Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Cakrawala Dini : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

MODEL PEMBELAJARAN PERILAKU SOSIAL KEWARGANEGARAAN: UPAYA GURU DALAM MEMUPUK GOTONG ROYONG SEJAK DINI Tuti Istianti; Fauzi Abdillah; Solihin Ichas Hamid
CAKRAWALA DINI: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 9, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : UPI Kampus Cibiru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.663 KB) | DOI: 10.17509/cd.v9i1.11729

Abstract

Abstract: There are at least two prefix skills that need to be mastered in realizing gotong royong early on, ie friendship and sharing skills. These two altruistic skills need to be strategically grown through the learning model. The Social Behavior Models of Citizenship (PrSKn) that are being developed carry the mission. As an integrated strategy in early childhood learning games, this learning model seeks to strengthen its role as a strategy to nurture and grow altruistic skills in realizing mutual cooperation, so that children have enough skills for the community. This article explains how the teacher's efforts and difficulty in optimizing the learning game through the civic social behavior model. The results show that teachers have difficulty in three things, namely the selection of appropriate games, timing and management of learning in accordance with the PrSKn model. So this article recommends providing references to different types of learning games, comprehensive instructional instruction guides and regular training so that teachers can optimize the game as a child's learning strategy to master friendship and sharing skills.Keywords: Social Citizenship Behavior, Gotong Royong, Early Childhood Education Abstrak: Setidaknya terdapat dua keterampilan awalan yang perlu dikuasai dalam mewujudkan gotong royong sejak dini, yakni keterampilan berteman dan keterampilan berbagi. Dua keterampilan altruistik tersebut perlu ditumbuhkan secara strategis melalui model pembelajaran. Model Perilaku Sosial Kewarganegaraan (PrSKn) yang tengah dikembangkan mengemban misi tersebut. Sebagai strategi yang terintegrasi pada permainan belajar anak usia dini, model pembelajaran ini berupaya menguatkan perannya sebagai strategi untuk memupuk dan menumbuhkan keterampilan altruistik dalam mewujudkan gotong royong, sehingga anak mempunyai bekal keterampilan yang cukup untuk bermasyarakat. Artikel ini menjelaskan bagaimana upaya guru dan kesulitannya dalam mengoptimalkan permainan belajar melalui model perilaku sosial kewarganegaraan. Hasilnya menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam tiga hal, yakni pemilihan permainan yang tepat, pengaturan waktu dan pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan model PrSKn. Maka artikel ini merekomendasikan untuk menyediakan referensi jenis permainan belajar, pedoman pelaksanaan pembelajaran yang komprehensif dan pelatihan yang rutin agar guru dapat mengoptimalkan permainan sebagai strategi belajar anak untuk menguasai keterampilan berteman dan berbagi. Kata Kunci: Perilaku Sosial Kewarganegaraan, Gotong Royong, PAUD
PEMENUHAN DAN PERLINDUNGAN HAK ANAK DALAM MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045 Solihin Ichas Hamid
CAKRAWALA DINI: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 6, No 1 (2015): Mei 2015
Publisher : UPI Kampus Cibiru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.536 KB) | DOI: 10.17509/cd.v6i1.10513

Abstract

Pengetahuan tentang Pemenuhan dan Perlindungan Hak Anak penting dimiliki oleh setiap orangtua dan calon orangtua agar memiliki perspektif atas kedudukan anak sebagai generasi pewaris masa depan bangsa. Sering terjadi anak menjadi objek kepentingan orangtua,  tidak ditempatkan sebagai subjek yang memiliki masa depannya sendiri. Akibat anak mengalami keadaan tidak menyenangkan di masa kecilnya tentu akan berakibatpula pada pembentukan pribadi yang tidak menyenangkan di masa dewasanya. Untuk itu, menjadi kewajiban setiap orang dewasa, terlebih yang berperan mengasuhnya untuk memberikan pemenuhan seoptimal mungkin apa yang menjadi hak anak seiring masa tumbuh-kembang hingga menjadi calon pribadi yang mandiri.  Terjadinya banyak kasus penelantaran hingga pelanggaran hak anak di berbagai tempat di tanah air menjadi petunjuk bahwa keberadaan Undang-undang Perlindungan Anak (UU No 35/2014  c/q. UU No. 23 tahun 2022) dengan segala perangkatnya atas perintah Undang-Undang tersebut masih merupakan ‘pekerjaan rumah’  bersama. Untuk itu  segala upaya untuk membangun  penyadaran terkait urgensi perlindungan  anak  dan pemenuhan hak-hak di dalamnya tengah dilakukan seiring proyeksi nasional menyongsong Indonesia Emas tahun 2045. Kata Kunci :  Pemenuhan Hak Anak. Perlindungan,Penelantaran, Indonesia Emas 2045
BANGMEJAR Solusi Cerdas Mengembangkan Media Pembelajaran Anak Usia Dini Solihin Ichas Hamid
CAKRAWALA DINI: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 5, No 1 (2014): Mei 2014
Publisher : UPI Kampus Cibiru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.751 KB) | DOI: 10.17509/cd.v5i1.10494

Abstract

Berlimpahnya media permainan dan pembelajaran produk teknologi modern, ditenggarai bukan saja tidak aman bagi kesehatan, tetapi juga tidak selalu sesuai bagi kepentingan perkembangan (psikologis) dan kebutuhan belajar anak serta kultur filosofis bangsa. Hal itu tentu saja merupakan persoalan yang harus dihadapi segenap pendidik dan orang tua yang menyadari akan pentingnya memberikan pengalaman dan fasilitas belajar yang tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak usia dini. Sementara pengetahuan dan penyadaran terhadap jenis dan produk media permainan sebagai wahana pembelajaran tradisional yang ada sebagai warisan budaya lokal Jawa Barat umumnya, jikapun sudah mulai dirintis secara swadaya oleh kelompok masyarakat etnik Sunda,  keberadaannya masih sangat terbatas dan belum secara khusus serta fokus terkait keperluan langsung  institusi pendidikan. Bahwa keberadaan  bengkel kerja sebagai laboratorium  program studi  merupakan  tuntutan  pengembangan  yang secara programatik dan kelembagaan diharapkan memberi sumbangan positif sebagai wahana multiguna baik  akademik, vokasional dan sosial bagi para mahasiswa sebagai calon sarjana pendidikan anak usia dini, maupun komunitas  profesi / praktisi pendidikan anak,  para orang tua dan khalayak luas pemerhati  pendidikan anak umumnya. Untuk  itu, kiprah ini diproyeksikan  dapat  memfasilitasi  kelengkapan kegiatan pembelajaran segenap civitas akademika secara multi dimensi: teoritik dan praktik, konseptual dalam arti rekacipta-kreatif,  sosial dan kultural dalam arti human interaktive melalui wahana kegiatan produktif dan berdaya-guna.Kata Kunci: Bangmejar, Media Pembelajaran, Anak Usia Dini
REKONSTRUKSI NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN BERDASAR ANALISIS SEMANTIK TERHADAP UNGKAPAN KULTURAL MASYARAKAT SUNDA Solihin Ichas Hamid; Tuti Istianti
CAKRAWALA DINI: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 3, No 2 (2012): November 2012
Publisher : UPI Kampus Cibiru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.025 KB) | DOI: 10.17509/cd.v3i2.10340

Abstract

Studi  ini, merupakan kajian pendahuluan dan penelusuran konseptual berkenaan dengan ungkapan idiomatik  dalam tradisi kultural masyarakat Sunda  yang berfungsi menjadi  ‘petatah-petitih’  dalam bentuk Babasan dan Paribasa dalam perspektif Nilai Moral Kewarganegaraan. Untuk mendapatkan gambaran berkenaan dengan standar  acuan, dilakukan analisis semantik atas muatan makna ungkapan idiomatik  berdasarkan tema kewarganegaraan, yang merupakan sejumlah nilai kebaikan hingga kebajikan, baik  bersifat personal, sosial dan institusional;  yang direkonstruksi ke dalam 7 kategorisasi sikap moral yakni : 1)  ramah, santun, tahu diri, rendah hati)  ; 2)  sabar, ikhlas, besar hati, terbuka, lurus / jujur ; 3) bersahabat, suka menolong) ; 4), pengabdian, kesiagaan dan kewaspadaan  ; 5) teguh  membela kehormatan, kesatria, berani dan perwira;  6)  ulet, tangguh, ajeg, berorientasi mutu (pekerjakeras dan cerdas) mandiri ; 7)  adil terhadap sesama, arif bijaksana. Keberadaan seutuhnya pemakaian Babasan dan Paribasa ada dalam setting waktu dan tempat tertentu yang menunjukan kuatnya institusi kolektif  dalam memelihara dan melestarikan warisan bahasa sebagai bagian dari sistem budaya etnik lokalnya. Untuk itu, selain identifikasi dan sekaligus klasifikasi hingga kategorisasi isi terhadap objek kajian ini yang telah menjadi  himpunan yang bersusun secara alfabetik  dan menjadi fakta literer, kelengkapan dan keutuhannya tetap ada pada lingkup komunitas praksis penggunaan bahasa Sunda itu sendiri.  Sehingga selain terhadap sumber tertulis, penelusuran tetap dilakukan secara etnografis melalui wawancara mendalam, kegiatan berperanserta dan analisis dokumentasi lainnya pada lingkup kehidupan keseharian manusia Sunda, baik secara personal, kelompok, dan komunitas besar pendukung sistem adat tradisional, baik pada lingkup homogen di pedalaman  maupun realitas dinamis  sebagai bagian dari  heterogenitas warga desa / kota di luar situs. Masyarakat pemelihara Adat di Kabupaten Cigugur Kuningan memiliki representasi menjadi lokasi pilihan, karena mewakili ragam dinamika sebagaimana perkembangan masyarakat Sunda umumnya, pada moment dan event tertentu menghadirkan kolaborasi dan konfigurasi apresiasi seni budaya tradisional secara bersama dan bersatu dengan  pemelihara nilai-nilai luhur adat lokal lainnya di Nusantara. Kata Kunci : Rekonstruksi, Ungkapan Kultural, Idiomatik, Babasan-Paribasa, Semantik, Nilai-Moral Kewarganegaraan, 7 Kategori Tema Kewarganegaraan, Masyarakat Sunda :