Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING KAKAO JAWA TIMUR Harya, Gyska Indah
Berkala Ilmiah AGRIDEVINA Vol 7, No 1 (2018): Berkala Ilmiah Agribisnis Agridevina
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/adv.v7i1.1132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang memepengaruhi daya saing kakao Jawa Timur. mengidentifikasi potensi biji kakao Jawa Timur, menganalisis daya saing kakao olahan Jawa Timur, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kakao olahan Jawa Timur dan menganalisis upaya – upaya untuk meningkatkan perkembangan industri kakao olahan Jawa Timur. Metode Porter’s Diamond menunjukkan secara umum industri kakao olahan Jatim tidak kompetitif sebab infrastruktur yang terbatas dan sulitnya akses terhadap sumber permodalan dan analisis Regresi Linear Berganda terdapat tiga faktor yang mempengaruhi daya saing kakao olahan Jatim secara signifikan yaitu volume ekspor, harga ekspor dan produktivitas kakao pada taraf 10%. Hal ini sesuai dengan teori yang berlaku, artinya volume ekspor kakao olahan, Harga ekspor kekao olahan dan produktivitas kakao berhubungan positif terhadap daya saing. Upaya meningkatkan daya saing industri kakao olahan berupa peningkatan mutu dan kualitas kakao olahan, meningkatkan volume ekspor, mempertahankan harga ekspor, pengembangan klaster industri kakao olahan, memudahkan akses permodalan, deregulasi kebijakan dan mengembangkan infrastruktur. Upaya meningkatkan daya saing industri kakao olahan berupa peningkatan mutu dan kualitas kakao olahan, meningkatkan volume ekspor, mempertahankan harga ekspor, pengembangan klaster industri kakao olahan, memudahkan akses permodalan, deregulasi kebijakan dan mengembangkan infrastruktur. DOI : http://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1132
Keberlanjutan Komoditas Kakao Sebagai Produk Unggulan Agroindustri dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Eko Nurhadi; Syarif Imam Hidayat; Pawana Nur Indah; Sri Widayanti; Gyska Indah Harya
Agriekonomika Vol 8, No 1: April 2019
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v8i1.5017

Abstract

Tidak sedikit petani menjual hasil panen pertanian berupa produk primer. Pengolahan hasil untuk memberikan nilai tambah sebagai alternatif meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan belum membudaya. Beberapa kendala teknis, ekonomis, sosial, dan manajerial dihadapi petani. Penelitian ini bertujuan (1) melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kesejahteraan petani kakao rakyat dan advokasi pengembangan agroindustri mamin kakao, dan (2) Memberikan pendampingan petani dalam pemasaran produk kakao, penataan kelembagaan dan pengendalian mutu. Analisis data menggunakan statistika deskriptif dan analisis Partial Least Square (PLS). Sebagai produsen pemula agroindustri mamin kakao, petani rentan gagal dalam mengembangkan bisnis. Keberlanjutan usaha dan kesejahteraan petani memerlukan pendampingan intensif dari semua pihak.
Competitiveness and Processing of Processed Cocoa Industry in Improving the Welfare of People’s Cocoa Farmers in East Java Gyska Indah Harya; Sudiyarto; Gideon Setya Budiwitjaksono; Markus Patiung
Nusantara Science and Technology Proceedings 4th International Seminar of Research Month
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2019.0443

