Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Kajian Perhitungan Beban Pencemaran Air Sungai Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung dari Sektor Domestik Rahayu, Yushi; Juwana, Iwan; Marganingrum, Dyah
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.539 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i1.2043

Abstract

ABSTRAKSungai Cikapundung merupakan anak sungai DAS Citarum Hulu yang digunakan untuk sumber air baku air minum, irigasi dan perikanan di Kota Bandung. Sungai Cikapundung yang melewati Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung berpotensi tercemar oleh limbah dari sektor domestik. Namun saat ini belum ada informasi mengenai beban pencemar terhadap Sungai Cikapundung dari sektor domestik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengukur tingkat pencemaran di Sungai Cikapundung dengan menghitung, status mutu air, potensi beban pencemaran sektor domestik. Status mutu air ditentukan dengan menggunakan metode indeks pencemar dan potensi beban pencemaran Sungai Cikapundung dihitung menggunakan pendekatan faktor emisi limbah domestik. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa Sungai Cikapundung pada tahun 2016 memiliki kriteria mutu air cemar sedang pada bulan kering dan cemar ringan di bulan basah. Sungai Cikapundung telahtercemar limbah domestik berdasarkan hasil perhitungan beban pencemar mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2021 oleh 25.383,89 Kg/ hari TSS, 17.537,96 kg/hari BOD, 18.461,01 kg/hari COD, 889,97 kg/hari N-Total dan 96,92 Kg/hari P-Total.Kata kunci: Beban Pencemar, Domestik Cikapundung, Kualitas AirABSTRACTCikapundung river is the sub river of upper Citarum River which was used by the people in Bandung city as a raw water for drinking water, irrigation and fishery. Cikapundung river that passes through many districts of Bandung have a great potential of being polluted by from domestic waste. This condition will affects the water quality of Cikapundung water. Having this condition, the urgency of conducting the research for measure the polution level at Cikapundung river was reasonable, with calculating the water quality status, the potential polutions domestic sector. Water quality status is determined by using pollution index method and potential pollution load of Cikapundung River using domestic polution emission factor approach. Result of pollutant index calculation Cikapundung River at 2016 in dry months has severe polluted water quality. Cikapundung watershed contaminated with domestic waste in the calculation of polluted pollutant potency in 2016 by 25.383,89 Kg / day TSS, 17,537.96 kg / day BOD, 18.461.01 kg / day COD, 889.97 kg / day N-Total and 96.92 Kg / day P-Total.Keywords: Pollution Load, Cikapundung Domestic, Water.
Kajian Perhitungan Beban Pencemaran Sungai Cisangkuy di Cekung Bandung dari Sektor Pertanian Sampe, Hisky Robinson; Juwana, Iwan; Marganingrum, Dyah
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.34 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i2.2395

Abstract

ABSTRAKSungai Cisangkuy merupakan bagian dari anak sungai Citarum Hulu yang terdapat di kawasan Cekungan Bandung, yang melewati wilayah administrasi Kabupaten Bandung. Aktivitas manusia seperti kegiatan pertanian mempengaruhi kualitas air yaitu berpotensi memberikan beban pencemaran BOD, TSS, Total N dan Total P di Sungai Cisangkuy. Penelitian tentang beban pencemaran dilakukan karena tidak tersedianya informasi mengenai daya tampung beban pencemaran dari sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah beban pencemaran yang masuk ke Sungai Cisangkuy, sehingga melalui penelitian ini akan diketahui besaran beban pencemaran yang masuk ke Sungai Cisangkuy khususnya dari sektor pertanian. Analisis kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode indeks pencemaran. Perhitungan potensi beban pencemaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan faktor emisi. Beban pencemaran eksisting kemudian dibandingkan dengan beban pencemaran maksimum yang digunakan sebagai baku mutu daya tampung beban pencemaran sungai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa trend pencemaran sungai Cisangkuy cenderung meningkat dari tahun 2012-2015. Indeks Pencemaran Sungai Cisangkuy masuk dalam kategori Cemar Sedang dengan nilai 7,07, dan beban pencemaran total dari sektor pertanian bernilai 1,55 ton/hari.Kata kunci: Cisangkuy, Indeks Pencemaran, Pertanian, Beban PencemaranABSTRACTCisangkuy River is part of the upstream Citarum tributary in the area of Bandung Basin, which passes the administrative area of Bandung regency. Human activities such as agricultural activities affect the quality of water that potentially provide pollution load BOD, TSS, Total N and Total P in the Cisangkuy River. Research on pollution load is needed because the inavailability of information about pollution load capacity from agriculture sector. This study aims to determine the amount of pollution load being discharged into the Cisangkuy River from agricultural sector. Water quality analysis is done by using pollution index method. Calculation of potential pollution load is done by using the emission factor approach. Existing pollution loads are then compared with the maximum pollution loads used as the quality standard of river pollution load capacity. The results show that pollution of the river Cisangkuy tends to increase from the year 2012-2015. The Cisangkuy River Pollution Index is categorized as 7.07, and the total pollution load from the agricultural sector is 1.55 tons / day.Keywords: Cisangkuy, Pollution Index, Agricultural, Pollutant Load
Pemetaan Area Berisiko Persampahan di Kota Cimahi Berdasarkan Pedoman Strategi Sanitasi Kabupaten/ Kota 2018 Fionita, Indah; Juwana, Iwan
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.706 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v3i2.3142

Abstract

ABSTRAKKota Cimahi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang masih menghadapi permasalahan persampahan, seperti terbatasnya penerapan kegiatan pemilahan sampah, terbatasnya jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS), terjadi pembuangan sampah secara sembarangan ke sungai, terdapat penanganan sampah dengan cara dibakar dan ditimbun, dan lain-lain. Dalam menindaklanjuti berbagai permasalahan sampah tersebut serta mencapai target 30% pengurangan sampah yang ditentukan oleh Kebijakan Strategis Nasional (Jakstranas), maka diperlukan suatu instrumen yang mampu menganalisis area berisiko berdasarkan tingkat risiko persampahan per kelurahan di Kota Cimahi. Area berisiko tersebut digambarkan dalam bentuk peta dengan mengacu pada pedoman Strategi Sanitasi Kabupanen/Kota (SSK) 2018. Area berisiko dinilai melalui skor 1 s.d. 4 secara berturut-turut untuk risiko sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Skor tersebut diperoleh dengan mengalikan parameter Impact dan parameter Exposure. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga kelurahan dengan risiko persampahan sangat tinggi, yaitu Kelurahan Cibeureum, Setiamanah, dan Padasuka serta satu kelurahan dengan risiko persampahan tinggi, yaitu Kelurahan Melong. Penambahan jumlah unit pengolahan direkomendasikan di beberapa kelurahan sehingga terjadi perubahan skor area berisiko.Kata Kunci: Kota Cimahi, Peta Area Berisiko, Persampahan ABSTRACTCimahi City is one of the cities in West Java that still faces solid waste problems, such as the limited implementation of waste sorting activities, the limited number of temporary shelter sites, the indiscriminate waste disposal on river, open burning of solid waste, etc. In following up on these various waste problems and achieving the target of 30% waste reduction determined by the National Strategic Policy, an instrument is needed to analyze risk areas based on the level of risk of solid waste per village in Cimahi City. These risk areas are depicted in the form of maps by referring to the 2018 District/City Sanitation Strategy Guidelines. Risk areas are assessed through a score of 1 s.d. 4 for very low, low, high and very high risks. The score is obtained by multiplying the Impact parameters and Exposure parameters. The results of this study indicate that there are three villages with very high risk of solid waste, namely Kelurahan Cibeureum, Setiamanah, and Padasuka and one village with high risk of solid waste, namely Kelurahan Melong. The addition of the number of processing units was recommended in several villages so that changes in the score of risk areas occurred. Keyword: Cimahi City, Map of Risk Areas, Waste Solid
Penentuan Nilai Ekonomi Taman Nasional Gunung Ciremai Dengan Metode Contingen Valuation Method Al Madaidy, Ali; Juwana, Iwan
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.982 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v3i2.3147

