Ecotrophic, Journal of Environmental Science
Vol 6 No 1 (2011)

CORAL REEF CONDITION DETECTED IN MENJANGAN AND NUSA PENIDA ISLAND USING ALOS/AVNIR-2 SATELLITE DATA

IDA AYU UTARI DEWI (School of Electrical Engineering, Udayana University)
Takahiro Osawa (CReSOS Unud)
I Wayan Arthana (Environmental Reserch Center, Udayana University)



Article Info

Publish Date
01 May 2011

Abstract

Wisata terumbu karang sangat diminati oleh wisatawan dalam negeri maupun manca negara. Pulau Menjan­ gan dan Nusa Penida merupakan salah satu lokasi wisata yang yang sangat diminati karena memiliki ekosistem pesisir seperti terumbu karang, hutan bakau, rumput laut dan lain-lain memiliki kekayaan yang beranekaragam. Dalam penelitian ini, data satelit ALOS (AVNIR-2) yang memiliki 3 spektrum tampak yang digunakan untuk mendeteksi daerah penyebarannya. Tujuan  penelitian  ini adalah:  1) Untuk  mengetahui  sebaran terumbu  karang secara umum  di Pulau Men­ jangan dan Pulau Nusa Penida dan 2) Untuk mengetahui perubahan terumbu karang di Pulau Menjangan dan  Pulau Nusa Penida. Akurasi yang baik  (Nusa Penida  81,213%  (2007), 80,334%  (2009), Menjangan  85,555%  (2007), 84,285% (2009)) diperkirakan karena sebagian besar daerah pelatihan sesuai dengan data lapangan. Akurasi dari citra satelit tanpa metode Lyzenga di Nusa Penida Island itu lebih rendah dari keakuratan citra satelit di Pulau Men­ jangan. Hal ini disebabkan oleh 3 faktor-faktor seperti kesalahan klasifi.kasi sesuai dengan interaksi kompleks dari tata ruang topografi, informasi kesalahan definisi dari kelas spektral dan  kesalahan pada citra satelit itu sendiri. Hasil persebaran Pulau Menjangan menunjukkan luasan tutupan terumbu karang 49,04 hektar pada tahun 2009 dan 51,06 hektar pada tahun 2007 dengan perubahan luas terumbu karang meliputi 2102 hektar tingkat persentase 3,95%. Nusa Penida menunjukkan luasan tutupan terumbu karang 399 66 hektar pada tahun 2009 dan  339,65 hektar pada tahun 2007 dan , perubahan cakupan terumbu karang 60.01 hektar tingkat presentase 17,6%. Penurunan terumbu karang di pulau menjangan terjadi karena seperti suhu, serangan predator, gelom­ bang besar dan aktivitas manusia. Terutama pada suhu tinggi yaitu 30° pada Nopember 2001, Desember 20021 Desember 2006, Desember 2007, November 2008, April 2009, April 2010 dan  Desember 2010 Suhu yang tinggi tampaknya memberikan kerusakan besar terhadap terumbu karang sehingga terjadi pemutihan terumbu karang. Peningkatan terumbu karang di nusa penida karena dipengaruhi oleh suhu perairan di Nusa Penida yang optimal  bagi pertumbuhan karang.

Copyrights © 2011






Journal Info

Abbrev

ECOTROPHIC

Publisher

Subject

Environmental Science

Description

Ecotrophic, Journal of Environmental Science (ISSN : 1907-5626) atau yang disingkat EJES, merupakan media publikasi bagi hasil-hasil penelitian, artikel dan resensi buku dibidang ilmu lingkungan. EJES adalah peer-reviewed dan open access jurnal, diterbitkan dua kali setahun yaitu bulan Mei dan ...