Abstract

This study aims to explain and explore government policies and the competitiveness of processed cocoa to the welfare of cocoa farmers in East Java. The research method uses quantitative descriptive analysis with the Revealed Comparative Advantage (RCA) method, and the approach of the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia Number: 67 / Permentan / ot.140 / 5/2014 concerning the quality and marketing of cocoa beans. The population of this research is Smallholder Cocoa Farmers in 9 regions of East Java with 45 respondents through indicators: the performance of cocoa farming, cocoa farming income in meeting the needs of spending on the production of facilities and infrastructure for cocoa farming, basic expenditure, education, social, communication, recreation, transportation, home care, and health costs. The results showed that the comparative advantage of East Java cocoa based on the results of the calculation of competitiveness (RCA), for processed cocoa commodities valued> 1 in 2015 - 2017 which means that processed products of East Java have competitiveness, then in 2018 the results of the RCA showed a value < 1, which means that East Java processed cocoa products do not yet have competitiveness in the national market. Through the Government Policy approach (Permentan no: 67 / Permentan / ot.140 / 5/2014) shows that all cocoa farmers in Blitar, Mojokerto, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan have implemented cocoa cultivation following the implementation of cocoa post-harvest handling guidelines. Whereas in Malang, Nganjuk, Madiun, Jombang regencies have not consistently applied guidelines for handling post-harvest cocoa. The level of welfare of cocoa farmers shows that Blitar, Mojokerto, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan districts consistently have a high level of welfare compared to Malang, Nganjuk, Madiun, Jombang districts that have not consistently improved the welfare of Cocoa farmers.
MODEL PRIORITAS UNTUK KINERJA RANTAI PASOK KAKAO DI JAWA TIMUR, INDONESIA Gyska Indah Harya; Sudiyarto Sudiyarto; Wahyu Santoso
Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 20 No 1
Publisher : Study Program of Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Wijaya Kusuma Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.85 KB) | DOI: 10.30742/jisa2012020976

Abstract

ABSTRAK Permasalahan mutu komoditas kakao tidak dapat dilepaskan dari rantai pasok biji kakao dan melalui rantai pasok komoditas kakao dapat dikategorikan segi aliran produk, aliran uang (modal) dan aliran informasi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi mekanisme rantai pasok biji kakao yang berlangsung dan merekomendasikan prioritas kebijakan rantai pasok untuk meningkatkan mutu biji kakao di Jawa Timur, Indonesia. Penentuan wilayah penelitian dilakukan di Jawa Timur, terutama di daerah sentra pertanaman kakao bertipe perkebunan rakyat antara lain Kabupaten Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Blitar. Analisis rantai pasokan dievaluasi menggunakan Food Supply Chain Network (FSCN) dan merekomendasikan kinerja rantai pasok untuk meningkatkan mutu biji kakao menggunakan AHP. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rantai pasok biji kakao di Jawa Timur dengan pendekatan kerangka FSCN dapat divisualisasikan secara tepat. Sasaran yang dicapai jelas, tetapi masih perlu dikembangkan peningkatan kualitas dan kuantitas biji kakao. Struktur hubungan antar anggota, proses bisnis dan manajemen pemasaran sudah berjalan baik. Rantai pasok biji kakao terdiri dari 4 saluran. Manajemen rantai pasok yang diterapkan pada dasarnya telah berjalan dengan baik, namun harga biji kakao ditingkat petani masih ditentukan oleh pedagang. Secara umum proses bisnis pemasaran biji kakao berjalan lancar dilihat dari aliran produk, finansial, dan informasi. Keberhasilan rantai pasok untuk meningkatkan mutu biji kakao seyogyanya mempertimbangkan proses bisnis terintegrasi dengan sumberdaya rantai dan manajemen rantai pasok biji kakao. Kata kunci : Rantai Pasok, Biji Kakao, Food Supply Chain Network dan AHP. ABSTRACTThe quality problem of cocoa commodities can not be removed from the supply chain of cocoa beans and through the supply chain cocoa commodity can be categorized in terms of product flow, flow of money (capital) and information flow. The objective of the research is to identify the supply chain mechanism of cocoa beans that take place and recommend the priority supply chain policy to improve the quality of cocoa beans in East Java, Indonesia. The determination of the research area is conducted in East Java, especially in the area of cocoa planting centers with the type of plantation people such as Madiun Regency, Pacitan Regency, Trenggalek Regency and Blitar Regency. The supply chain analysis is evaluated using the Food Supply Chain Network (FSCN) and recommends the supply chain performance to improve the quality of cocoa beans using AHP. The results of the research can be concluded that the supply chain of cocoa beans in East Java with an approach to the FSCN framework can be visualized appropriately. The objectives are clearly achieved, but it still needs to be developed improving the quality and quantity of cocoa beans. The structure of inter-member relationships, business processes and marketing management is already good. The supply chain of cocoa beans consists of 4 channels. Supply chain management that applied basically has been running well, but the price of cocoa beans in the farmer is still determined by the trader. In general, the process of cocoa beans marketing business runs smoothly from the product flow, financial, and information. The success of the supply chain to improve the quality of cocoa beans should consider the business process integrated with the chain resources and supply chain management of cocoa beans. Keywords: supply chain, cocoa beans, Food Supply Chain Network and AHP.
PENYUSUNAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KECAMATAN DAN KABUPATEN BOJONEGORO Gyska Indah Harya
Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 20 No 2
Publisher : Study Program of Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Wijaya Kusuma Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.007 KB) | DOI: 10.30742/jisa20220201223

