Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Pemerhati Anggrek Melalui Pelatihan Pengenalan Jenis dan Budidaya Anggrek di Kampung Kwau Distrik Warmare Kabupaten Manokwari: Community Empowerment Efforts for Orchid Enthusiasts Through Species Introduction And Cultivation Training in Kwau Village, Warmare District, Manokwari Regency Agustina Yohana Setyarini Arobaya; Susanti Tasik; Bernadetta Margaretha Gunarsih Sadsoeitoeboen; Cicilia Maria Erna Susanti; Dina Arung Padang; Francina Frenshegty Kesaulija; Kukuh Saptoyudo; Endra Gunawan
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.196

Abstract

Anggrek dikenal sebagai tumbuhan eksotik memiliki daya guna dan pesona nusantara yang banyak diminati oleh penggemar tanaman hias. Kemolekan dan daya tahan Bunganya menjadi pemicu sehingga anggrek ini sering di buru dan diperdagangakan baik lokal, nasional maupun internasional. Upaya pelestarian jenis anggrek alam yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis perlu segera mungkin diinisiasi dalam rangka perlindungan jenis tumbuhan endemic dan tergolong langka. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengenalan jenis dan budidaya anggrek kepada masyarakat yang memiliki sumberdaya hayati tersebut dan menggunakannya sebagai sumber income untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu di Kampung Kwau, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dengan pembekalan materi dan praktek langsung di lapangan. Tiga kelompok tani anggrek tercatat sebagai peserta pelatihan yang menerima bantuan fasilitas green house dan tanaman anggrek dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Manokwari. Praktek pengenalan jenis dan pernyerbukan tanaman dilakukan langsung pada tanaman anggrek yang berbunga di dalam green house dan dipekarangan rumah masyarakat. Partisipasi aktif diperlihatkan bukan hanya oleh peserta dalam kelompok tetapi di ikuti oleh seluruh masyarakat kampung Kwau.
Kandungan Gizi Buah Pandan Laut (Pandanus tectorius Park.) pada Tiga Tingkat Kematangan Zita Letviany Sarungallo; Cicilia Maria Erna Susanti; Nurhaidah Iriany Sinaga; Diana Nurini Irbayanti; Rossa Marlen Martha Latumahina
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1858.888 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2577

Abstract

Buah pandan laut (Pandanus tectorius Park.) tergolong jenis pandan yang penyebarannya hampir di seluruh daerah Asia hingga ujung timur Asia yakni Daratan-daratan Kepulauan Pasifik, termasuk di Provinsi Papua Barat dengan keragaman yang cukup tinggi. Buah ini berpotensi sebagai bahan pangan namun informasi nutrisinya masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi gizi buah pandan laut pada tiga tingkat kematangan, yang merupakan penelitian dasar sebagai upaya pemanfaatannya untuk ketahanan pangan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pengamatan dilakukan terhadap komposisi gizi (kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, serat kasar, total gula dan β-karoten) buah pada 3 tingkat kematangan (fase buah agak matang, matang dan lewat matang) dari 2 klon buah pandan laut, yang masing-masing berasal dari Pulau Mansinam dan Kawasan Pesisir Pantai Utara Manokwari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging buah pandan laut memiliki kandungan abu  berkisar antara 5,15 dan 6,8% (bk), kadar lemak berkisar 0,4% hingga 0,5% (bk), protein (2,8-4,3%; bk), karbohidrat (71,6-89,9%; bk), serat kasar (24,4-27,3%; bk), dan β-karoten (11,2-33,2 ppm; bk). Kandungan total gula dan β-karoten buah tersebut cenderung meningkat dengan meningkatnya tingkat kematangan buah. Berdasarkan komposisi nutrisinya yang didominasi oleh karbohidrat, berserat dan mengandung β-karoten, maka buah pandan laut sangat berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan.Pandan laut (Pandanus tectorius Park.) fruit is a pandanus species that spread almost throughout Asia to the east of Asia and Pacific Island including in West Papua Province with considerable diversity. This fruit is potential as food but nutritional information is still very limited. This study aims to determine the nutritional composition of pandan laut fruit at three levels of maturity, which is a basic study as an effort to utilize for food security in coastal areas and small islands. Observations were made on the nutritional composition (moisture content, ash, fat, protein, carbohydrate, crude fiber, total sugar and β-carotene) at 3 levels of maturity (half ripe, ripe and over ripe)) of 2 clones pandan laut fruit each of which comes  from Mansinam Island and Northern Coastal area of Manokwari. The results showed that pandan laut flesh has ash content ranged between 5.15 and 6.8%, fat content ranged from 0.4 to 0.5%, protein (2.8-4.3%), carbohydrates (71.6-89.9%), crude fiber (24.4-27.3%), and β-carotene (11.2-33.2 ppm). The total of sugar and β-carotene content of these fruits tends to increase as the fruit maturity level increases. Based on the composition of nutrients which are dominated by carbohydrates, crude fiber and contain β-carotene, the fruit of pandan laut is potential to be processed into various food products.
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Sirup Campuran Buah Pandan Tikar (Pandanus tectorius Park.) dan Nenas (Ananas comosus) Wiwiyen Manurung; Zita Letviany Sarungallo; Eduard Fransisco Tethool; Cicilia Maria Erna Susanti; Nurhaidah Iriany Sinaga; Diana Nurini Irbayanti; Rossa Marlen Martha Latumahina
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 10, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.7457

