Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pemanfaatan Metode Seismik Refleksi dalam Menginterpretasi Data Bawah Permukaan (Studi Kasus Teluk Ambon) Massinai, Muhammad Altin; Virman, .; Ismullah M., Muhammad Fawzy
Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika UHAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interpretasi data seismik refleksi menampilkan bentuk perlapisan serta struktur geologi bawah permukaan. Gelombang yang dipancarkan ber- asal dari sumber energi Sparkarray, besarnya bervariasi mulai dari 400 - 1000 J. Dalam penelitian seismik dangkal ini menggunakan energi rata-rata sebesar 600 J dan kedalaman mencapai 400 m. Hasil perhitungan data rekaman di daerah penelitian adalah, lapisan pertama berkedalaman 10 - 40 m dan lapisan kedua berketebalan 3 - 20 m. Korelasi antara lintasan mengindikasikan sesar-sesar normal, yang secara umum berarah barat daya - timur laut.
EARTHQUAKE RECURRENCE INTERVAL BASED ON SEISMIC MOMENT Muhammad Fawzy Ismullah Massinai; Arif Wijaya; Jamaluddin Jamaluddin; Muhammad Altin Massinai; Emi Prasetyawati Umar; Minarti Minarti
Indonesian Physical Review Vol. 4 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v4i3.120

Abstract

Indonesia is a country with high earthquake potential. This potential has been realized by its stakeholders and other parties. Various methods from many researchers from the fields of geophysics, geology, seismology, geodesy, geotechnical engineering, and others have been discussed to arrange earthquake mitigation. However, the discussions are unable to fit all earthquake mitigations across the country because they are still limited to specific characteristics of each fault among thousands of faults in Indonesia. Seismic moment is a parameter that provides information on the energy released when an earthquake occurs. This parameter, in any given scale, can provide information about the earthquake recurrence interval. The earthquake recurrence interval referred to here means that during a certain time period, the area under study has the possibility of experiencing an identical earthquake or with a smaller magnitude. This study tries to offer and test the method of calculating earthquake recurrence interval based on seismic moments. The method tested in several case studies of earthquakes in East Kalimantan has acceptable results. The method in this research has advantages value and can be alternative method in earthquake disaster mitigation.
Penentuan Arah Tegasan Pembentuk Kekar Menggunakan Diagram Rosette (Studi Kasus Daerah Pattongtongan, Sulawesi Selatan) Dewi Ainun Jariah; Ismira Luthfia; Nurita Dwi Puspita S; Muhammad Rexy Syam; Deviana Frindy R; Hanifah Hamdah; Nuraisyiah Pertiwi Kamsir; Muhammad Fazlur Rahman; William Maesalangi; Muhammad Altin Massinai; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
Jurnal Geosaintek Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.506 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v5i1.4925

Abstract

Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan penyusunan kerak bumi akibat sedimentasi dan deformasi. Dalam melakukan identifikasi geologi suatu wilayah, salah satu faktor utama yang harus dipertimbangkan adalah struktur geologi, yang umumnya mengacu kepada data-data primer berupa data observasi lapangan maupun data sekunder. Penelitian yang dilakukan di Desa Pattontongan Kecamatan  Mandai  Kabupaten Maros  Sulawesi Selatan ini mengkhususkan pada penentuan arah tegasan utama di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan data lapangan berupa data strike dan data dip. Penentuan arah tegasan dengan analisis kekar menggunakan analisa Diagram Rosette. Hasil yang didapatkan berupa arah tegasan maksimum berarah timur laut-barat daya. Hal ini disebabkan proses pembentukan kekar pada Desa Pattongtongan dipengaruhi proses vulkanisme pada pembentukan Formasi Camba.
KAJIAN DAERAH RAWAN GEMPA DI BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN Muhammad Altin Massinai; Saaduddin Saaduddin; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1778

