DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
Vol 2, No 2 (2008): Vol 2, No 2, September 2008

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEDAGANG ASONGAN DI STASIUN LEMPUYANGAN YOGYAKARTA DAN BALAPAN SOLO

Nur Hidayah * (Unknown)



Article Info

Publish Date
26 Feb 2015

Abstract

Pembengkakan jumlah pekerja di sektor informal disebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang antara pedesaan dan perkotaan, serta penggunaan teknologi padat modal telah menyebabkan lapangan kerja relatif lebih mahal dan melumpuhkan industri-industri yang berproduktivitas rendah. Pedagang asongan di stasiun Lempuyangan Yogyakarta  dan stasiun Balapan  Solo merupakah salah satu alternatif pekerjaan di sektor informal. Dimana dalam dimensi ketenagakerjaan, sektor informal mampu menampung tenaga kerja tanpa proses seleksi yang berbelit-belit, dan tidak membutuhkan modal yang besar besar serta keterampilan yang tinggi. Penelitian yang berjudul  “Strategi Bertahan Hidup Pedagang Asongan di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan Stasiun Balapan Solo”:  ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh para pedagang asongan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menekankan pada aspek kedalaman informasi yang diperoleh melalui wawancara, didukung pula oleh observasi dan dokumentasi di lapangan. Informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak    5  orang yang terdiri dari 3 orang pedagang asongan di stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan 2 orang pedagang asongan di stasiun Balapan Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pedagang asongan yang berjualan di sekitar stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan stasiun Balapan Solo mempunyai strategi bertahan hidup yang bervariasi, diantaranya adalah dengan menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan lainnya,  melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan baik pada pedagang asongan di stasiun Lempuyangan Yogyakarta maupun di stasiun Balapan Solo. Apabila ditinjau lebih jauh lagi, kondisi ekonomi para pedagang asongan ini relative stagnan, hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai pedagang asongan, serta sedikitnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga para pedagang asongan tersebut.   Kata kunci : strategi, pedagang asongan, stasiun

Copyrights © 2008