ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menggali permasalahan yang dihadapi perempuan di Mawasangka, Buton, Sulawesi Tenggara. Perempuan yang dijadikan sebagai fokus penelitian adalah isteri migran asal Desa Watorumbe Bata dan Lantongau yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sebagai migran ilegal, para suami tidak semua mampu mensejahterahkan keluarganya. Bahkan dalam beberapa kasus kehidupan keluarga para TKI sangat memprihatinkan. Selain minim dan tidak kontinyu dikirimi uang, suami menikah lagi atau tanpa khabar. Kondisi ini menjadikan isteri sebagai perempuan termarginal. Pengumpulan data dalam penelitian ini memadukan teknik pengamatan, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan migrasi yang dilakukan para suami sebahagian kecil telah mampu mensejahterakan keluarganya, namun sebahagian besar sebaliknya. Minimnya pendidikan, tantangan alam dan berbagai persoalan rumah tangga yang dihadapi perempuan berstatus isteri, perlu penanganan melalui model pemberdayaan perempuan.
Copyrights © 2012