Solihuddin Harahap
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Differences Between Wound Care with Modern Technique and Wound Care with Conventional Technique in Healing Diabetes Mellitus Wound Harahap, Zainuddin; Harahap, Solihuddin
Health Notions Vol 2 No 3 (2018): March 2018
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.401 KB)

Abstract

Diabetes mellitus is a disease caused by glucose metabolism disorder because there is glucose transportation disorder in cells as the result of the decrease in the work of insulin. Its great impact will influence patients’ life quality, especially patients with complication in diabetic foot wound. The objective of the research was to find out the differences between wound care with modern technique and wound care with conventional technique in healing diabetes mellitus wound. The research used quasi experimental method with pretest-posttest group design. The population was diabetic wound patients treated in the Praktek Mandiri Perawat (Nurse Independent Practice) Asri Woundcare, Medan, for diabetic wound care with modern and conventional technique at Mitra Sejati Hospital, Medan, and 34 of them were used as the samples. The result of the research showed that most of the respondents were > 49 years old, males, and had foot wound. Diabetes mellitus wound care with modern technique decreased in wound regeneration score of 49.5% while with conventional technique it decreased to 42.5%. There were significant differences between diabetes mellitus wound care with modern technique and that with conventional technique; diabetes mellitus wound care with modern technique was faster than that with conventional technique. It is recommended that SOP in wound care be reviewed in every hospital in order to improve nursing care system, especially in applying modern technique in wound care so that diabetes mellitus patients can feel its benefit. Keywords: Modern wound care, Conventional wound care, Diabetes mellitus
PERBEDAAN PENGARUH PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN POVIDONE IODINE DAN EUSOL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA PASIEN POST PARTUM DI RS FAJAR MEDAN TAHUN 2015 Yufdel, Yufdel; Nasution, Syammar Kurnia; Harahap, Solihuddin
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.522 KB)

Abstract

Ruptur perineum ini dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Jika perineum mengalami robekan atau luka, maka perawatan harus dilakukan dengan seksama karena luka tersebut berada di daerah yang mudah kotor dan cenderung lembab. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pengaruh perawatan luka menggunakan povidone iodine dan eusol terhadap penyembuhan luka perineum. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi indikator penyembuhan luka. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2015. Data dianalisa menggunakan teknik analisa data varians klasifikasi satu arah. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perawatan luka menggunakan povidone iodine dan eusol terhadap nyeri, nanah, bengkak, warna serta waktu kering luka perineum. Peneliti menyarankan agar perawatan luka perineum menggunakan povidine. Dapat pula menggunakan iodinne akan menggunakan antiseptik bahan kimia seperti eusol (Natrium hipoklorit) pada tahap awal dan dilanjutkan dengan povidine pada hari ke-2 dan seterusnya.
KEBUTUHAN AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI PADA KLIEN LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDA TRESNA ABDI DHARMA ASIH BINJAI Harahap, Solihuddin
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 13 No 3 (2019): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari-April 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.211 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v13i3.584