Abstract

AbstrakKajian terhadap daerah rawan bencana kegempaan dan tsunami di Kabupaten Bulukumba dilatarbelakangi oleh kondisi struktur geologi dan geomorfologi di daerah tersebut. Keberadaan satuan batuan yang menyusun geomorfologi Bulukumba mempunyai dimensi yang berbeda-beda. Batuan tertua berumur Miosen tengah (Bedrock) berada pada pemekaran dasar laut Teluk Bone sementara batuan termuda berumur Plistosen berada pada sesar Walanae di daratan Bulukumba (Formasi Lompobattang). Hal ini menandakan sistem tektonik yang bekerja tidak selalu sama. Struktur geologi di daerah ini menyebabkan kondisi yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini mengancam keberadaan daerah dan masyarakat Bulukumba. Metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deduksi probabilistik dengan pendekatan dedukto-hipotetiko-verifikatif..Data primer diperoleh melalui survei lapangan, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran literatur kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis statistik sederhana. Berdasarkan perhitungan parameter kewaspadaan diperoleh tingkat pengetahuan kegempaan dan tsunami masyarakat di Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba rata-rata bernilai 5,44 berkategori sedang. Tingkat sikap rata-rata bernilai 71,19 berkategori tinggi, sedang tingkat kesiapsiagaan bernilai 49,17 berkategori kurang siap.Kata Kunci: Kegempaan, tsunami, struktur geologi, geomorfologi, analisis statistik.AbstractThis study at tsunami and earthquake of the Bulukumba region by considering the geological and geomorphological condition of the area as the background. The geomorphology of Bulukumba region is formed by various lithologies. The oldest rock of Middle Miocene is found at Teluk Bone Sea floor spreading while the newest one of the Plistocene (Lompobattang Formation) is found at Walenae fault (Bulukumba terrain). This fact indicates the existence of different tectonic system in the area. Inevitably, the geological structure causes instability at its region. The instability becomes a serious threat to the peoples of Bulukumba region. The method used for data analysis in this study is the deductive-probabilistic method with a hipothetic-verificational approch. Two method of data retrieval have been used ie, the field survey of the area (questionnaire method), and the literatures collection. The standard statistical analysis is used to test the data. The calculation of the vigilance parameter has shown that the arverage tsunami and earthquake level of students knowled in the Rilau Ale district is average 54,4 (moderate category). The level of attitude is average 71,19 (high category), while the level of preparedness is worth 49,17 (poorly prepared category).Keywords : Earthquake, Tsunami, geological structure, geomorphology, statistical
RELATIONSHIP BETWEEN SEQUENCE STRATIGRAPHY AND RELATIVE SEA-LEVEL CHANGES Jamaluddin Jamaluddin; Romuald Sohores; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 2: Oktober 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i2.2293

Abstract

The continuous sea-level rise will result in conditions where the level of accommodation space is greater than that of sediment supply produced undertransgression conditions. When the sea level reaches its maximum point, the sedimentation rate will exceed the sea level rise and aggrades becomes more dominant progradation will result in new Highstand System Tract (HST) condition. Keyword: Accommodation, Sea level changes, Sedimentation, Sequence, Stratigraphy
KARAKTERISASI SERPIH PADA FORMASI TALANGAKAR SEBAGAI POTENSI SHALE HYDROCARBON Jamaluddin Jamaluddin; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai; Erfan Syamsuddin
JURNAL GEOCELEBES Vol. 2 No. 1: April 2018
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v2i1.3563

Abstract

Eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia saat ini masih terfokus pada energi konvensional hidrokarbon dibandingkan energi nonkonvensional hidrokarbon seperti gas serpih. Gas serpih adalah salah satu energi nonkonvensional yang kaya material organic dan mencapai kematangan, pada kondisi dan tipe tertentu mampu berfungsi sebagai reservoir minyak dan gas. Jendela awal kematangan pada kedalaman 1200-2200 m dan kategori tipe kerogen II/III menghasilkan minyak dan gas.
IDENTIFIKASI KEKAR DESA PATTONTONGAN KECAMATAN MANDAI KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN Agung Hasan; De Leonard Pasteur Simanjorang; Islamiah Nursalim; Mufly Fadla Syihab; Nur Lailiah Karepesina; Ervin Budi Sanjaya; Sadilah Sadilah; Muhammad Azhari Ramlan; Muh Resky Ariansyah; Muhammad Altin Massinai; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 3 No. 1: April 2019
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v3i1.6052

Abstract

Pelaksanaan kegiatan survey telah dilakukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Patontongan, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pada penelitian ini, pengukuran dilakukan berulang kali dengan menggunakan alat yaitu kompas geologi. Hasil pengukuran di lapangan diperoleh beberapa nilai strike-dip pada lokasi struktur kekar yang berbeda, sehingga pada daerah tersebut mengiindikasikan terdapat kekar. Data strike-dip yang diperoleh kemudian diolah menggunakan software DIPS untuk menghasilkan Diagram Rosette. DIPS digunakan untuk melakukan analisis orientasi data geologi dan juga berhubungan dengan analisis teknik struktur batuan. Hasil Diagram Rosette memperlihatkan bahwa arah jurus kekar yang terdapat di Desa Patontongan ini mengarah hampir Utara-Selatan serta berarah Timur Laut-Barat Daya. Dengan melihat Diagram Rosette maka dapat disimpulkan gaya pembentuk struktur pada lokasi tersebut berarah Barat-Laut Tenggara.
PENDUGAAN BAWAH PERMUKAAN FORMASI WALANNAE MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS Debby Rahayu; Agung Hasan; Nurita Dwi Puspitasari; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 3 No. 2: October 2019
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v3i2.7490

Abstract

Penyelidikan mengenai bawah permukaan semakin digalakkan demi menjamin pembangunan yang berkelanjutan di permukaan tanah. Pembangunan intensif dilaksanakan di Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, yang merupakan salah satu daerah andalan pariwisata di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, studi identifikasi kondisi bawah permukaan semestinya sedini mungkin dilaksanakan. Penyelidikan ini bertujuan untuk menentukan jenis dan sebaran lapisan bawah permukaan menggunakan metode geolistrik resistivitas secara sederhana sebagai data awal penyelidikan berikutnya yang lebih terperinci. Metoda ini menggunakan prinsip aliran arus listrik yang mengalir di dalam tanah melalui batuan–batuan. Pada penelitian geolistrik resistivitas ini menggunakan konfigurasi Wenner - Schlumberger. Pada penelitian ini terdapat sebuah lintasan pengukuran resistivitas mapping dengan jumlah elektroda sebanyak 30 dan spasi tiap elektroda 5 m. Hasil yang didapatkan berupa penampang resistivitas yang memperlihatkan adanya 3 lapisan yaitu low resistivity (< 6,44 Ωm), medium resistivity (16,6 – 285 Ωm) dan high resistivity 285 – 1892 Ωm. Lapisan ini berturut turut diduga merupakan lapisan lempung-pasir yang memungkinkan mengandung air tanah/ Ground water, lapisan alluvium dan lapisan batugamping terumbu.
Rock Types Classification and Distribution on Anabanua Village, Barru Regency, South Sulawesi Muhammad Resky Ariansyah; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai; Muhammad Altin Massinai
Jurnal Geomine Vol 8, No 1 (2020): Edisi April 2020
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6745.469 KB) | DOI: 10.33536/jg.v8i1.530

Abstract

Anabanua Village, Barru Regency is one of the areas in South Sulawesi that has quite unique geological conditions. This condition inseparably comes from the complicated geological process that took place during the formation of the island, Sulawesi. In Anabanua Village, there are many types of rocks such as sedimentary rocks, metamorphic rocks and igneous rocks. This paper aims to map and classify the types of rock by taking samples on different places in the research area. Then we observe the samples physical properties. The results showed, from taking 10 rock samples in different places, they have various characteristics. 8 of them were sedimentary rocks, they are Limestone Quartz, Limestone Sand, Shale, Sandstone, Coal, Limestone Bioturbation, Breccia, and Chert Stone. The other 2 samples were metamorphic rocks, they are Greenschist and Quartzite.
Penentuan Hiposenter Dan Mekanisme Fokus Gempa Bumi MLv4,8 1 Januari 2015 Di Sekitar Sesar Matano Muhammad Fawzy Ismullah Massinai; Muhammad Altin Massinai; Aulia Puji Astuti; Nurainun Sholihat Arifuddin
Jurnal Geomine Vol 8, No 2 (2020): Edisi Agustus 2020
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v8i2.612

Abstract

Earthquake was recorded by BMKG on Thursday January 1, 2015 at 22:20:04.8 GMT or Friday January 2, 2015 at 06:20:04.8 Central Indonesia Time. Hypocenter located at 120.87 E, 2.22 S with depth of 17 km and magnitude MLv4.8. Purpose of this research is to study fault plane mechanism that cause this earthquake using hypocenter and focal mechanisms. This research used waveform MLv4.8 January 1, 2015 which recorded at BMKG earthquake observation stations. Waveform is processed to obtain arrival time P- and S-wave and polarity of arrival time P-wave. Method used to determine hypocenter is Geiger Method with input are arrival time P- and S-wave. Focal mechanisms determined using the first polarity of arrival P-wave and hypocenter from previous step. Hypocenter obtained from this research is located at 2.2073 S, 120.798 E and 10 km depth. RMS is 0.7391. Focal mechanism of this earthquake is oblique fault, is normal fault with left-lateral strike slip component. Parameters are strike 3120, dip 710 and rake -140. This result is consistent with Matano Fault type as a continuation of Palu-Koro Fault. MLv4.8 January 1, 2015 earthquake occurred because Matano Fault activity. Research results can provide a basis form earthquake hazard mitigation along Matano Fault zone.