Abstract

ABSTRAKTaman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di Jawa Barat merupakan kawasan konservasi dan salah satu wisata alam di Indonesia. Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Jalur Pendakian Apuy dikelola oleh Mitra Pariwisata Gunung Ciremai (MPGC) Argamukti dan didampingi oleh Seksi Pengelola Taman Nasional II (SPTN II) resort Argalingga. Menjadi destinasi pendakian gunung oleh wisatawan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi TNGC sebagai sebuah kawasan hutan. Permasalahan yang timbul antara lain adalah sampah yang dibawa oleh pengunjung taman nasional yang tidak terkelola dengan baik. Selain itu, keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan dana yang dihadapi oleh pengelola menambah pelik permasalahan persampahan di area wisata ini. Salah satu alasan dilakukannya penelitian ini adalah belum adanya penelitian mengenai Willingness to pay (WTP) untuk pengelolaan persampahan di Taman Nasional Gunung Ciremai. Contingent Valuation Method (CVM) yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai WTP dan nilai tersebut nantinya dijadikan sebagai informasi awal biaya untuk pengelolaan persampahan di Taman Nasional Gunung Ciremai Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rataan WTP responden wisatawan berdasarkan CVM adalah sebesar Rp. 13.646,- atau Rp. 200.996.776 /tahun.Kata kunci: Willingness to Pay, Travel Cost Method, Contingent Valuation Method, Taman Nasional Gunung Ciremai. ABSTRACTMount Ciremai National Park (TNGC) in West Java is a conservation area and one of nature tourism in Indonesia. The Apuy Track in Mount Ciremai National Park are managed by Argamukti?sCiremai Mountain Ascent Community (MPGC) and accompanied by Section II of The National Park Management (STPN II) Argalingga resort. Being a mountain climbing destination raises its own problems for TNGC as a forest. The problems that arise include visitors wastes in national parks are not properly managed. Furthermore, limited knowledge and funds which is faced by the management are increasing the waste problems in this tourism area. One of the reason of this study is the research on Willingness to Pay (WTP) for solid waste management still rare in Mount Ciremai National Park. Contingent Valuation Method (CVM) are used to determine the WTP value and it will be used as first information for waste management costs in Mount Ciremai National Park. The results of this research shown that the average WTP of tourist respondents based on CVM is Rp. 13.646,- or Rp. 200.996.776,- /year.Keywords: Willingness to Pay, Travel Cost Method, Contingent Valuation Method, Mount Ciremai National Park.
Penyusunan Indeks Tingkat Pelayanan Sistem Pengelolaan Sampah Kota RUMAKAT, ABDUL ASIS; JUWANA, IWAN; AINUN, SITI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.937 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v9i1.23-33

