Studi ini, merupakan kajian pendahuluan dan penelusuran konseptual berkenaan dengan ungkapan idiomatik dalam tradisi kultural masyarakat Sunda yang berfungsi menjadi ‘petatah-petitih’ dalam bentuk Babasan dan Paribasa dalam perspektif Nilai Moral Kewarganegaraan. Untuk mendapatkan gambaran berkenaan dengan standar acuan, dilakukan analisis semantik atas muatan makna ungkapan idiomatik berdasarkan tema kewarganegaraan, yang merupakan sejumlah nilai kebaikan hingga kebajikan, baik bersifat personal, sosial dan institusional; yang direkonstruksi ke dalam 7 kategorisasi sikap moral yakni : 1) ramah, santun, tahu diri, rendah hati) ; 2) sabar, ikhlas, besar hati, terbuka, lurus / jujur ; 3) bersahabat, suka menolong) ; 4), pengabdian, kesiagaan dan kewaspadaan ; 5) teguh membela kehormatan, kesatria, berani dan perwira; 6) ulet, tangguh, ajeg, berorientasi mutu (pekerjakeras dan cerdas) mandiri ; 7) adil terhadap sesama, arif bijaksana. Keberadaan seutuhnya pemakaian Babasan dan Paribasa ada dalam setting waktu dan tempat tertentu yang menunjukan kuatnya institusi kolektif dalam memelihara dan melestarikan warisan bahasa sebagai bagian dari sistem budaya etnik lokalnya. Untuk itu, selain identifikasi dan sekaligus klasifikasi hingga kategorisasi isi terhadap objek kajian ini yang telah menjadi himpunan yang bersusun secara alfabetik dan menjadi fakta literer, kelengkapan dan keutuhannya tetap ada pada lingkup komunitas praksis penggunaan bahasa Sunda itu sendiri. Sehingga selain terhadap sumber tertulis, penelusuran tetap dilakukan secara etnografis melalui wawancara mendalam, kegiatan berperanserta dan analisis dokumentasi lainnya pada lingkup kehidupan keseharian manusia Sunda, baik secara personal, kelompok, dan komunitas besar pendukung sistem adat tradisional, baik pada lingkup homogen di pedalaman maupun realitas dinamis sebagai bagian dari heterogenitas warga desa / kota di luar situs. Masyarakat pemelihara Adat di Kabupaten Cigugur Kuningan memiliki representasi menjadi lokasi pilihan, karena mewakili ragam dinamika sebagaimana perkembangan masyarakat Sunda umumnya, pada moment dan event tertentu menghadirkan kolaborasi dan konfigurasi apresiasi seni budaya tradisional secara bersama dan bersatu dengan pemelihara nilai-nilai luhur adat lokal lainnya di Nusantara. Kata Kunci : Rekonstruksi, Ungkapan Kultural, Idiomatik, Babasan-Paribasa, Semantik, Nilai-Moral Kewarganegaraan, 7 Kategori Tema Kewarganegaraan, Masyarakat Sunda :