Abstract

Kebutuhan aktivitas sehari?hari lanjut usia adalah sesuatu yang diperlukan oleh seorang lanjut usia baikaktivitas primer, aktivitas rumahtangga, aktivitas waktu luang. Penelitian ini menggunakan metodepenelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari klienlanjut usia di Panti Werda Abdi Dharma Asih Binjai. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampelsebanyak 38 orang. Sampel diambil dengan teknik simple random samplingHasil penelitian ini menunjukkan berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia 60-74 tahun(71%) dengan rata-rata usia 71 tahun (SD=5,83), responden pria (55%), agama Islam (82%), dan sukuJawa (50%), pendidikan SD (37%) dan yang tidak sekolah (32%), pekerjaan sebelumnya wiraswasta (42%)dan sebahagian lagi adalah petani (40%).Berdasarkan hasil penelitian untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari lanjut usia (100%) respondenmemberikan respon bahwa kebutuhan akan aktivitas primer yang terbesar yang mereka butuhkan adalahmakan 3 kali sehari dengan mendapat makanan tambahan pagi dan sore, kegiatan mandi, menggunakantoilet duduk dan toilet jongkok yang disekitarnya di buat pegangan untuk buang air kecil dan buang airbesar, diberi kesempatan melakukan kegiatan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, dan tersedianyasarana pemeriksaan kesehatan dan pemberian vitamin perbulannya.Untuk aktivitas rumahtangga seluruh responden (100%) menyatakan mereka membutuhkan untuk selaluberkumpul bersama dan bercerita dengan teman sepanti, sedangkan untuk aktivitas waktu luang seluruhresponden (100%) menyatakan menyalurkan kegemaran berolahraga dengan fasilitas yang ada dipantiwerda seperti senam taichi, senam yoga, dan meditasi menjadi prioritas utama dari kebutuhan aktivitassehari-hari dalam aktivitas waktu luang.Penelitian ini hanya dilakukan di Panti Werda Tresna Abdi Dharma Asih Binjai maka hasil penelitian tidakdapat mewakili kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari lanjut usia yang tinggal dipanti werda yang berada diSumatera Utara, oleh karena itu, sebaiknya pada penelitian selanjutnya diteliti tentang kebutuhan aktivitashidup sehari-hari lanjut usia yang ada dipanti werda di daerah Sumatera Utara.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DI RUANG HEMODIALISA (HD) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Solihuddin Harahap
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol 1 No 1 (2018): JURNAL ONLINE KEPERAWATAN INDONESIA
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.179 KB)

Abstract

Patients with chronic kidney disease are increasing and becoming the world’s problem. In 2015, at least 249 patients are being treated in hemodialysis room in RSUP H. Adam Malik Medan.Therefore, a research needs to be conducted to know what the risk factors that can cause of chronic kidney disease in hemodialysis room at RSUP H.Adam Malik Medan in 2016.The objective of this research is to identify the risk factors that triggered chronic kidney disease towards the patients in 2016 at RSUP H. Adam Malik Medan. Type of draft research are descriptives with cross sectional, 37samples were taken by purposive- sampling method.Mostly, chronic kidney diseaseoccurs at age of 46-55 years old (27%), do not have smoking habit (64,9%),not obese (62,2%), hypertension (81,1%), and do not have Diabetes Mellitus (81,1%).It is recommended for community to control their blood pressure and to modify the changeable risk factor, next researcher can do research with different variabels, and medical center can control the risk factor of chronic kidney disease.
AKTIVITAS SEHARI-HARI PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2016 Solihuddin harahap
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 11 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei - Agustus 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.034 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v11i1.71

Abstract

Stroke Non Hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah otak dan merusaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada pasien stroke non hemoragik di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien stroke non hemoragik yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2015 sampai januari 2016 yang berjumlah 248 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengkajian menggunakan barthel index berupa lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien stroke non hemoragik mandiri dalam melakukan aktivitas makan sebanyak 19 orang (51,4%),dan mayoritas pasien stroke non hemoragik membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas mandi sebanyak 25 orang (67,6%), mayoritas pasien stroke non hemoragik mandiri dalam perawatan diri sebanyak 26 orang (70,3%), mayoritas pasien stroke non hemoragik membutuhkan bantuan dalam berpakaian sebanyak 21 orang (56,8%), mayoritas pasien stroke non hemoragik mengalami kontinensia dalam melakukan aktivitas buang air kecil sebanyak 22 orang (59,5%), mayoritas pasien stroke non hemoragik mengalami kontinensia dalam melakukan aktivitas buang air besar sebanyak 25 orang (67,6%), mayoritas pasien stroke non hemoragik membutuhkan bantuan dalam penggunaan toilet sebanyak 21 orang (56,8%), mayoritas pasien stroke non hemoragik mandiri dalam melakukan aktivitas transfer sebanyak 16 orang (43,2%), dan sebanyak 20 orang (54,1%) pasien stroke non hemoragik mandiri dalam melakukan aktivitas mobilitas.Dari hasil penelitian ini bahwa mayoritas pasien stroke non hemoragik mengalami ketergantungan ringan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yaitu sebanyak 43,2% dengan frekuensi 16. Dengan demikian diharapkan kepada pasien untuk memiliki motivasi yang kuat agar selalu berlatih menggerakkan bagian tubuhnya agar terbiasa dan tidak kaku.
The Knowledge and Attitude of Nurses as an Efforts to Prevent Covid-19 Solihuddin Harahap; Sri Hernawati Sirait; Lestari Lestari; Nita Andriani Lubis
Health Notions Vol 6, No 8 (2022): August
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn60806

