LingTera
Vol 3, No 2: October 2016

KESEPADANAN MAKNA SOSIOKULTURAL TERJEMAHAN LAKON LUBDAKA BUKU THE INVISIBLE MIRROR

Andayani, Ni Putu Tisna (Unknown)



Article Info

Publish Date
11 Oct 2016

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi makna sosiokultural buku The Invisible Mirror, (2) menganalisis tingkat kesepadanan makna sosiokultural buku tersebut melalui kajian teoretis studi penerjemahan, (3) mencermati strategi penerjemahan yang digunakan di dalam buku tersebut bagian pertunjukan wayang tradisi lakon Lubdaka dari bahasa Bali ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dan (4) membandingkan ideologi penerjemahan yang mendominasi penerjemahan dari bahasa Bali ke bahasa Indonesia dengan ideologi penerjemahan dari bahasa Bali ke bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Subjek penelitian yakni buku The Invisible Mirror, Siwaratrikalpa: Balinese literature in performance. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca, simak, catat (BSC) dan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan makna-makna budaya yang teridentifikasi, wujud makna budaya sociofact dan mantifact paling sulit diatasi kesenjangan makna budayanya dibandingkan dengan wujud budaya artifact di T2 dan T3. Strategi penerjemahan yang mendominasi di T2 adalah transposisi 55,6%. Sedangkan terjemahan dari bahasa Bali ke dalam bahasa Inggris (T3) menunjukkan bahwa strategi penerjemahan yang paling banyak muncul yakni transposisi 58,8%. Hasil analisis data ideologi penerjemahan menunjukkan bahwa penerjemah cenderung menggunakan ideologi foreignisasi yakni sebanyak 61,1% di T2 dan 52,3% di T3. Dengan demikian penerjemah di T2 dan T3 berusaha untuk mempertahankan atmosfir dan cita rasa kultural Bali.Kata Kunci: kesepadanan makna, sosiokultural, analisis komponen makna, strategi penerjemahan, ideologi penerjemahan THE SOCIO-CULTURAL MEANING EQUIVALENCE ON LUBDAKA’S PLAY TRANSLATION IN THE INVISIBLE MIRROR BOOK AbstractThis study aims to: (1) identify the socio-cultural meaning of The Invisible Mirror book, (2) analyze the socio-cultural meaning equivalence degree of the book through theoretical translation studies, (3) observe the translation strategies used in the book on Lubdaka’s traditional puppet play from Balinese language into Indonesian and English, and (4) compare the ideology that dominates the translations from Balinese language into Indonesian and Balinese language into English. This research is a qualitative descriptive study and supported by quantitative data. The research subject is The Invisible Mirror book: Balinese literature in performance. The BSC data collection techniques meaning to read, observe, and note techniques were used in this study along with the triangulation technique. The data were analyzed using the intralingual equivalent methods by linking and comparing elements lingually contained in one language or in several different languages. The results showed that meanings identified, the cultural meaning forms of sociofact and mantifact are the most difficult to address the cultural meaning gaps compared to the artifact at T2 (Indonesia) and T3 (English). The translation strategies that dominate the T2 (bahasa Indonesia) are transposition at 55.6%. While the translation from Balinese into English T3 shows that the most frequent translation strategy used is transposition at 58.8%. The result of the analysis of the translation ideology shows that the translators tend to use foreignization ideology as much as 61.1% in bahasa Indonesia (T2) and 52.3% in English language (T3).Keywords: meaning equivalence, socio-cultural, componential analysis, translating strategy, translation ideology 

Copyrights © 2016