Abstract

AbstrakData PD. Kebersihan Kota Bandung, menunjukkan persentase tingkat pelayanan sampah pada tahun 2017 sebesar 98,14%. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemukan tumpukan sampah di beberapa tempat yang bukan peruntukannya, hal ini menunjukkan angka tersebut belum dapat mewakili pelayanan sampah secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indeks yang digunakan untuk menilai kinerja pelayanan sampah kota. Indeks ini disusun dengan cara mengidentifikasi komponen, indikator dan sub-indikator, menentukan kriteria penilaian, melakukan pembobotan, melakukan penggabungan serta menyusun interpretasi indeks. Terdapat 5 komponen, 26 indikator dan 21 sub-indikator yang teridentifikasi. Pembobotan dilakukan dengan pemberian nilai berbeda pada komponen, indikator dan sub-indikator dengan metode aritmatik. Interpretasi indeks dibuat kedalam 5 kategori dengan skala 0-100. Dari hasil penyusunan indeks ini, selanjutnya akan digunakan untuk menilai tingkat pelayanan persampahan di Kota Bandung.Kata kunci : tingkat pelayanan, komponen, indikator, sub-indikator. AbstractAccording to the data from PD Kebersihan Kota Bandung, in 2017 the percentage of the performance level of solid waste is 98.14%. However, it is visible that a large amount of solid waste dumped directly to the environment. This indicates that the existing service level performance value is unable to represent the overall solid waste service. Thus, this study aims to develop a solid waste service level index. This study was undertaken by selecting components, indicators and sub-indicators, determining the weights for the components, indicators and sub-indicators, as well as defining the aggregation and interpretation of the final index. Thorough this study, 5 components, 26 indicators and 21 sub-indicators were identified. The chosen weights for the index was the different weighting. Aggregation index using arithmetic method with the interpretation of the final index will be based on 5 categories of 0-100 scale. Keywords : service level, component, indicator, sub-indicator.  
Penyusunan Indeks Tingkat Pelayanan Sistem Pengelolaan Sampah Kota RUMAKAT, ABDUL ASIS; JUWANA, IWAN; AINUN, SITI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.937 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v9i1.23-33

Abstract

AbstrakData PD. Kebersihan Kota Bandung, menunjukkan persentase tingkat pelayanan sampah pada tahun 2017 sebesar 98,14%. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemukan tumpukan sampah di beberapa tempat yang bukan peruntukannya, hal ini menunjukkan angka tersebut belum dapat mewakili pelayanan sampah secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indeks yang digunakan untuk menilai kinerja pelayanan sampah kota. Indeks ini disusun dengan cara mengidentifikasi komponen, indikator dan sub-indikator, menentukan kriteria penilaian, melakukan pembobotan, melakukan penggabungan serta menyusun interpretasi indeks. Terdapat 5 komponen, 26 indikator dan 21 sub-indikator yang teridentifikasi. Pembobotan dilakukan dengan pemberian nilai berbeda pada komponen, indikator dan sub-indikator dengan metode aritmatik. Interpretasi indeks dibuat kedalam 5 kategori dengan skala 0-100. Dari hasil penyusunan indeks ini, selanjutnya akan digunakan untuk menilai tingkat pelayanan persampahan di Kota Bandung.Kata kunci : tingkat pelayanan, komponen, indikator, sub-indikator. AbstractAccording to the data from PD Kebersihan Kota Bandung, in 2017 the percentage of the performance level of solid waste is 98.14%. However, it is visible that a large amount of solid waste dumped directly to the environment. This indicates that the existing service level performance value is unable to represent the overall solid waste service. Thus, this study aims to develop a solid waste service level index. This study was undertaken by selecting components, indicators and sub-indicators, determining the weights for the components, indicators and sub-indicators, as well as defining the aggregation and interpretation of the final index. Thorough this study, 5 components, 26 indicators and 21 sub-indicators were identified. The chosen weights for the index was the different weighting. Aggregation index using arithmetic method with the interpretation of the final index will be based on 5 categories of 0-100 scale. Keywords : service level, component, indicator, sub-indicator.  
Studi Komparasi Komposter Berbasis Masyarakat HASNA, NATASYA; JUWANA, IWAN; SATORI, MOHAMAD
Jurnal Reka Lingkungan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.57 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v9i1.34-44

