Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Pola Makan Dan Gaya Hidup Dengan Angka Kejadian Hipertensi Pralansia Dan Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Widianto, Ajikwa Ari; Romdhoni, Muhammad Fadhol; Karita, Dewi; Purbowati, Mustika Ratnaningsih
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 5 (2018): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.865 KB)

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi sering diberi gelar The Silent Killer karena merupakan pembunuh tersembunyi yang prevalensinya sangat tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkatkeganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Di Puskesmas I Kembaran termasuk dalam data kejadian hipertensi tertinggi kedua yang dilaporkan oleh Dinkes Banyumas yaitu sebesar 2287 kasus. Banyak faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi, terutama pola makan dan gaya hidup.Tujuan: Mengetahui ada tidaknya hubungan pola makan dan gaya hidup dengan angka kejadian hipertensi pada pralansia dan lansia di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran.Metode: Obeservational analitik dengan pendekatan Cross sectional dan menggunakan teknik simple random sampling. Responden dalam penelitian ini adalah 50 responden pralansia dan lansia yang mengikuti prolanis di Puskesmas I Kembaran. Pengukuran pola makan dan gaya hidup menggunakan kuesioner dan pengukuran tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji chi square.Hasil: Hasil uji Chi square mengetahui hubungan pola makan dan gaya hidup dengan angka kejadian hipertensi.Hasil analisis variabel pola makan diperoleh p = 0,003 dan hasil analisis variabel gaya hidup diperoleh p = 0,023.Kesimpulan: Terdapat hubungan pola makan dan gaya hidup dengan angka kejadian hipertensi pada pralansia dan lansia di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran, dimana pola makan dan gaya hidup yang tidak baik memicu angka kejadian hipertensi yang lebih tinggi.Kata Kunci: Pola makan, gaya hidup, hipertensi, pralansia, lansia
Hubungan Usia dan Berat Badan Dengan Ukuran Lingkar Penis Anak Menggunakan O-Meter: Sirkumsisi Metode Klem Dewi Karita; Muhammad Fadhol Romdhoni
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Herb-Medicine Journal April 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v1i1.2479

Abstract

Latar belakang:Sirkumsisi atau khitan atau sunat adalah prosedur yang biasa dilakukan dalam operasi. Prosedur ini sama tuanya dengan peradaban manusia, dimulai pada abad pertengahan. Sekitar 25-33% dari total populasi laki-laki di dunia disunat. Di AS, rata-rata satu juta bayi laki-laki yang baru lahir disunat setiap tahunnya. Tingkat sunat di AS setinggi 70%, sementara di Inggris itu adalah 6%. Di Nigeria, tingkat sunat diperkirakan 87%. Di Indonesia usia yang paling sering adalah 5-12 tahun. Banyak metode sirkumsisi yang digunakan saat ini, salah satunya dengan metode klem.Metode:Metode dari penelitian ini adalah retrospektif menggunakan rekam medis selama periode 1 desember – 31 desember 2017 dan diperoleh data sebanyak 57 sampel. Sampel merupakan pasien yang telah dilakukan tindakan sirkumsisi menggunakan metode klem merk Mahdian Klem.Hasil dan Kesimpulan:Lingkar penis dipengaruhi oleh usia dengan nilai signifikansi 0,038 (p<0,05) dan juga dipengaruhi oleh berat badan dengan nilai signifikasi 0,042 (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa ukuran lingkar penis dipengaruhi oleh usia dan berat badan yaitu semakin bertambah usia maka ukuran lingkar penis semakin besar, begitu pula dengan berat badan, semakin bertambah berat badan maka ukuran lingkar penis semakin besar.Diskusi:Ukuran lingkar penis semakin bertambah seiring dengan pertambahan usia dan berat badan. Tingkat keberhasilan sunat menggunakan metode klem (plastibell) tanpa komplikasi tercatat sebanyak 196 kasus (80,00%) sedangkan 49 kasus (20,00%) mengalami komplikasi. Waktu penyembuhan luka rata-rata 25,5 ± 4,6 hari serta tidak menemukan adanya deformitas penis atau komplikasi jangka panjang lainnya. Sunat tidak mempengaruhi dorongan seksual atau ejakulasi berdasarkan skor persediaan fungsi seksual pria singkat.Latar belakang:Sirkumsisi atau khitan atau sunat adalah prosedur yang biasa dilakukan dalam operasi. Prosedur ini sama tuanya dengan peradaban manusia, dimulai pada abad pertengahan. Sekitar 25-33% dari total populasi laki-laki di dunia disunat. Di AS, rata-rata satu juta bayi laki-laki yang baru lahir disunat setiap tahunnya. Tingkat sunat di AS setinggi 70%, sementara di Inggris itu adalah 6%. Di Nigeria, tingkat sunat diperkirakan 87%. Di Indonesia usia yang paling sering adalah 5-12 tahun. Banyak metode sirkumsisi yang digunakan saat ini, salah satunya dengan metode klem.Metode:Metode dari penelitian ini adalah retrospektif menggunakan rekam medis selama periode 1 desember – 31 desember 2017 dan diperoleh data sebanyak 57 sampel. Sampel merupakan pasien yang telah dilakukan tindakan sirkumsisi menggunakan metode klem merk Mahdian Klem.Hasil dan Kesimpulan:Lingkar penis dipengaruhi oleh usia dengan nilai signifikansi 0,038 (p<0,05) dan juga dipengaruhi oleh berat badan dengan nilai signifikasi 0,042 (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa ukuran lingkar penis dipengaruhi oleh usia dan berat badan yaitu semakin bertambah usia maka ukuran lingkar penis semakin besar, begitu pula dengan berat badan, semakin bertambah berat badan maka ukuran lingkar penis semakin besar.Diskusi:Ukuran lingkar penis semakin bertambah seiring dengan pertambahan usia dan berat badan. Tingkat keberhasilan sunat menggunakan metode klem (plastibell) tanpa komplikasi tercatat sebanyak 196 kasus (80,00%) sedangkan 49 kasus (20,00%) mengalami komplikasi. Waktu penyembuhan luka rata-rata 25,5 ± 4,6 hari serta tidak menemukan adanya deformitas penis atau komplikasi jangka panjang lainnya. Sunat tidak mempengaruhi dorongan seksual atau ejakulasi berdasarkan skor persediaan fungsi seksual pria singkat.
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KADAR ASAM URAT PRALANSIA DAN LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I KEMBARAN, BANYUMAS, JAWA TENGAH Mutiara Ridhoputrie; Dewi Karita; Muhammad Fadhol Romdhoni; Anis Kusumawati
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Herb-Medicine Journal April 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v2i1.3481

