Buletin Udayana Mengabdi
Vol 17 No 3 (2018): Buletin Udayana Mengabdi

PELATIHAN PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK BERAIR PADA BUAH SALAK DI DESA DUDA TIMUR, KECAMATAN SELAT KABUPATEN KARANGASEM

W. Adiartayasa (Unknown)
I.N. Wijaya (Unknown)
I.G.N. Bagus (Unknown)
I.M.M. Adnyana (Unknown)
I.K. Siadi (Unknown)



Article Info

Publish Date
06 Aug 2018

Abstract

Salak (Salacca edulis Reinw.) merupakan tanaman asli Indonesia dan buah salak mempunyai nilai yang cukup tinggi dan disukai oleh konsumen Indonesia. Salak Bali mempunyai pasar yang cukup baik di kota besar di Jawa seperti Surabaya, Solo, Semarang dan Jakarta. Desa Sibetan dan Duda Timur merupakan penghasil buah salak yang terbanyak. Umur simpan buah salak Bali berkisar antara 6-7 hari pada suhu penyimpanan 29oC, selama penyimpan bobot buah salak mengalami penurunan 20 persen. Kekerasan daging buah salak cenderung mengalami penurunan ditandai dengan makin melunaknya daging buah. Kerusakan buah salak dapat terjadi sejak berada pada pertanaman, waktu panen, pasca panen sampai ke pemasaran berkisar 40%. Kerusakan buah salak dapat terjadi akibat luka, memar, pencoklatan, buah pecah kulit, dan penyakit busuk berair. Menurut Adiartayasa (2004) kerusakan buah salak disebabkan oleh jamur yaitu Ceratocystis sp. dan Botryodiplodia sp. yang menyebabkan kulit buah salak menjadi berwarna coklat kehitaman dan berair, kulit buah mudah pecah dan terkelupas, serta daging buah busuk dan berair serta berwarna coklat. Lebih lanjut ekstrak daun sirih yang diperoleh dari solven metanol 5-15% memiliki daya hambatan yang tinggi terhadap pertumbuhan Botrydiplodia sp. pada media PDA. Sedang ekstrak daun sirih mempunyai kemampuan yang lebih rendah dalam menghambat pertumbuhan Botrydiplodia sp. Pengendalian penyakit Busuk Berair pada buah salak dilaksanakan pada Kelompok Tani dan Ternak Tabu Nandini di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem pada hari Senen, 14 Agustus 2017. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada Wantilan Kelompok Tani dan Ternak Tabu Nandini dan pemaparan pelatihan dibantu dengan alat bantu LCD serta dihadiri oleh 35 orang petani dan 6 orang dosen. Peserta mampu mengidentifikasi dan menunjukkan gejala penyakit Busuk Berair pada buah salak. Lebih dari 100 persen peserta dapat menunjukkan gejala penyakit Busuk Berair pada buah salak. Pengendalian penyakit Busuk Berair pada buah salak dalam penyimpanan dan pemasaran dapat menggunakan ekstrak daun sirih.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

jum

Publisher

Subject

Education

Description

Jurnal Udayana Mengabdi (JUM) diterbitkan sebagai media komunikasi, informasi, edukasi dan pembahasan masalah-masalah pembangunan, utamanya hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat dan hasil-hasil penelitian dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya adalah untuk ...