Abstract

Background: Coronaviruses are a large family of viruses that are transmitted zoonically (between animals and humans) and can cause mild to severe symptoms. SARS-CoV-2 infection in humans causes symptoms of acute respiratory distress such as fever, cough, and shortness of breath. In severe cases, the disease can cause pneumonia, acute respiratory syndrome, kidney failure, and even death. Efforts to break the chain of spread of COVID-19 require a good understanding and knowledge of all elements including nurses. Objective: To find similarities, advantages, and disadvantages regarding the Description of Nurses' Knowledge and Attitudes to prevent Covid-19 disease in 2021. Methods: This study used a descriptive type with a Literature review design obtained from sources from the International Journal of Nursing Research (IJNR) and the National Library. The keywords in this study were Description, Knowledge, Attitudes, Nurses, Covid-19 Prevention. Results: From five articles on the Description of Nurses' Knowledge and Attitudes to prevent Covid-19 disease, four articles had good knowledge and attitudes and there was one article which stated that nurses' knowledge and attitudes were still not good. Conclusion: This study aims to determine the similarities, advantages, and disadvantages of using a literature review. Of the five articles, it shows that the five research journals have research similarities in this research method, the five journals use descriptive research methods, there are 4 journals that have similarities in the sample, namely nurses, the third equation there are five journals that use a cross sectional approach. The advantages of this study are that there are four complete studies in accordance with the research objectives, and the drawback of this research is that there is one incomplete article whose research is not in accordance with its objectives. Keywords: knowledge; attitude; nurse; Covid-19 prevention
Wound healing procedure for Electric Cauter and Smart Klamp circumcisions Indarsita, Dina; Harahap, Solihuddin; Siswati, Sri
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S2 (2022): Suplement 2
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.207 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS2.1545

Abstract

Khitan, often known as circumcision, is the act of cutting or removing all or a portion of the skin covering the front of the penis. This is a commonly performed minor surgical surgery, especially among men worldwide. Circumcision is performed medically to preserve genital health and prevent sexually transmitted illnesses. This study is an observational analysis aimed at determining the wound healing in electric cauter and smart clamp circumcision at the Super Sehat Clinic in Medan. This study's population and sample consisted of all patients registered at the Medan Super Sehat Clinic who underwent circumcision. The sample was determined by randomly selecting 60 individuals. The results demonstrated that the typical wound healing process with cauter electric circumcision occurred on days I, III, and VII. Where on the third day of circumcision with a smart clamp, regeneration is 90% and on the third day of circumcision with an electric cauter, regeneration is 80%, but on day seven, regeneration is 100%. To expedite the wound healing process, it is recommended that health providers perform circumcision using an electric chauter and smart clamp. Abstrak: Khitan atau sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Tindakan ini merupakan prosedur bedah minor yang paling sering dilakukan diseluruh dunia terutama pada laki-laki. Secara medis sirkumsisi dilakukan untuk menjaga kesehatan seksual dan mencegah penyakit menular seksual. Penelitian ini bersifat observasi analitik yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesembuhan luka pada khitan electric cauter dan khitan smart klamp di Klinik Super Sehat Medan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang melaksanakan khitan dan terdaftar di Klinik Super Sehat Medan sampel ditetapkan dengan cara Total Sampling sejumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka dengan khitan elektrik cauter dari hari  ke-I, III dan VII mengalami regenerasi. Dimana hari III ke Khitan dengan smart klamp regenerasi nya 90% dan Khitan dengan elektrik cauter regenerasi nya 80%, sedangkan pada hari VII sama sama regenerasinya 100%. Dengan demikian perlu disarankan agar diharapkan pelayanan kesehatan perlu menerapkan khitan dengan elektrik chauter dan smart klamp untuk mempercepat proses penyembuhan luka.