Perkebuan karet rakyat secara umum masih bersifat pertanian monokultur danbelum mengembangkan teknologi pertanian polikultur pola tumpangsari.Permasalahanutama pada sistem pola tumpangsari dibawah tegakan tanaman karet adalah intensitascahaya yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat naungantegakan tanaman karet muda pada beberapa tingkat umur,dan jenis tanaman semusim yangpotensialsebagai tanaman sela tumpangsari.Studi literatur (reviewer journal) dilakukanuntuk mendapatkan data tanaman semusin sebagai tanaman sela. Survey (purposivesampling) untuk pengukuran lilit batang dan tingkat naungan yang dilakukan pada 9lokasi,dimana 3 lokasi untuk setiap tingkatumur tanaman karet (1-2, 2-3 dan 3-4 tahun).Penelitian ini memberikan simpulan, yaitu; Pada tingkat umur karet 1 – 2, 2 – 3, dan 3 – 4tahun memiliki rerata lilit batang karet masing-masing sebesar 15.78, 24.00, dan 31.89 cm,serta menghasilkan rerata tingkat naungan masing-masing sebesar 25.16%, 44.73%, dan68.45%; Pertanaman tanaman sela masih baik diusahakan hingga umur tanaman karet3tahun (tingkat naungan < 50%); Penggunaan varietas unggul toleran naungan beberapajenis tanaman pangan (seperti padi gogo, kedele, jagung dan lainya) dapat diusahakansebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman karet yang belum menghasilakan, danmenguntungkan petani.Kata kunci : naungan ,karet, tanaman sela
Copyrights © 2018