Abstract

Pandan tikar (Pandanus tectorius Park.) fruit has a strong flavor and nutritious, but it has not been utilized as a food ingredient. This study aims to determine the physicochemical and organoleptic characteristics of pandan tikar syrup, which is compared with pineapple syrup. The study was conducted by experiment with five treatments of combination concentration of pandan tikar and pineapple that are P1 (100%:0%), P2 (50%:50%), P3 (75%:25%), P4 (90%:10%), and P5 (0%:100%). The results of this study indicate that the characteristics of pandan tikar syrup (P1) has a natural color of brownish yellow, sweet taste, pandan aroma, with acidity (pH) 4, total dissolved solids 55-60 oBrix, viscosity 1.5-2.0 cP and vitamin C 60-75 mg/100g. The addition of pineapple fruit decreases the color intensity of pandan tikar fruit syrup and Vitamin C content, but it does not affect the acidity, total dissolved solids and viscosity. The results of organoleptic tests on color, aroma, taste and overall appearance indicate that the panelists prefer pandanus syrup (P1) rather than pineapple syrup (P5).
Kandungan Bahan Aktif Kayu Kulilawang (Cinnamomum culilawane Bl.) dan Masoi (Cryptocaria massoia) The Chemical Content of Kulilawang (Cinnamomum culilawane Bl.) and Masoi (Cryptocaria massoia) Wood Richard Gatot Nugroho Triantoro; Cicilia Maria Erna Susanti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 5, No 2 (2007): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.005 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v5i2.266

Abstract

The aim of the research is to determine chemical compound in Kulilawang (Cinnamomum culilawane Bl.) and Masoi (Cryptocaria massoia) woods. All chemical compounds were determined by GC-MS. Results shown that Ethanol extract from the heartwood of Kulilawang contains eugenol and safrol. While, massoilactone was isolated from the ethanol extract of Masoi’s heartwood. 
Kandungan Gizi Buah Pandan Laut (Pandanus tectorius Park.) pada Tiga Tingkat Kematangan Zita Letviany Sarungallo; Cicilia Maria Erna Susanti; Nurhaidah Iriany Sinaga; Diana Nurini Irbayanti; Rossa Marlen Martha Latumahina
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.2577

Abstract

Buah pandan laut (Pandanus tectorius Park.) tergolong jenis pandan yang penyebarannya hampir di seluruh daerah Asia hingga ujung timur Asia yakni Daratan-daratan Kepulauan Pasifik, termasuk di Provinsi Papua Barat dengan keragaman yang cukup tinggi. Buah ini berpotensi sebagai bahan pangan namun informasi nutrisinya masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi gizi buah pandan laut pada tiga tingkat kematangan, yang merupakan penelitian dasar sebagai upaya pemanfaatannya untuk ketahanan pangan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pengamatan dilakukan terhadap komposisi gizi (kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, serat kasar, total gula dan β-karoten) buah pada 3 tingkat kematangan (fase buah agak matang, matang dan lewat matang) dari 2 klon buah pandan laut, yang masing-masing berasal dari Pulau Mansinam dan Kawasan Pesisir Pantai Utara Manokwari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging buah pandan laut memiliki kandungan abu  berkisar antara 5,15 dan 6,8% (bk), kadar lemak berkisar 0,4% hingga 0,5% (bk), protein (2,8-4,3%; bk), karbohidrat (71,6-89,9%; bk), serat kasar (24,4-27,3%; bk), dan β-karoten (11,2-33,2 ppm; bk). Kandungan total gula dan β-karoten buah tersebut cenderung meningkat dengan meningkatnya tingkat kematangan buah. Berdasarkan komposisi nutrisinya yang didominasi oleh karbohidrat, berserat dan mengandung β-karoten, maka buah pandan laut sangat berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan.Pandan laut (Pandanus tectorius Park.) fruit is a pandanus species that spread almost throughout Asia to the east of Asia and Pacific Island including in West Papua Province with considerable diversity. This fruit is potential as food but nutritional information is still very limited. This study aims to determine the nutritional composition of pandan laut fruit at three levels of maturity, which is a basic study as an effort to utilize for food security in coastal areas and small islands. Observations were made on the nutritional composition (moisture content, ash, fat, protein, carbohydrate, crude fiber, total sugar and β-carotene) at 3 levels of maturity (half ripe, ripe and over ripe)) of 2 clones pandan laut fruit each of which comes  from Mansinam Island and Northern Coastal area of Manokwari. The results showed that pandan laut flesh has ash content ranged between 5.15 and 6.8%, fat content ranged from 0.4 to 0.5%, protein (2.8-4.3%), carbohydrates (71.6-89.9%), crude fiber (24.4-27.3%), and β-carotene (11.2-33.2 ppm). The total of sugar and β-carotene content of these fruits tends to increase as the fruit maturity level increases. Based on the composition of nutrients which are dominated by carbohydrates, crude fiber and contain β-carotene, the fruit of pandan laut is potential to be processed into various food products.
Sifat Fisik, Kandungan Vitamin C dan Total Padatan Buah Pandan Tikar (Pandanus tectorius Park.) pada Tiga Tingkat Kematangan Devila Maker; Zita Letviany Sarungallo; Budi Santoso; Rossa Martha Marlen Latumahina; Cicilia Maria Erna Susanti; Nurhaidah Iriyani Sinaga; Diana Nurini Irbayanti
Agritechnology Vol 1 No 1 (2018): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v1i1.5

Abstract

Pandan tikar (Pandanus tectorius Park.) fruit has the potential to be processed into various food products nevertheless the information on the right maturity level to be processed is limited. This study aims to determine the performance of pandan tikar fruit based on physical properties, vitamin C and total soluble solids (TSS) content at three levels of maturity. The fruits were collected from tress that grown at Mansinam Island and costal area of Northern Manokwari. Observations were made to changes in fruit performance, including the shape, color, weight and size of the fruit drupa, the content of vitamin C as well as TSS in three maturity levels (semi-ripe, ripe and over-ripe). The results of this study indicate that the fruit shape of pandan tikar was oval and continue to develop in weight, width and length of whole fruit and part of fruit (drupa and pith) during maturity development. The color of semi-ripe phase was light yellow then change to yellow in ripe phase and dark yellow in over-ripe phase. The highest vitamin C content was obtained on pandan tikar fruit from costal area of Northern Manokwari, and the maximum of Vitamin C content found in the mature phase (138.3 mg/100 g), and then decreased in over-ripe phase (49.5 mg/100 g). The TSS were obtained on pandan tikar fruit from Mansinam Island, and will increase from 5.2 to 12.5 °Brix with increasing fruit maturity level. The maximum Vitamin C and TSS of pandan tikar fruit found in the ripe and over-ripe phase; therefore the fruit in the phase is good for producting jam, dodol and syrup.
Pengaruh blansing dan perendaman asam sitrat terhadap mutu fisik dan kandungan gizi tepung buah pandan tikar (Pandanus tectorius Park.) Sritina N.P. Paiki; Irman .; Zita Letviany Sarungallo; Rossa Martha Marlen Latumahina; Cicilia Maria Erna Susanti; Nurhaidah Iriyani Sinaga; Diana Nurini Irbayanti
Agritechnology Vol 1 No 2 (2018): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v1i2.20

Abstract

Kendala utama dalam pembuatan tepung buah pandan tikar (Pandanus tectorius Park.) adalah reaksi pencoklatan enzimatis selama proses pengirisan dan pengeringan, akibat adanya kontak dengan oksigen. Keadaan ini dapat dikurangi dengan perlakuan fisik dan kimiawi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh blansing dan perendaman asam sitrat terhadap mutu fisik dan komposisi gizi tepung buah pandan tikar. Perlakukan yang digunakan dalam penelitian ini adalah blansing (dikukus pada 80oC, 3 menit), dan perendaman dalam asam sitrat (2%, b/v). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan blansing dapat mencegah terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis dibandingkan perendaman dengan daging buah asam sitrat pada tepung pandan tikar yang dihasilkan; dengan nilai rendemen (16,21%), tingkat kecerahan - nilai L (76,29), tingkat kemerahan - nilai a (2,41), tingkat kekuningan - nilai b (25,82), suhu gelatinisasi (92,33 oC), kelarutan dalam air (53,43%); serta mengandung air (10,08% bb), abu (10,00% bk), protein (5,73% bk), lemak (2,24% bk), karbohidrat (82,03% bk), serat kasar (24,42% bk) dan total gula (26,00% bk).
Kandungan Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Daun Pandemor (Pemphis acidula J. R. Forst. & G. Forst) Asal Pulau Biak Aries Toteles Ap; Cicilia Maria Erna Susanti; Abdul Azis; Rafsanjani Abdul Rasyid; Isabella Weno; Yefani T. Tahamata
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.289