Abstract

Hiperurisemia merupakan keadaan dengan kadar asam urat dalam darah melebihi normal. Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin yang didapat dari makanan seperti jeroan, kacang-kacangan, sayur bayam, dan lain-lain. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hiperurisemia. Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan gaya hidup dengan kadar asam urat pada pralansia dan lansia di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan 64 peserta Prolanis Puskesmas I Kembaran berusia > 45 tahun. Analisis bivariat dengan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik multivariat. 64 responden terdiri dari 23 pralansia dan 41 lansia. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kadar asam urat terhadap pola makan (0,281) dan gaya hidup (0,448) dengan p<0,05. Analisis multivariat p=0,393 untuk pola makan dan p=0,703 untuk gaya hidup dan odds ratio gaya hidup lebih besar dibanding pola makan (1,918; 2,385).Faktor yang dapat memengaruhi kadar asam urat yaitu pola makan dan gaya hidup. Contohnya konsumsi tinggi purin, aktivitas yang kurang, dan merokok. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pola makan dan gaya hidup dengan kadar asam urat pada pralansia dan lansia di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran.
Awal Mula dan Rutinitas Bersepeda Tidak Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh (IMT) Muhammad Fadhol Romdhoni, M.Si.; Yuhantoro Budi Handoyo Sakti; Dewi Karita
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2019): Herb-Medicine Journal Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v2i2.6329

Abstract

Research in Semarang 9.1% and 10.6% of children aged 6-7 years, suffered from overweight and obesity, with the ratio of boys are higher than girls. Lifestyle changes is the first step to regulate body mass index back to normal. Healthy active lifestyle is now being campaigned, one of exercises that recently famous is biking. This research is to find out the relationship between time baseline with IMT and biking routine with IMT. This study is a one group survey without a control design. The method used in this study is a cross sectional survey. Respondents are biker who agreed to participated in this study. This study was conducted of 173 respondents. Non-parametric statistical analysis test using Kolmogorov smirnov (alternative test of chi square reasons the data does not meet the requirements). Data on the relationship between time baseline and BMI was p = 0.654 (p> 0.05), shows that time baseline is not related with body mass index (BMI) values. Furthermore, the relationship of biking routines with BMI was p = 0.376 (p> 0.05), which is not related between biking routines and body mass index (BMI) values. In conclusion, that time baseline and biking routines have no relationship to the body mass index value, as one of obesity indicator.
Pengaruh Ekstrak Daun Kersen Terhadap Kadar Malondialdehid Rattus norvegicus Model Diabetes Tipe II Induksi Streptozotocin-Nicotinamide Dewi Karita; Refni Riyanto; Indrasto Histopaedianto; Yusuf Indra Kusuma; Galih Rosfianto Putra; Yoni Trismawan
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 2, No 2 (2021): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mujg.2.2.69-74

Abstract

Latar Belakang: prevalensi Diabetes Melitus terus meningkat setiap tahunnya. Terapi farmakologi yang selama ini dilakukan dengan obat sintetik dan suntikan insulin cenderung mahal dan dapat menimbulkan efek hipoglikemik. Penggunaan obat tradisional pada DM tipe 2 dinilai memiliki efek samping yang lebih rendah, mudah diperoleh dan banyak tanaman yang memiliki efek farmakologi lebih dari satu. Tujuan: daun kersen mengandung berbagai jenis senyawa flavonoid yang berpotensi digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah peningkatan Malondialdehid (MDA) akibat kerusakan sel akibat efek diabetes mellitus tipe II. Metode: 3 kelompok tikus diberi 3 dosis (0,3 mg/gBB, 0,5 mg/gBB dan 0,7 mg/gBB) daun kersen yang berbeda sedangkan 3 kelompok lainnya kontrol negatif, kontrol normal (tanpa perlakuan) dan kontrol positif (diberi metformin). Hasil: ada pengaruh pada pemberian ekstrak etanol daun kersen dengan dosis optimal 0,7 mg/gBB. Simpulan: ekstrak etanol kersen dapat menurunkan kadar MDA pada tikus dengan diabetes melitus tipe II.