamun, senang menyendiri, menggunakan obat terlarang atau  minum-minuman keras dan tawuran. Penelitian dilaksanakan dengan desain deskriptif kuantitatif dengan penggembangan instrumen kuesioner emotional quotient dari berbagai teori oleh peneliti. Penelitian dilakukan  terhadap 170 siswa SMA dengan teknik multistage sampling dari berbagai cluster wilayah utara, barat, timur dan selatan Kota Bandung untuk mengetahui tingkat emotional quotient (kecerdasan emosional) remaja. Hasil penelitian menunjukan menunjukan kecenderungan nilai yang hampir sama antara kecerdasan emotional tinggi dan rendah. Kecerdasan emosional tinggi sebesar 51.8% dan kecerdasan emosional rendah sebesar 48.2%. Dari ke lima aspek kecerdasan emosional terdapat dua aspek kecerdasan emosional yang dimiliki oleh remaja dalam kategori rendah yaitu dari 170 responden 96 orang (56.5%) diantaranya memiliki  kemampuan mengelola emosi dalam kategori rendah dan dari 170 responden terdapat 101 remaja (59.4%) memiliki motivasi yang rendah. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu dukungan sosial, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, sosio-ekonomi keluarga dan jenis kelamin dari remaja. Hal ini menjadi masukan bagi perawat, keluarga serta pengelola pendidikan remaja untuk meningkatkan kenyamanan secara psikologis pada anak dalam mengenali emosi sendiri untuk meningkatkan kesehatan remaja si masa depan.  ABSTRACTJuvenile delinquency can be driven by adolescents instability in managing emotions that lead to violent behavior to their peers and other communities. Emotional quotient is an important indicator for adolescents attitude and behavior. Emotional instability can trigger adolescents to cover up with negative behaviors such as, fighting, stubbornness, daydreaming, joy alone, using drugs or drinking and fighting. The research was carried out with quantitative descriptive and the questionnaire of emotional quotient is the conduct of the various theories by researcher.The study was conducted on 170 high school students with multistage sampling technique from various cluster of Bandung City to describe emotional quotient level of adolescent. Results showed a similar values between the high and low emotional quotient. the High was 51.8% and the low was 48.2%. Of the five aspects of emotional intelligence emotional intelligence there are two aspects  in the low category of respondents 96 people (56.5%) of them have the ability to manage emotions in categories and low of 101 teens (59.4%) had low motivation.This is due to several factors like social support, family environment, socio-economic environment of the school, family and sex of teens. Nurse, family and school need to increase the comfort of psychologically on recognizing their emotional quotient to improve their health in the future.
The Effectiveness of Peer-led Technology on HIV Prevention Among Adolescent in Bandung Lindayani, Linlin; Purnama, Heni; Darmawati, Irma; Lucya, Vita
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13629

Abstract

ABSTRACTThe prevalence of HIV infection in aged 15-19 years old was increased significantly every year. Adolescent is a high-risk groups for HIV infection due to high chance to try something new and having big influenced by their peer in school. There is limited intervention utilizing technology conducted in Indonesia to reduce the risk of HIV among adolescents. This study aimed to test the effectiveness of peer-led technology on knowledge and attitude towards HIV prevention among adolescent in Bandung. This research was a queasy experiment with one group conducted in a one of private senior high school in Indonesia from April to August 2018. The sample in this study was a student in one of private high school in Bandung. The inclusion criteria in this study were high school students in grade 1, 2; three sample technique used simple random sampling. The Bahasa version of knowledge and  attitude towards HIV prevention were used to measure the outcome. Paired t test used to test the mean sore of knowledge and attitude the intervention before and after. A total of 28 senior high school students agreed to join in this study. This study found that peer-led technology was useful to improve the knowledge and attitudes of high school students towards HIV prevention, mainly through sexual transmission (p-value 0.001, with a mean difference between pre-test and post-test, was 5.2 for knowledge and 3.19 for attitude). In conclusion, utilizing technology to provide health education in adolescent effectively to improve knowledge and attitude towards HIV prevention. ABSTRAKPrevalensi HIV infeksi pada umur 15-19 tahun meningkat secara signifikan setiap tahun. Remaja adalah kelompok berisiko tinggi untuk infeksi HIV, pada masa ini mereka senang mencoba sesuatu yang baru dan juga faktor tingginya pengaruh teman sebaya di sekolah. Masih sedikit intervensi pencegahan HIV  yang memanfaatkan teknologi untuk mengurangi risiko HIV kalangan remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas peer lead teknologi terhadap pengetahuan dan sikap dalam pencegahan HIV di antara remaja di Bandung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen pada satu kelompok perlakuan yang dilakukan di salah satu SMA swasta di Indonesia dari bulan April hingga Agustus 2018. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah siswa SMA kelas 1 dan 2. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen versi bahasa indonesia digunakan sebagai instrumen untuk mengukur pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV. Analisa data menggunakan paired T test untuk mebandingkan hasil sebelum dan sesudah intervensi. Total sejumlah  28 siswa SMA setuju untuk bergabung dalam studi ini. Studi ini menemukan bahwa peer lead technology berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SMA terhadap pencegahan HIV, terutama melalui transmisi seksual (p-nilai 0.001, dengan perbedaan yang berarti antara sebelum dan sesudah intervensi  adalah 5.2 untuk pengetahuan dan 3.19 untuk sikap). Kesimpulannya, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan kesehatan pada remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV.
LITERATUR REVIEW : APLIKASI TERAPI HAN (HIPNOTIS, AKTIFITAS FISIK, NUTRISI) PADA KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN OBESITAS Darmawati, Irma
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.007 KB)

Abstract

Tingginya angka kejadian obesitas pada anak usia sekolah di Indonesia disebabkan oleh adanya perubahan pola makan makanan cepat saji dan adanya perkembangan teknologi sebagai salah satu gaya hidup baru yang justru dapat menurunkan aktifitas anak. Optimalisasi peran keluarga menjadi sangat penting, karena keluarga adalah rumah pertama tempat anak belajar hidup sehat. Melalui upaya pemberian asuhan keperawatan keluarga diharapkan dapat mengelola masalah keluarga salah satunya pada anak usia sekolah. Pencarian literatur dilakukan dengan mencari kesamaan (compare), mencari ketidaksamaan (contrass), memberikan pandangan (criticize), membandingkan (synthesize), serta meringkas (summarize) materi-materi yang berkaitan dengan terapi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah dengan masalah obesitas dari berbagai bahan rujukan dengan rentang waktu penerbitan 2006-2015. Terapi HAN (Hipnosis, Aktivitas fisik, Nutrisi)  dapat diterapkan dalam proses asuhan keperawatan bagi keluarga binaan perawat dengan tujuan utama perubahan perilaku hidup sehat yang menunjang pada upaya pencapaian berat badan ideal bagi anak dan keluarga dengan masalah obesitas. Pendekatan terapi yang pertama, hipnosis dilakukan untuk memberikan sugesti positif pada anak terkait tubuh ideal dan pola hidup sehat. Pendekatan terapi yang kedua adalah terapi aktivitas fisik pada anak. Pendekatan terapi yang ketiga adalah terapi nutrisi. Terapi nutrisi ini dilakukan melalui pola makan food combining yang merupakan cara atau pola konsumsi makanan dengan memperhatikan jenis bahan makanan yang selaras sehingga dapat mengoptimalkan pencernaan dan penyerapan zat makanan. Penerapan terapi HAN ini dapat dijadikan sebagai inovasi perawat puskesmas yang akan melaksanakan kunjungan rumah sehingga dapat mengendalikan angka kejadian obesitas pada anak usia sekolah.
DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA Yuniar, Dwi; Darmawati, Irma
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.876 KB)