Abstract

Penelitian ini dengan judul Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kecamatan dan Kabupaten Bojonegoro. Tujuan penelitian ini antara lain: mengetahui capaian komponen IPM Kabupaten Bojonegoro dilihat dari aspek, mengetahui upaya-upaya peningkatan serta faktor-faktor pendukung dan penghambat pencapaian IPM Kabupaten Bojonegoro, membandingkan angka IPM Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dan mengetahui disparitas level Kecamatan serta keterkaitan antara input, proses, dan output Pembangunan Manusia di wilayah Kabupaten Bojonegoro.Dari empat indikator yang digunakan dalam penghitungan IPM metode baru, tiga diantaranya sama persis dengan UNDP. Khusus untuk PNB per kapita, indikator ini diproksi dengan pengeluaran per kapita.Nilai IPM Kabupaten Bojonegoro bila menurut UNDP termasuk kedalam tingkat pembangunan “sedang”. Dengan nilai tersebut IPM Kabupaten Bojonegoro berada pada peringkat ke-26 dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, dan posisi ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan pada seluruh indikator penyusun IPM. Indeks kesehatan yang diwakili dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat naik yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka harapan hidup  (AHH) menjadi 71,36 tahun dibandingkan tahun sebelumnya masih sebesar 71,07tahun. Selanjutnya Indeks pendidikan yang diwakli oleh dimensi naik dengan meningkatnya angka harapan lama sekolah (HLS) menjadi 12,35 tahun, dan rata-rata lama sekolah (RLS) menjadi 7,09 tahun dibandingkan tahun 2019. Indeks daya beli yang diwakili oleh dimensi pengeluaran juga naik yang ditunjukkan dengan meningkatnya pengeluaran per kapita per tahun menjadi 10.052 juta .Kata kunci : UNDP, Disparitas, Indeks.
RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN PACITAN Gyska Indah Harya
Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 18 No 2
Publisher : Study Program of Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Wijaya Kusuma Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jisa1822018529

Abstract

ABSTRAK          Penelitian ini dengan judul Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender Kabupaten Pacitan adalah untuk strategi pembangunan yang dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kepentingan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di bidang pembangunan.Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Memberikan panduan dan arahan di dalam menyusun kebijakan, program dan kegiatan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan monitoring–evaluasi (monev) yang responsif gender pada setiap tahapan pembangunan; 2) Mengefektifkan pelaksanaan strategi PUG secara lebih konkrit dan terarah untuk menjamin agar perempuan dan laki-laki memperoleh akses, partisipasi, mempunyai kontrol dan memperoleh manfaat yang adil dari pembangunan, dan berkontribusi pada terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender.Hasil Penelitian ini berupa kaidah pelaksanaan RAD PUG yang diintergrasikan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah baik dalam rencana jangka menengah yaitu RPJMD dan Renstra SKPD maupun dalam rencana jangka pendek (tahunan) yaitu dalam RKPD maupun Renja SKPD.Pemerintah Kabupaten Pacitan (Seluruh SKPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dunia Usaha dan seluruh komponen masyarakat Kabupaten Pacitan wajib mendukung pelaksanaan RAD PUG ini dengan memperhatikan dan melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang tercantum dalam RAD PUG ini.Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan RAD PUG wajib dilakukan oleh Bappeda dan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Beren-cana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memaksimalkan efektivitas.RAD PUG Kabupaten Pacitan ini memiliki jangka waktu hingga tahun 2021. Dalam rangka mempertahankan keberlanjutan penyelenggaraan pengarus-utamaan gender, maka pada periode berikutnya perlu disusun kembali RAD PUG sesuai dengan tingkat kemajuan penyelenggaraan pengarusutamaan gender di Kabupaten Pacitan.Kata kunci : Pengarusutamaan Gender, Monitoring Evaluasi, Perencanaan Daerah.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Blitar Tahun 2016 Gyska Indah Harya
Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 17 No 1
Publisher : Study Program of Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Wijaya Kusuma Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jisa1712017378

Abstract

ABSTRAKStrategi penanggulangan kemiskinan daerah bertujuan untuk (1) mengetahui kondisi umum dan karakteristik kemiskinan di Kota Blitar; (2) merumuskan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Blitar dalam intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan periode 2016-2020.Metode yang digunakan dalam kajian ini kususnya penetapan lokasi adalah metode sengaja (purposive). Metode pengumpulan data  dengan metode pencatatan. Metode analisis data dengan analisis deskriptif.Hasil Kajian, perkembangan antar waktu, dan relevansi terhadap 10 (sepuluh) indikator utama bidang pendidikan, ditemukan ada 1 indikator yang masih bermasalah pada posisi relatif Kota Blitar terhadap capaian di tingkat Provinsi yaitu indikator APM SD/MI. Untuk itu indikator APM SD/MI ini menjadi prioritas pada bidang pendidikan di Kota Blitar. Perkembangan antar waktu, dan relevansi terhadap 4 (empat) indikator utama bidang kesehatan tidak bermasalah. Perkembangan antar waktu, dan relevansi terhadap 3 (tiga) indikator utama bidang ketenagakerjaan, terdapat indikator pekerja yang bekerja pada sektor non formal yang belum tersedia data untuk di analisa. Untuk 2 indikator lainnya telah menunjukkan kondisi yang baik sehingga tidak menjadi prioritas pada bidang ketenagakerjaan di Kota Blitar. Perkembangan antar waktu, dan relevansi terhadap 3 (tiga) indikator utama bidang infrastruktur dasar di Kota Blitar, tidak ada  indikator yang bermasalah pada posisi perkembangan antar waktu dan relevansi dengan perkembangan di tingkat Provinsi maupun Nasional. Perkembangan antar waktu, dan relevansi terhadap 2 (dua) indikator utama bidang ketahanan pangan di Kota Blitar, kedua indikator bermasalah pada posisi perkembangan antar waktunya. Untuk itu indikator perkembangan harga beras dan perkembangan harga bahan pokok lainnya menjadi prioritas bidang ketahanan pangan di Kota Blitar. Kata Kunci : Kemiskinan, Strategi, Penanggulangan.
ANALISIS PROFIL KEMISKINAN MAKRO KABUPATEN MOJOKERTO Gyska Indah Harya
Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Sosio Agribis Vol 19 No 1
Publisher : Study Program of Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Wijaya Kusuma Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jisa1912019684

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini dengan judul Analisis Profil Kemiskinan Makro Kabupaten Mojokerto adalah untuk menyediakan data dan informasi kemiskinan makro di Kabupaten Mojokerto sampai dengan saat ini.Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) menyajikan data terperinci mengenai  situasi kemiskinan makro di Kabupaten Mojokerto dengan dalam bentuk naratif dan grafis yang berdasarkan data dari hasil publikasi BPS (Badan Pusat Statistik).Hasil Penelitian ini antara lain : (1) Garis kemiskinan di Kabupaten Mojokerto untuk tahun 2018 adalah sebesar Rp. 370.610/kapita/ bulan dan termasuk dalam kategori rendah yaitu garis kemiskinan suatu wilayah Kabupaten/ Kota yang berada di bawah garis kemiskinan Provinsi maupun Nasional. (2) Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018, yaitu sebanyak 111.550 jiwa. Dengan demikian Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 hanya memberikan kontribusi sebesar 2,57 persen terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur dan sebesar 0,43 persen pada jumlah penduduk miskin secara Nasional. (3) Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kabupaten Mojokerto terhadap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 berada pada urutan ke 18 (delapan belas) dari yang terendah. (4) Perkembangan Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Mojokerto selama tahun 2014-2018, menunjukkan perkembangan angka yang bersifat fluktuatif dengan trend perkembangan secara keseluruhan menunjukkan trend yang menurun. Penurunan jumlah penduduk miskin, dapat menjadi indikasi bahwa program-program pembangunan, utamanya yang berorientasi pada penanggulangan kemiskinan telah menunjukkan dampak positif dalam mengurangi angka penduduk miskin di Kabupaten Mojokerto. Kata kunci : Kabupaten Mojokerto, Kemiskinan Makro, Posisi Relatif.