Latar Belakang - Menurut WHO, 5-25% dari anak balita mengalami gangguan motorik halus. Dan menurut Depkes RI, 2006 bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan baik perkembangan motorik kasar maupun perkembangan motorik halus, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dari keterlambatan bicara. Perkembangan adalah menyangkut semua aspek kemajuan yang di capai oleh manusia dari konsepsi sampai dewasa. (Maryunani, 2010). Variabel dependen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada balita sedangkan variabel independen pendidikan, pekerjaan, media informasi Metodologi - Desain penelitian ini jenis penelitian analitik dengan pendekatan crosectional, untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada balita di PAUD AL-Adawiyah, sample brjumlah 40 orang di ambil dengan jenis Total Sampling. Hasil – Penelitian menunjukan bahwa dari 40 responden yang diteliti 42,5% ibu memiliki perkembangan motorik anak yang abnormal, 57,5% ibu memiliki perkembangan motorik anak yang normal, dari 42,5% orang yang perkembangan anak yang abnormal terdiri dari 13 ibu yang memiliki pengetahuan Baik. Dari 23 yang memiliki perkembangan anak yang normal terdiri dari 63,8% ibu yang pengetahuannya baik. Dari 4 variabel, di antaranya 2 variabel yang ada pengaruh yaitu pengetahuan dan pendidikan ibu dan 2 yang tidak ada pengaruh yaitu pekerjaan ibu, dan media informasi. Hasil analisis menggunakan uji chi-square di dapatkan nilai P Value = 0,006 (<α 0,05), berarti ada hubungan secara statistik antara pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada balita. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang cenderung memiliki anak yang perkembangannya abnormal.
Copyrights © 2017