Abstract

Tumbuhan pandemor (Pemphis acidula) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat menyembuhkan yang banyak dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati patah tulang, nyeri, dan pegal-pegal oleh masyarakat di wilayah Pulau Biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder secara kualitatif yang terdapat pada ekstrak etanol daun pandemor (P. acidula) asal Kampung Wari dan Pulau Fani (Kabupaten Biak Numfor) serta Kampung Nyanbarai dan Pulau Auki (Kabupaten Supiori). Sampel daun dibuat dalam bentuk simplisia dan diekstrak menggunakan etanol 96% sebelum dilakukan analisis senyawa metabolit sekunder secara kualitatif yang meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan streroid. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol daun pandemor positif mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin pada semua simplisia dari lokasi yang berbeda.
DIMENSI SERAT DAUN Pandanus tectorius Park. SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK SERAT ALAM Fitra Haryadi; Cicilia Maria Erna Susanti; Endra Gunawan
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.65

Abstract

Kebutuhan serat terus meningkat dan memiliki peran penting dalam menopang kebutuhan manusia saat ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dimensi serat daun P. tectorius Park. dan nilai manfaat lanjutannya. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan teknik observasi laboratorium terhadap sampel uji. Dua sampel daun dari pohon yang berbeda diambil berdasarkan perbedaan karakteristik ekologinya, yaitu hutan pantai dan hutan pulau. Pengukuran serat yang meliputi panjang, diameter, tebal, diameter lumen, proses maserasi dan nilai turunannya dikaji. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata panjang serat daun Pandanus pada lokasi Amban Pantai sebesar 0.957, sementara di pulau Mansinam sebesar 1.210. Nilai rata-rata dimensi serat daun Pandanus di lokasi Amban Pantai sebesar 0,0073, sementara di lokasi pulau Mansinam sebesar 0.0151. Rata-rata nilai diameter lumen daun Pandanus pada lokasi Amban Pantai yaitu 0.0073, dan di lokasi pulau Mansinam sebesar 0.0081. Nilai rata-rata tebal dinding serat sebesar 0.0032 untuk lokasi Amban Pantai dan untuk lokasi pulau mansinam sebesar 0.0035. Selain itu, nila dimensi serat ini cukup potensial digunakan sebagai bahan baku industri kertas, tekstil dan biokomposit.
SIFAT PEMBAKARAN PARTIKEL DAN UTUHAN KAYU MAHANG (Macaranga tanarius L.) DAN KAYU MERBAU (Intsia bijuga OK) Helmy Y. Setiabudi; Cicilia Maria Erna Susanti; Susilo Budi Husodo
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss1.106

Abstract

Pembakaran merupakan proses oksidasi biomasa dan membebaskan energi dalam bentuk panas, cahaya, dan radiasi inframerah, yang dipengaruhi juga dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran biomassa serta kandungan bahan kimia biomassa. Kayu mahang (Macaranga tanarius) potensial digunakan sebagai bahan bakar karena merupakan salah satu jenis cepat tumbuh dan merupakan tumbuhan pionir pada hutan sekunder. Kayu merbau (Instia bijuga) merupakan salah satu jenis kayu yang paling dipilih sebagai kayu bakar. Karateristik pembakaran dari kedua jenis kayu tersebut merupakan tujuan dari kajian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis laboratorium. Sampel yang diuji adalah bagian cabang dan ranting pohon mahang dan merbau, dalam bantuk kayu utuh, tatal kayu, dan serutan kayu, dengan berat yang sama untuk setiap sampel kayu. Pengujian sifat pembakaran menggunakan kompor termoelektrik. Kayu mahang dalam bentuk utuh memiliki durasi pembakaran 11 menit 35 detik dengan abu yang dihasilkan seberat 4,3 gram, tatal mahang memiliki durasi pembakaran 8 menit 4 detik dengan abu yang dihasilkan seberat 5,3 gram, dan serutan mahang memiliki durasi pembakaran 7 menit 7 detik dengan berat abu 1,3 gram. Sementara, durasi pembakaran kayu merbau dalam bentuk kayu utuh adalah 8 menit 33 detik dengan berat abu 6,6 gram, tatal merbau berdurasi pembakaran 8 menit 9 detik dengan berat abu 4,3 gram, dan serutan merbau terbakar dalam durasi 16 menit 25 detik dengan berat abu 5,7 gram.