Jurnal Teknik Sipil
Vol 18, No 1 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018

PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI PERSPEKTIF SENENTANG

Sindi Arisona (Unknown)
- Elvira (Unknown)
- Rustamaji (Unknown)



Article Info

Publish Date
16 Jun 2018

Abstract

Senentang merupakan sebutan bagi sebuah tempat, yang lama-kelamaan berubah menjadi Sintang, yaitu nama dari Ibu Kota Kabupaten Sintang di Kawasan Timur Kalimantan Barat. Arti kata Senentang adalah tempat bertemu dua aliran sungai yang berbeda, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Latar belakang penelitian ini lahir dari hasil pengamatan kawasan sungai, yang meskipun adalah sumber rujukan bagi nama Kota Sintang, namun tidak didukung oleh kondisi kawasan tepi sungainya. Maka dengan harapan agar makna Senentang tidak dilupakan. kata tersebut menjadi dasar konsep penataan yang mengacu pada konteks sungai dan sejarah kebudayaan. Sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi arahan dalam membentuk Identitas (Place Identity) Kota Sintang. Konsep Senentang diungkap melalui pendekatan analogi bentuk pertemuan dua sungai, yang menghasilkan empat rumusan konsep bentuk, yaitu berpola radial, terjadi proses penggabungan, terdapat faktor pembeda, dan adanya kombinasi elemen air dan darat. Sejarah kebudayaan memperlihatkan jenis kebudayaan yang memengaruhi perkembangan kota, yaitu Kebudayaan Dayak, Melayu, Jawa dan Tionghoa, yang kemudian menjadi faktor pembeda dalam rumusan hasil analogi sungai dari konsep ini. Dalam wujud fisik, bentuk-bentuk kebudayaan ditata dengan proses gradasi, yang semakin lama semakin melebur menjadi satu wujud bentuk yang menyatu. Pola kegiatan ditata dengan mengikuti aliran sungai, yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Pola tersebut dalam bentuk kegiatan perorangan, kelompok kecil, kelompok besar dan kegiatan penunjang, yang terjadi pembauran ketika tiba di pusat kawasan. Unsur persatuan berupa pusat orientasi kawasan, yaitu di tengah pertemuan dua sungai dan diwujudkan juga dengan landmark sebagai identitas kawasan, serta adanya konektivitas antar kawasan darat. Perwujudan elemen air dan darat, adalah memadukan kedua unsur tersebut dengan bentuk kolam di daratan dan lanting atau ponton yang berada di atas air sungai. Selain itu dengan membuat sebuah panggung pertunjukkan, yang terletak tepat di tengah pertemuan dua sungainya. Perkuatan tebing sungai menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam menata kawasan tepi sungai, untuk menunjang kegiatan yang diwadahi. Konsep Senentang, menghasilkan pilihan jenis konstruksi pelindung tebing sungai, yang ditentukan melalui hasil pengamatan terhadap foto kawasan penelitian di masa lalu. Yaitu berupa dua pola perlindungan yang terbagi menjadi empat jenis konstruksi. Adalah berupa Bioengineering dengan jenis tumbuhan yang memiliki kedekatan budaya terhadap penduduk Sintang, yaitu dengan usulan pohon Sengkuang dan Bungur. