Latar belakang: Gout merupakan penyakit metabolik yang terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi gout adalah allopurinol dengan mekanisme menghambat aktivitas xanthine oxidase. Tumbuhan sarang semut dan herba ceplukan diketahui mengandung flavonoid dan terbukti secara empiris untuk mengobati keluhan rematik dan asam urat. Tujuan: untuk menguji kemampuan ekstrak etanol sarang semut dalam menghambat aktivitas xanthine oxidase. Sebagai pembanding digunakan allopurinol. Metode: Ekstrak etanol dibuat dari serbuk sarang semut dan herba ceplukan diekstraksi dengan etanol menggunakan metode penyarian dengan maserasi, kemudian herba ceplukan dilakukan fraksinasi dengan pelarut buthanol. Flavonoid dalam ekstrak etanol dipisah dengan cara Kromatografi Lapis Tipis dan identifikasi bercak dianalisis dengan sinar UV366 dengan dan tanpa uap amoniak. Penghambatan aktivitas xanthine oxidase oleh ekstrak etanol sarang semut dan fraksi butanol herba ceplukan ditentukan melalui penurunan produksi asam urat yang dimonitor dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (λ) 295 nm dengan xanthine sebagai substrat. Nilai rate yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai aktivitas. Kemudian ditentukan konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat aktivitas xanthine oxidase sebesar 50% (IC50). Hasil dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik yaitu Krukal-Wallis dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol sarang semut dan fraksi utanol herba ceplukan mampu menghambat aktivitas xanthine oxidase dengan IC50 112,56 µg/ml dan 43,55 µg/ml , sedangkan IC50 allopurinol sebesar 3,20 µg/ml. Hasil KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol mengandung senyawa flavonoid golongan flavon atau flavonol. Kesimpulan: Ekstrak etanol sarang semut dan fraksi butanol herba ceplukan mempunyai kemampuan menghambat aktivitas xanthine oxidase