Jurnal Anestesiologi Indonesia
Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Anestesiologi Indonesia

Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi

Pesta Parulian Maurid Edwar (Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)

Prananda Surya Airlangga (Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)

Agustina Salinding (Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)

Bambang Pujo Semedi (Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)

Teguh Sylvaranto (Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)

Eddy Rahardjo (Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)



Article Info

Publish Date
01 Mar 2018

Abstract

Latar Belakang:Trauma toraks menyebabkan 20% dari semua kematian akibat trauma. Salah satu yang memiliki morbiditas dan mortalitas tinggi adalah flail chestdan fraktur sternum merupakan sebagian kecil dari penyebab flail chest. Mengingat kejadiannya yang sangat jarang maka fraktur sternum sering menjadi jebakan diagnostik yang terlupakan pada flail chest.Laporan Kasus:Terdapat 2 kasus yang dilaporkan dengan trauma toraks. Kasus pertama adalah multitrauma dengan Injury Severity Score(ISS) 50, trauma kepala, trauma abdomen dan trauma ekstremitas. Setelah dilakukan stabilisasi hemodinamik selama 3 hari, pasien sulit disapih dari ventilasi mekanik. Setelah tidak ditemukan lagi sumber perdarahan dan hemodinamik stabil pasien segera disiapkan operasi daruratdan ditemukan penyebabnya adalah fraktur sternum yang tidak teridentifikasi sebelumnya. Kasus kedua adalah trauma toraks dengan ISS 17, secara klinis tampak flail chestdan foto toraks antero-posterior yang normal. Setelah dilanjutkan CT scantoraks ditemukan fraktur sternum yang menyebabkan  pernafasan tidak adekuat. Segera dilakukan fiksasi eksternal dan hasilnya  memuaskan.Diskusi: Fraktur sternum seringkali disebabkan oleh mekanisme trauma toraks anterior yang berat dan dapat menimbulkan manifestasi flail chestsehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas terlebih lagi bila disertai adanya trauma pada sistem organ lain serta penggunaan ventilator mekanik jangka panjang dan sepsis. Kejadian fraktur sternum sangat jarang dan foto toraks lateral pada kasus trauma juga jarang dilakukan sehingga seringkali fraktur sternum tidak teridentifikasi. Dengan mengetahui mekanisme trauma, gejala klinis yang tidak sesuai dengan gambaran foto toraks antero-posterior dan sulitnya penyapihan dari ventilasi mekanik  maka penggunaan ultrasonografi untuk skrining diharapkan dapat membantu menghindari jebakan terlambatnya identifikasi fraktur sternum.Kesimpulan:Pada trauma toraks dengan adanya fail chest, diagnostik dini diikuti fiksasi eksternal akan mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien fraktur sternum.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

JAI

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Jurnal Anestesiologi Indonesia (JAI) diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) dan dikelola oleh Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis ...