Penelitian ini dilakukan dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus yang dialami buruh migran perempuan di Desa Korumba Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Lemahnya kebijakan yang berpihak kepada buruh perempuan menjadi salah satu pertimbangan mendasar sehingga penelitian ini penting untuk menemukan identifikasi yang mereka alami. Kurangnya data yang bersifat akademis, baik secara kualitas maupun kuantitas data menyebabkan para pihak belum bisa menemukan langkah strategis terhadap persoalan yang dialami buruh perempuan di Desa Korumba, ditambah lagi Kabupaten Konawe seringkali dijadikan “kantong” buruh migran perempuan yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu penelitian menjadi penting dilakukan sehingga akan diperoleh titik temu terhadap berbagai persoalan yang dialami buruh migran perempuan yang ada di Sulawesi Tenggara. Tujuan penelitian ini akan melakukan identifikasi yang melatarbelakangi perempuan memilih sebagai buruh migran di luar negeri, serta masalah yang dialami buruh migran perempuan sejak keberangkatannya hingga kepulangannya di daerah asal. Dengan demikian akan ditemukan bentuk-bentuk pemberdayaan hingga perlindungan yang lebih sesuai dengan kasus yang dialami buruh migran perempuan, khususnya di Desa Korumba Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe dan daerah Sulawesi Tenggara secara umum. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, latar belakang perempuan memilih buruh migran karena ingin merubah nasib, mencari pengalaman dan ingin membiayai sekolah anak. Masalah yang dialami buruh migran terjadi sejak awal keberangkatan hingga tiba di daerah tujuan (Arab Saudi), sehingga bentuk perlindungan dan pemberdayaannya dilakukan secara jangka panjang berupa penguatan CBO (komunitas buruh migran), maupun jangka pendek, dan yang paling mendesak adalah merumuskan regulasi melalui naskah akademik yang di perkuat melalui Perda. Kata kunci : buruh migran perempuan, pemberdayaan, dan perda
Copyrights © 2014