Kebutuhan tekstil di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.Selama ini pemenuhan tekstil sebagian besar diimpor dari beberapa negara, antara lain: India, China,dan Jepang. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara agraris, dengan limbah pertanian yang melimpah.Juga tanaman bambu tumbuh subur dan banyak terdapat di negeri ini. Keunggulan serat tekstil bambuadalah bersifat antiseptik, tahan terhadap mikroba. Penelitian ini merupakan salah satu langkah dalampembuatan serat tekstil alami dari bambu petung (Dendrocalamus asper) dan limbah pertanian yaitu abujerami padi dan kayu, yaitu tahap delignifikasi. Tujuan penelitian ini mencari waktu perendaman bambudalam ekstrak abu yang memberikan hasil terbaik.Bambu dipotong dan dibelah tipis, berukuran panjang 15 cm, setebal 0,5 mm. Mula-mulasampel bambu ditimbang (antara 12 sampai 57 gram), lalu direndam dalam ekstrak abu (jerami padi dankayu) sebanyak 500 ml dalam sebuah botol berkapasitas 600 ml dan ditutup. Perendaman dilakukanpada suhu kamar. Waktu perendaman bervariasi dari 4 jam hingga 80 jam. Setelah perendaman selesai,hasil disaring. Sampel filtrat dititrasi untuk diketahui konsentrasi alkali aktifnya. Bambu yang telahdirendam lalu dikeringkan menggunakan oven pada suhu 110ºC sampai berat tetap. Selisih berat antarabambu awal dan akhir (kering) dihitung, dan dianggap sebagai lignin yang terdegradasi.Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman menggunakan ekstrak abu jerami padimemberikan hasil yang lebih baik dari pada ekstrak abu kayu, karena pengurangan berat padatan lebihbesar. Hasil yang tertinggi pada perendaman menggunakan ekstrak abu jerami padi selama 76 jam,dengan selisih berat (basis kering) mencapai 44,5%. Kata kunci: delignifikasi; bambu petung; ekstrak abu.
Copyrights © 2012