Abstract

Kondisi remaja saat ini cukup mengkhawatirkan. Prevalensi ketidakstabilan emosi remaja pada tahun 2015 di kota Bandung mencapai 40%. Keluarga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kecerdasan emosional remaja, dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membantu remaja memperoleh kecerdasan emosional yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan metode cluster sampling dan didapatkan 170 sampel. Data dianalisis menggunakan non-parametrik Uji Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh 27,1% remaja yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori rendah dan 31,2% remaja yang memperoleh dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori tinggi. Hasil uji Spearman menunjukan p-value 0,033 (p < 0,05) r 0,163. H0 ditolak yang artinya ada hubungan yang sangat rendah antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi perawat untuk melakukan promosi kesehatan mengenai psikologis remaja melalui program Bina Keluarga Remaja, Program Kesehatan Peduli Remaja, dan Usaha Kesehatan Sekolah.
Pengetahuan Gizi Remaja SMPN 40 Kota Bandung Darmawati, Irma; Arumiyati, Sela
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, November 2017
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.992 KB) | DOI: 10.32763/juke.v10i2.42

Abstract

Nutritional knowledge can determine the nutritional status and the behavior of teenagers in choosing food. The increase in the prevalence of nutritional problems in Indonesia are not only limited to less nutritional problems but has also increased to the double burden of malnutrition. The prevalence of nutritional problems is more on teen aged 13-15 years in Indonesia amounted to 10.8%, comprising 8.3% 2.5% overweight and obesity. Research was conducted to find out the description of the nutritional knowledge owned by teens by using descriptive method which aims to know the description of knowledge about adolescent nutritional status in 40 SMP Bandung. The number of samples obtained as many as 89 people using Proportional Random Sampling techniques. Analysis of the frequency distribution is done through knowledge. Research results shows 40 adolescents knowledgeable good 48 people (53.9%), just 22 people (24.7%), lack of 19 people (21.3%), with the highest points are obtained on a category of obesity about 81 people (91.0%). The lowest points are obtained on the category how to measure the nutritional status about 53 people (59.6%). The school is expected to pay more attention to and provide education about knowledge of nutrition and nutritional status. For the ministry of health expected more frequent monitoring and coaching the UKS and PMR on the school. &nbsp; &nbsp;
Pengetahuan Ibu Berhubungan dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak Darmawati, Irma
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7, No 1 (2019): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.741 KB) | DOI: 10.31311/jk.v7i1.4740

Abstract

Upaya kesehatan untuk menurunkan angka kematian anak adalah pemberian imunisasi pada bayi. Pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi campak pada anak tidak akan menjadi halangan yang besar jika pengetahuan orangtua yang memadai tentang hal itu diberikan. Cakupan imunisasi yang tinggi dan merata disemua desa atau kelurahan dapat dinilai dari capaian Universal Child Imunnization (UCI) desa dimana 80% balita yang ada disuatu desa telah mendapatkan imunisasi dasar, sedangkan di wilayah sekeloa pencapaian UCI secara kumulatif absolut mencapai 61.92%. Hasil ini menunjukan pencapaian UCI diwilayah sekeloa masih rendah. Peneliti melakukan penelitian dengan membagikan kuesioner untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam membawa anaknya di imunisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional yang menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu random sampling pada populasi seluruh ibu yang mempunyai balita 1 sampai 5 tahun sebanyak 44 responden. Uji statistik menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan 95% α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dan kepatuhan didapatkan nilai p-value = 0,001 dengan kesimpulan adanya hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi campak. Dianjurkan kepada ibu agar dapat mengikuti program imunisasi guna mencapai kesehatan yang optimal bagi anak. Peneliti juga menyarankan kepada tenaga kesehatan agar meningkatkan penyuluhan dan melakukan konseling pada responden untuk yang memiliki masalah dalam membawa anak mereka untuk diimunisasi ke pelayanan kesehatan.
PERAWATAN DIRI LANSIA HIPERTENSI DI KELURAHAN CIREJAG KARAWANG Darmawati, Irma; Dulgani, Doni
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.915 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v5i1.157