Abstract

AbstrakSampah organik merupakan sampah dominan di  Bank sampah Sahdu, maka perlu pengolahan untuk mengurangi timbulan sampah organik di TPA. Penelitian ini membandingkan 3 jenis komposter aerob di Bank sampah Sahdu yaitu bata terawang, drum dan takakura. Jenis sampah yang digunakan adalah sampah organik campuran (sisa makanan dan sampah halaman). Kapasitas komposter bata terawang, drum dan takakura dapat menampung sampah per harinya dari 456, 210 dan 20 sumber. Kinerja komposter bata terawang, drum dan takakura dalam mengolah sampah organik menjadi kompos adalah 53,45%, 48,27% dan 56,01%. Kualitas kompos yang dihasilkan seluruh komposter memenuhi baku mutu, kecuali parameter pH kompos dari hasil komposter drum tidak memenuhi baku mutu. Kata kunci: sampah organik, bank sampah, komposter aerobik.Abstract Organic waste is the most dominant waste produced, thus the reduction of this type of waste will reduce waste entering the landfill. This research aims were to compare the performance of 3 types of aerobic composters in Waste bank Sahdu which are brick overlay, drum and takakura. The wastes used in this research is mixed organic waste (food waste and yard waste). The capacity of brick overlay, drum and takakura are able to treat waste per day from 456, 210 and 20 households respectively. As related to their performance, the bric overlay, drum and takakura are able to treat 53,45%, 48,27% and 56,01% of organic waste into compost, respectively. The compost quality that produced by all composter has met the standard quality, except pH parameters from the composter drum. Keyword: organic waste, waste bank, aerobic composter. 
Studi Komparasi Komposter Berbasis Masyarakat HASNA, NATASYA; JUWANA, IWAN; SATORI, MOHAMAD
Jurnal Reka Lingkungan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.57 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v9i1.34-44

Abstract

AbstrakSampah organik merupakan sampah dominan di  Bank sampah Sahdu, maka perlu pengolahan untuk mengurangi timbulan sampah organik di TPA. Penelitian ini membandingkan 3 jenis komposter aerob di Bank sampah Sahdu yaitu bata terawang, drum dan takakura. Jenis sampah yang digunakan adalah sampah organik campuran (sisa makanan dan sampah halaman). Kapasitas komposter bata terawang, drum dan takakura dapat menampung sampah per harinya dari 456, 210 dan 20 sumber. Kinerja komposter bata terawang, drum dan takakura dalam mengolah sampah organik menjadi kompos adalah 53,45%, 48,27% dan 56,01%. Kualitas kompos yang dihasilkan seluruh komposter memenuhi baku mutu, kecuali parameter pH kompos dari hasil komposter drum tidak memenuhi baku mutu. Kata kunci: sampah organik, bank sampah, komposter aerobik.Abstract Organic waste is the most dominant waste produced, thus the reduction of this type of waste will reduce waste entering the landfill. This research aims were to compare the performance of 3 types of aerobic composters in Waste bank Sahdu which are brick overlay, drum and takakura. The wastes used in this research is mixed organic waste (food waste and yard waste). The capacity of brick overlay, drum and takakura are able to treat waste per day from 456, 210 and 20 households respectively. As related to their performance, the bric overlay, drum and takakura are able to treat 53,45%, 48,27% and 56,01% of organic waste into compost, respectively. The compost quality that produced by all composter has met the standard quality, except pH parameters from the composter drum. Keyword: organic waste, waste bank, aerobic composter. 
Pengembangan Indeks Penilaian Bank Sampah Skala Kota Studi Kasus Kota Bandung dan Kota Cimahi PRANADITYA, MEGA; JUWANA, IWAN; AINUN, SITI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.739 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v8i2.121-133

