Emri, Emri
Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Menceritakan Bancah Birunguik, Memperagakan Silek Luncua Mendendangkan Balam-balam : Pelatihan Repertoar Baru Randai di Solok Selatan Dede Pramayoza; Emri Emri; Susas Rita Loravianti
Abdi Seni Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/abdiseni.v13i1.4180

Abstract

This paper describes the implementation of the Randai Creation Workshop in South Solok Regency, which was carried out by ISI Padangpanjang Community Service Team. The workshops are carried out with problems solving approach and artistic research, which are oriented towards finding answers to problems through the practice of artwork creation. The process of creating Randai began with shared research for folklore that developed in South Solok, using the Focus Group Discussion (FGD) method, which resulted in findings in the form of the Bancah Birunguik story, which was then processed together as a screenplay. The process of creating Randai continued with the creation of Legaran with the method of practical mentoring, which departed from the repertoire of Silek Luncua, a silek genre that developed in South Solok. The last process of the workshop, also employing the method of practical assistance, is the blending of movements with sounds. This process is codified as an aspect of Randai musicality, using the Balam-Balam sung from Saluang Panjang tradition, a type of South Solok traditional song, as the main guide. The results of the workshop are several scenes of Randai as an embryo that can be developed into the typical Randai repertoire of South Solok.
LASUANG SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN TARI MODERN LASUANG TATINGGA DI SUMATERA BARAT Emri Emri
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1460.496 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v18i1.88

Abstract

Lasuang atau lesung merupakan alat untuk menumbuk padi pada masa lalu. Dalam setiap peristiwa budaya yang ada dalam cerita rakyat banyak ditemukan aktifitas masyarakat yang berhubungan dengan lesung. Setiap aktifitas tersebut selalu menghadirkan cerita-cerita yang menarik. Hal ini merupakan ciri khas masyarakat petani atau masyarakat agraris. Kondisi tersebut menimbulkan keinginan untuk menciptaan seni tari yang berangkat dari fenomena lesung tersebut. Fenomena lesung yang dijadikan dasar penciptaan seni tari adalah fenomena yang berhubungan dengan kebudayaan Minangkabau pada masa lalu. Pada masa lalu, lasuang memiliki konteks menumbuk padi di lasuang. Mengenang masa lalu, lasuang merupakan salah satu tempat untuk bermain dengan sesama, lasuang juga tempat mendapatkan pengalaman untuk hidup di masa mendatang. Seorang ibu tidak hanya memberikan nasehat ketika berada di rumah saja, namun si anak juga bisa mendapatkan petuah-petuah ini disaat berada di lokasi lasuang.