Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pendekatan Compact Riverside City Pada Kota Baru Pontianak Priyoga, Iwan; Widhijanto, A. Agung
Arsir Vol 3, No 1 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i1.1312

Abstract

Pengembangan suatu kawasan untuk dapat menjadi  kota baru, selain membangun benar-benar baru sebagai kota (new development), juga dapat dilakukan dengan mengembangkan kawasan permukiman yang telah ada menjadi kota dengan layanan kebutuhan sebagai kota baru (termasuk re-development, renewal). Pertanyaan kajian Pendekatan Compact Riverside City Pada Kota Baru Kota Pontianak ini, pertama adalah bagaimana menganalisis dalam mendapatkan kawasan-kawasan yang dapat membentuk kota baru untuk Kota Pontianak, sedangkan pertanyaan kedua adalah strategi apa yang dibutuhkan dalam mengembangakan kota baru untuk Kota Pontianak melalui dukungan karakter perairan sungai di Kota Pontianak. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan permukiman pada pusat-pusat layanan perkotaan pada kawasan-kawasan permukiman kota sekitar Kota Pontianak; manganalisa kebutuhan kawasan-kawasan yang terintegrasi dengan menggunakan pendekatan compact city strategy dan merumuskan kebutuhan konsep perencaaan kota baru Kota Pontianak terkait dengan karakter perairan sungai di Kota Pontianak. Kajian ini menggunakan  metoda overlay melalui super imposed mapping berdasar rangkuman kajian-kajian terdahulu. Pendekatan analisis akan adalah compact city strategy.
PREFERENSI PEDESTRIAN DITINJAU DARI PENGGUNAAN TROTOAR DI KORIDOR JALAN PEMUDA KOTA MAGELANG Iwan Priyoga
Neo Teknika Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.883 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v1i2.549

Abstract

Sidewalk is a public space that is enabled for the convenience of pedestrians in the activity of walking from one place to another. Required a separate room that functioned as pedestrian paths. Sidewalks along the corridor Jalan Pemuda in Magelang City has an interesting phenomenon that the sidewalk on the east side grows activities that are not integrated and coordinated. The existence in the form of street vendors, tricycles, bicycles and even motorcycles utilize the sidewalk as the circulation path to make the condition of the pavement on the east side become irregular and interfere with pedestrians as users. While the condition of the pavement on the west side of the corridor Jalan Pemuda in Magelang City has relatively little interference as well as a sidewalk on the east side. This research was conducted to reveal the extent to which preferences utilizing pavement pedestrians to walk along the sidewalk. This phenomenon is interesting to study because it is associated with the option of pedestrians using the sidewalk as the movement path of circulation. This research is based on qualitative rationalistic approach. Rationalistic qualitative research approach is consistent with the nature of the research problem is to uncover the factors that influence the choice and pedestrian in exploiting the sidewalk along the road corridor Jalan Pemuda in Magelang City.Keywords: preferences. pedestrian, sidewalk
SOCIAL HOUSING DI INDONESIA: KAJIAN PROSPEK MENGGUNAKAN ANALISIS MODEL SYSTEM DYNAMIC Andreas Agung Widhijanto; Iwan Priyoga
Neo Teknika Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Neo Teknika Vol 4 No.1 Juni 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.777 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v4i1.1063

Abstract

Social housing adalah rumah sewa yang diselenggarakan oleh pemerintah yang diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu secara finansial atau kondisi tertentu. Social housing memiliki 3 prinsip penyelenggaraan yaitu: dilakukan oleh pemerintah, dalam bentuk rumah sewa dan diperuntukkan bagi kelompok yang tidak/kurang mampu, termasuk hal finansial. Pemahaman penyelenggaraan di Indonesia dengan merujuk Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman lebih bersifat ‘charity’ atau akan di-support oleh pemerintah melalui pembiayaan public pada pasal 21 untuk rumah “kebutuhan khusus”, antara lain: kebutuhan untuk perumahan transmigrasi, pemukiman kembali korban bencana, dan rumah sosial untuk menampung orang lansia, masyarakat miskin, yatim piatu, dan anak terlantar, serta termasuk untuk pembangunan rumah yang lokasinya terpencar dan rumah di wilayah perbatasan negara Kondisi-kondisi di atas menjadi isu generik karena menimbulkan pertanyaan tentang pembangunan perumahan. Riset ini menggunakan analisis analisis secara kritis, critical analysis/review. Proses analisis menggunakan metoda menyusun konseptual melalui pendekatan secara sistem. Metoda ini adalah metoda ‘Berpikir Sistem’ dengan memiliki keterkaitan sifat causa dan affect antara variabel satu dengan lainnya dalam kerangka berpikir sebagai sistem atau system thinking. Akhirnya, kesimpulan riset Prospek Social Housing di Indonesia merupakan prospek membangun karakter social housing dan mengembangkan kriteria dan parameter keberadaan social housing. Prospek ini memberikan pemahaman kembali bahwa social housing merupakan instrumen pembangunan (kesejahteraan) sosial melalui penyediaan perumahan sesuai dengan standar baku. Penyediaan dilakukan melalui kemitraan sebagai pengembangan sistem (delivery). Sistem yang dikembangkan untuk mengendalikan akses dan alokasi pasar perumahan, sehingga social housing diselenggarakan berdasarkan stratifikasi karakter kelompok sasaran di perkotaan/urban dalam mengembangkan produktivitas melalui akomodasi perumahan.Kata Kunci: right to housing, social welfare housing, social housing, system thinking, dan prospek.
A STUDY ON SPACE PATTERN AND TRADITIONAL HOUSE OF PENGLIPURAN VILLAGE Margareta Maria Sudarwani; Iwan Priyoga
ARSITEKTURA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1087.462 KB) | DOI: 10.20961/arst.v16i2.23864