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi pada kelompok lansia. tanda dan gelaja yang muncul akibat hipertensi mengakibatkan perubahan pada pemenuhan perawatan diri lansia. Perawatan diri lansia hipertensi meliputi upaya pengukuran tekanan darah secara teratur, minum obat secara teratur, berolahraga, mandi, mencuci tangan, menggunting kuku, menyikat gigi, keramas, serta mengurangi konsumsi garam. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sample 95 orang, menggunakan teknik probability sampling dengan metode simple random sampling. Hasil: setengahnya responden (53,3%) memiliki perawatan diri yang baik. dengan indikator perawatan diri tertinggi pada poin kebersihan diri sebesar 98.8% (keramas, dan sikat gigi), namun paling rendah pada kebiasaan minum obat hipertensi dan kebiasaan makan rendah garam (57%). Diskusi: Hasil yang rendah dalam upaya perawatan inti pada lansia hipertensi terkait minum obat hipertensi dan pola makan rendah garam menunjukan masih kurangnya pengelolaan diri lansia dalam melaksanakan pengendalian hipertensi yang berakibat pada komplikasi penyakit lainnya. Saran : peneliti merekomendasikan pihak puskesmas untuk lebih aktif dalam upaya pelaksanaan program pengendalian hipertensi melalui pendekatan GERMAS dan CERDIK yang digalakan oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Pemanfaatan Mobile Phone App dalam Pencegahan dan Penanggulangan HIV pada Remaja: A Community-Based HIV Prevention Program Darmawati, Irma; Lindayani, Linlin
International Journal of Community Service Learning Vol 4, No 3 (2020): August 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.41 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v4i3.28848

Abstract

Pemahaman HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan global. Jumlah pengidap Orang Dengan AIDS (ODHA) di Kota Tangerang Selatan mencapai 598 pasien dan trend nya semakin meningkat setiap tahun. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan solusi melalui pemanfaatan mobile app dalam pencegahan HIV kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki soft skill dan hard skill yang tepat untuk memproteksi diri mereka terhadap bahaya dari penularan HIV. Metode kegiatan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan rangkaian kegiatan penyuluhan, pelatihan, pendidikan, dan pembinaan, serta penerapan aplikasi di mobile phone untuk sebagai upaya promosi dan preventif terhadap HIV. Hasil pelaksanaan kegiatan mampu meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill masyarakat terhadap penularan HIV, terbentuknya metode dan sistem pencegahan HIV yang berbasis komunitas, serta pemanfaatan mobile-phone app yang sederhana murah dan efektif yang bisa digunakan untuk pendidikan kesehatan dan monitoring perilaku beresiko terhadap penularan HIV.
The Effect of Physical Exercise on Depression in Menopausal Women Fitriana, Lisna Anisa; Nasution, Lina Anisa; Darmawati, Irma; Setyarini, Elizabeth Ari
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 6, No 2 (2021): Opportunities from The Sport and Health Education to Improve Quality of Life
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.555 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v6i2.34326

Abstract

Mood disorders are a frequent complaint experienced by women during menopause due to hormonal changes. Physical exercise is known to reduce depression, but research on menopausal women is limited. The purpose of this study was to determine the effect of physical exercise on depression in menopausal women. The study design used was quasi-experimental with pre-test and post-test for 16 weeks. The measuring instrument used was a GDS (Geriatric Depression Scale). The research subjects consisted of 34 menopausal women aged 45-65 years. Subjects were divided into two groups, including the physical exercise group (2x90 minutes/week, n=17) and the control group (n=17). The results showed that physical exercise significantly decreased depression (p=0.013) in the physical exercise group compared to the control group. It concludes that regular exercise is effective for preventing and treating mood disorders that occur when menopause.