Harmonia: Journal of Research and Education
Vol 12, No 1 (2012)

GARAP LAKON KRESNA DHUTA DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA KAJIAN TEKTUAL SIMBOLIS

-, Sudarsono ( Institut Seni Indonesia Surakarta,Jl. Ki Hadjar Dewantara 19, Surakarta 57126)



Article Info

Publish Date
09 Jan 2013

Abstract

Klimak alur ceritera lakon wayang versi Mahabarata adalah terjadinya perang besar baratayuda yang melibatkan Kurawa dan Pandawa. Sebelum perang berlangsung, Kresna menjadi duta Pandawa untuk melengkapi duta yang ketiga kalinya. Kresna mengendarai kereta Jaladara yang ditarik empat kuda yang berwarna merah, putih, hitam dan kuning, simbol kendaraan kebesaran sebagai kendaraan wisnu. Sebagai sais dipercayakan kepada Setiyaki. Ditengah perjalanan dihadang dewa Narada, Janaka, Kanwa dan Parasu. Para dewa diperintahkan Guru Dewa untuk menyaksikan perundingan antara Kresna dengan Duryudana. Setelah sampai di Astina ternyata Duryudana telah mempersiapkan banyak prajurit untuk berperang. Dalam perundingan Duryudana tidak bersedia memenuhi kewajibanya untuk mengembalikan hak bagian keluarga Pandawa tanpa diperjuangkan melalui adu kekuatan. Di Aloon-aloon Kresna telah dihadang prajurit untuk dibunuh, ternyata yang ada adalah Setiyaki. Terjadilah perang tanding antara Burisrawa melawan Setiyaki. Oleh karena gelagat akan adanya pengeroyokan, Setiyaki lari mencari Kresna. Di pendapa pasewakan terjadilah keelokan setelah Duryudana menolak permintaan Kresna. Munculah kekuatan mantram sakti Kresna yang menakutkan sehingga terjadi huru hara. Melihat gelagat yang kurang baik Narada menenteramkan Wisnu agar segera berubah kembali menjadi Kresna. Sebagai duta berarti gagal, Kresna segera kembali ke Wiratha bersama Setiyaki. Kresna melaporkan bahwa Astina sudah bersiap berperang melawan Pandawa. Story plot climax of puppet play of Mahabharata version is the great war involving Baratayuda Kurawas and Pandawas. Before the war, the Pandawas Krishna became ambassador to complement the third time. Krishna ride Jaladara fulled by four red, white, black and yellow horses vehicle , a symbol of the greatness of the vehicle as a vehicle of Vishnu. The gods instructed Guru Dewa to witness the talks between Krishna and Duryudana. After reaching Astina Duryudana apparently many soldiers have been preparing for battle. In talks Duryudana not willing to fulfill its obligations to return the part without the Pandavas fought through a power struggle. In Aloon-aloon and sisters, Krishna had been ambushed soldiers to  be killed, it turns out that there is Setiyaki. Duel ensued between Burisrawa against Setiyaki. Therefore, the existence of signs beatings, Setiyaki run for Krishna. Krishna comes the power of magic spells daunting resulting riots. Seeing unfavorable Vishnu Narada reassuring to immediately turn back into Krishna. As ambassador he felt fail, Krishna soon returned to Wiratha with Setiyaki. Krishna report that Higashi was ready to fight against the Pandawas.

Copyrights © 2012






Journal Info

Abbrev

harmonia

Publisher

Subject

Arts Education

Description

Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik ...