Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora
Vol 4, No 2 (2019)

MEMAHAMI KOMPLEKSITAS GROWTH TRIANGLES

Yusnarida Eka Nizmi (Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Riau)



Article Info

Publish Date
14 Mar 2021

Abstract

Tulisan ini menganalisa beberapa konseptual utama dalam lingkup fenomena growth triangle yang dibagi menjadi beberapa pembahasan. Diawali dengan etimologi dari growth triangle dan membahas  apa yang membedakannya dengan bentuk kerjasama ekonomi regional lainnya. Terminologi Growth Triangles  muncul setelah deputi Pedana Menteri Singapura Goh Chok Tong menggunakannya pada Desember 1989 untuk menjabarkan kerjasama ekonomi subregional yang melibatkan Singapura, Selatan Johor dan Pulau Batam di Indonesia. Growth Triangles, mengeksploitasi komplementaritas diantara negara-negara yang berbeda secara geografis untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dalam rangka promosi ekspor. Growth Triangles menampilkan karakteristik-karakteristik mikrolinkages, namun dibedakan oleh komposisi tripartite. Mereka dianggap sebagai “transnational economic” dimana ekonomi-ekonomi yang memiliki perbedaan sumber daya dari ragam faktor produksi, jasa, tenaga kerja, modal, sumber daya alam,  efesiensi-efesiensi yang ada, dan kekuatan-kekuatan masing-masing negara. Dalam teori, lebih besar comaprative advantage yang ada, maka dapat menjamin anggota-anggota yang ada untuk bekerja secara bersama-sama diluar batas-batas negara mereka. Growth Triangle merujuk pada dimensi Comparative tersebut. Area-area ekonomi pinggiran, yang jauh dari pusat-pusat utama, secara khusus diuntungkan. Dalam Growth Triangle juga ditemukan insentif sosial-ekonomi yang meningkat yakni peluang-peluang mendapatkan pendapatan dan pekerjaan.

Copyrights © 2019