Gerinda permukaan pada dasarnya adalah proses mekanik
yang menimbulkan suhu tinggi dan reaksi kimia pada permukaan benda kerja. Pada
proses gerinda permukaan ada energi yang diubah menjadi panas, dan panas ini
sebagian dibawa oleh geram dan sebagian diteruskan ke lingkungan melalui batu
gerinda dan benda kerja. Pemakaian pendingin pada permukaan benda kerja akan
berfungsi sebagai pelumas, sehingga dapat mengurangi gesekan antara pahat
gerinda dengan benda kerja. Penggunaan pendingin pada proses gerinda permukaan akan
berpengaruh terhadap temperatur dan kekasaran permukaan, serta bentuk geram. Suatu eksperimen berdasarkan rancangan
faktorial 2x3x3 dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh dari variabel-variabel
proses gerinda permukaan seperti kecepatan meja dan depth of cut, serta metode pendinginan, terhadap temperatur dan
bentuk geram. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan fluida udara bertekanan
tinggi, dan udara pada temperatur kamar, serta hasil eksperimen kemudian
dianalisa dengan menggunakan ANAVA. Selanjutnya, bentuk-bentuk geram hasil
proses penggerindaan permukaan dengan menggunakan ketiga metode pendinginan
tersebut dianalisa dengan menggunakan Scanning
Electron Microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
pendinginan dengan menggunakan udara bertekanan tinggi (UBT) lebih rendah
daripada temperatur penggerindaan dengan temperatur kamar (TK). Dengan
peningkatan kecepatan meja akan menurunkan temperatur penggerindaan. Penggunaan
depth of cut yang semakin meningkat
akan menaikkan temperatur penggerindaan. Hasil geram pada proses penggerindaan
dengan pendinginan pada temperatur kamar (TK) dan pendinginan dengan
menggunakan udara bertekanan tinggi (UBT) adalah berbentuk lamellar dan spherical,
karena adanya proses shearing, rubbing
dan oksidasi eksotermis.
Basically, surface grinding is
mechanical process that result high temperature and chemical reaction on surface
work piece. On this process, the heat energy has been released along of the
surface. A part of the energy would be transferred to chip and the other would
be continued to the environment by grinder and work piece. Use of coolant on
the surface of the object will be function as lubricant, which can reduce
friction between grinder and the object. Moreover, in grinding process, cooling
can effect on temperature and chip forming mode. This research used factorial
design 2x3x3 to evaluate the effect some variables process such as table speed,
depth of cut also cooling method on temperature and chip forming mode. High pressure air
and air in room temperature are kinds of cooling method in the process, the
result of experiment would be analysis by ANAVA.Than, the chips are kinds of
cooling method in the grinding process would be investigated by Scanning
Electron Microscope (SEM). The experiment shows that temperature in air cooling
method it is lower than by air of room temperature cooling method. The surface
roughness of the work piece in air cooling method is the lowest. The faster
table speed of grinding machine caused that the lower of the grinding
temperature Moreover, the higher depth of cut would cause the higher grinding
temperature. The chips that resulted in air room temperature and high pressure
air cooling method were lamellar and spherical, they were caused by shearing,
rubbing and exothermic oxidation.
Copyrights © 2010