Abstract

AbstrakBank sampah skala kota adalah aplikasi pengelolaan sampah untuk mengurangi sampah suatu kota yang akan dibuang ke TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan indeks sebelumnya. Dengan meninjau indikator sebelumnya melalui tinjauan pustaka, yang kemudian akan divalidasi dengan metode AHP untuk menentukan pembobotan. Terdapat 4 kategori responden yaitu, professional expert, akademisi, instansi dan pihak bank sampah. Kajian ini menghasilkan tiga komponen, tiga belas indikator dan enam puluh satu sub-indikator teridentifikasi. Berdasarkan hasil AHP, bobot dari masing-masing komponen adalah Sistem Manajemen (40%), Sistem Operasional  (30%) dan Fasilitas Bank Sampah (30%). Jumlah indikator dari masing-masing komponen berkisar 4-5 indikator dengan bobot 15%-35%. Adapun sub indikator memiliki jumlah berkisar 2-8 dengan bobot 10%-50%.  Kata Kunci : Bank Sampah, Indeks, Metode AHP, Komponen, Indikator, Sub-IndikatorAbstractWaste bank is one application of waste management by utilizing waste that is considered having re-sellvalues, which at the end can be used to reduce the waste dumped into landfill. Thus, a tool to assess the readiness of a waste bank to function at a city-scale is needed.This study aims to refine the previous index. This was done by first, reviewing previous indicator through literature review, which was then verified by the application of the AHP method which was usedwas also used to determine the weights for each indicator. The respondents for AHP applications were selected from four categories which were garbage expert, academics, intitutions and management representatives of waste bank. At the end of the study, three components, thirteen indicators and sixty one sub-indicators were identified. The name of the components and their respective weights are Management System (55%), Operating System (25%) and Waste Bank Facility (20%). The number of indicators from each components ranged from 4 to 5 indicators with the weights range from 15% to 35%. As for the sub indicators, they range from 2 to 8 sub indicators with the weights between 10% to 50%.  Kata Kunci : Waste Bank, Index, AHP Method, Components, Indicators, Sub-Indicators
Pengembangan Indeks Penilaian Bank Sampah Skala Kota Studi Kasus Kota Bandung dan Kota Cimahi PRANADITYA, MEGA; JUWANA, IWAN; AINUN, SITI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.739 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v8i2.121-133

Abstract

AbstrakBank sampah skala kota adalah aplikasi pengelolaan sampah untuk mengurangi sampah suatu kota yang akan dibuang ke TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan indeks sebelumnya. Dengan meninjau indikator sebelumnya melalui tinjauan pustaka, yang kemudian akan divalidasi dengan metode AHP untuk menentukan pembobotan. Terdapat 4 kategori responden yaitu, professional expert, akademisi, instansi dan pihak bank sampah. Kajian ini menghasilkan tiga komponen, tiga belas indikator dan enam puluh satu sub-indikator teridentifikasi. Berdasarkan hasil AHP, bobot dari masing-masing komponen adalah Sistem Manajemen (40%), Sistem Operasional  (30%) dan Fasilitas Bank Sampah (30%). Jumlah indikator dari masing-masing komponen berkisar 4-5 indikator dengan bobot 15%-35%. Adapun sub indikator memiliki jumlah berkisar 2-8 dengan bobot 10%-50%.  Kata Kunci : Bank Sampah, Indeks, Metode AHP, Komponen, Indikator, Sub-IndikatorAbstractWaste bank is one application of waste management by utilizing waste that is considered having re-sellvalues, which at the end can be used to reduce the waste dumped into landfill. Thus, a tool to assess the readiness of a waste bank to function at a city-scale is needed.This study aims to refine the previous index. This was done by first, reviewing previous indicator through literature review, which was then verified by the application of the AHP method which was usedwas also used to determine the weights for each indicator. The respondents for AHP applications were selected from four categories which were garbage expert, academics, intitutions and management representatives of waste bank. At the end of the study, three components, thirteen indicators and sixty one sub-indicators were identified. The name of the components and their respective weights are Management System (55%), Operating System (25%) and Waste Bank Facility (20%). The number of indicators from each components ranged from 4 to 5 indicators with the weights range from 15% to 35%. As for the sub indicators, they range from 2 to 8 sub indicators with the weights between 10% to 50%.  Kata Kunci : Waste Bank, Index, AHP Method, Components, Indicators, Sub-Indicators