Widyaningsih, Wahyu
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Ganggang Hijau (Ulva Lactuca L.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Dan Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase (SOD) Hepar Tikus Yang Diinduksi CCL4 Widyaningsih, Wahyu; Sativa, Riza; Primardiana, Indra
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 2: September 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.965 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i2.3756

Abstract

Kerusakan hepar sering disebabkan karena stress oksidatif yang berkaitan erat dengan radikal bebas. Karbon tetraklorida merupakan senyawa toksik sumber radikal bebas penyebab timbulnya stress oksidatif. Adanya kerusakan jaringan tersebut dapat ditandai dengan meningkatnya kadar malonildialdehid (MDA)  dan kenaikan kadar enzim superoksid dismutase (SOD). Ganggang hijau (Ulva lactuca L.) mengandung senyawa melatonin yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol ganggang hijau (Ulva lactuca L.) sebagai antioksidan dengan parameter kadar MDA  dan aktivitas enzim SOD hepar tikus yang diinduksi CCl4. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan post-test only control group design dilakukan  pada 25 hewan uji yang dibagi menjadi lima kelompok, terdiri dari kelompok I (normal) hanya diberi makan dan minum, kelompok II  diberi CMC-Na 1%, kelompok III (kontrol pembanding) diberi tablet curcuma 200 mg/KgBB, kelompok IV dan V diberi ekstrak etanol ganggang hijau dosis 100 dan 200 mg/KgBB. Perlakuan dilakukan selama 21 hari dan pada hari ke-22 diinduksi CCl4 1,0 ml/KgBB intraperitoneal(i.p) kecuali kelompok I. Setelah 24 jam, hepar tikus diambil dan diukur kadar MDA hepar dengan metode TBARs. Aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD) menggunakan metode spektrofotometri.  Analisis data menggunakan One way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA hepar meningkat  dan aktivitas enzim SOD menurun secara signifikan akibat induksi CCl4 (p<0,05). Tablet curcuma dosis 200 mg/kgBB, ekstrak etanol ganggang hijau dosis 100 dan 200 mg/KgBB dapat menurunkan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas SOD hepar tikus yang diinduksi CCl4 secara signifikan (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol ganggang hijau (Ulva lactuca L.) mempunyai aktivitas antioksidan dengan menurunkan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas enzim SOD hepar tikus yang diinduksi CCl4. Kata kunci :  Ulva lactuca L., melatonin, antioksidan, MDA, SOD
AKTIFITAS HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) DILIHAT DARI RASIO BERAT HEPAR, NILAI SGPT-SGOT, DAN HISTOPATOLOGI HEPAR PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI CCL4 Irham, Lalu Muhammad; Widyaningsih, Wahyu
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.463 KB) | DOI: 10.12928/mf.v14i1.9826

Abstract

Hepar merupakan organ yang berperan dalam pengaturan homeostasis tubuh meliputi metabolisme, biotransformasi, sintesis dan imunologi. Penyebab penyakit hepar bervariasi, diantaranya adalah virus, obat-obatan, alkohol dan stress oksidatif yang merupakan faktor utama. Jumlah radikal bebas yang melebihi antioksidan menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Sidaguri (Sida rhombifolia L.) mengandung senyawa fenol dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun sidaguri (EEDS) terhadap nilai SGPT-SGOT, gambaran histopatologi hepar tikus dan rasio berat hepar yang diinduksi carbon tetrachloride (CCl4). Dua puluh lima tikus dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I merupakan kelompok normal yang hanya diberi makan dan minum, kelompok II merupakan kelompok kontrol yang diinjeksi CCl4 secara intraperitoneal dengan dosis 1 mL/KgBBdan kelompok (III, IV dan V merupakan kelompok perlakuan yang diberi EEDS peroral dengan dosis: 25, 50 dan 100 mg/KgBB) berturut-turut selama 21 hari. Pada hari ke 21 kelompok ini diinjeksi CCl4 1 mL/KgBB secara intraperitoneal 1 jam setelah perlakuan. Data rasio berat organ hepar dari masing masing kelompok dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian (ANOVA), LSD post hoc test P<0,05 untuk menentukan perbedaan signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio berat hepar pada kelompok II (kontrol) 216,52±15,04 berbeda signifikan dibandingkan dengan kelompok III, IV dan V berturut turut dengan nilai 436,56± 46,78; 438,86±44,79; dan 534,46±45,49. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian EEDS dapat menaikkan rasio berat hepar. Data ini didukung dengan nilai SGPT dan SGOT yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol (p<0,05). Dilihat dari gambaran histopatologi hepar, pada  kelompok  II (kontrol), III, IV dan V berturut-turut tidak  menunjukkan adanya nekrosis karena CCl4. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa EEDS dapat melindungi hepar berdasarkan rasio berat hepar dan nilai SGPT-SGOT, namun belum dapat disimpulkan bahwa EEDS memiliki efek hepatoprotektif dilihat dari gambaran histopatologi.