Abstract

Penglipuran Traditional Village is a traditional settlement in Bali which has an attractive space pattern seen from the order of the spatial pattern that is typical of the cultural activities of its people. The village is located at a distance of 45 km from Denpasar and 5 km from the capital city of Bangli Regency. The aim of the study was to find out the concept of traditional patterns of space and houses applied in Penglipuran Village, as a basis for researching traditional Balinese architecture. This research was conducted with qualitative descriptive method and case study approach. Penglipuran Village as a settlement has a space pattern which is divided into 3 (three) spatial arrangements based on the Tri Mandala concept consisting of: 1) Main Mandala (Pura); 2) Madya Mandala (Residence); 3) Nista Mandala (Tomb). The condition of the Penglipuran Traditional Village as a traditional mountain village shows one thing that stands out, namely the spread of settlement patterns tend to be linear because they are in mountainous areas. Penglipuran Bali Traditional House is an order of cultural result of the cultural mindset of the ancestors of the Penglipuran community in organizing an area well and upholding ancestral customs and striving to maintain the order well, neatly organized concept and sustainable nature and the surrounding environment.
TOBA BATAK HOUSE OF HUTA BAGASAN IN JANGGA DOLOG VILLAGE Margareta Maria Sudarwani; Iwan Priyoga
ARSITEKTURA Vol 17, No 1 (2019): ARSITEKTURA : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.915 KB) | DOI: 10.20961/arst.v17i1.29356

Abstract

Each region basically has a traditional house that has characteristics in accordance with the local wisdom of each region. Each traditional house will reflect the identity that grows in the area. The physical structure of the building of traditional houses in anthropology in different traditional societies will bring up building elements that are depicted in the form of ornaments as a symbol of meaning that has special meaning in the area. Symbolizing the building of a traditional society, the building elements have a special meaning that is recognized by the builders as an important element for building strength and stability. Research into the homes of a traditional society gives us some valuable views for the conception of housing. Likewise in the case study of a traditional house in Jangga Dolok Village, Lumbun Julu District, Toba Samosir Regency, North Sumatra Province. Majority of the people are Batak people. Batak Traditional Houses have a major influence in the spatial planning of the area. Besides that, the symbolization of houses living in Batak people cannot be separated from the influence of socio-cultural life and all aspects manifested in the symbolization of Batak Traditional Houses which have special meaning.
Karakteristik Arsitektural Kampung Malang Kelurahan Purwodinatan, Semarang Anityas Dian Susanti; Iwan Priyoga
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2019: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung kota merupakan wilayah permukiman dengan karakteristik yang cukup khas. Kampung kota merupakan bagian dari tata ruang kota dan perkembangan kota modern menyebabkan kampung kota ini harus terus bertahan. Kampung dulu tempat tinggal orang berpunya atau kelompok elite. Kota menurut Basundoro adalah sebuah kawasan yang di tempat tersebut ada aktivitas penghuninya. Manuel Castells menyebutkan bahwa kota seperti halnya seluruh realitas sosial adalah produk sejarah, tidak hanya pada material fisiknya tetapi juga makna budayanya. Kampung Malang merupakan kampung kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan kerapatan bangunan yang cukup rapat. Infrastruktur lingkungan kurang memenuhi persyaratan lingkungan yang baik. Rumah-rumah penduduk yang mempunyai sejarah sejak jaman kemerdekaan banyak yang kurang terawat, padahal mempunyai potensi menjadi kampung wisata apabila dikembangkan dan ditata dengan lebih baik lagi. Metoda yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, dengan menggambarkan kondisi Kampung Malang dan karakteristik bangunan dan lingkungannya. Kampung Malang adalah kampung yang unik dengan karakteristik yang khas yaitu adanya bangunan kuno yang berarsitektur Jawa dan Cina, adanya legenda atau cerita rakyat yang menambah nilai lebih pada kampung tersebut, sebagian besar warga adalah penduduk asli yang telah mendiami kawasan tersebut secara turun menurun.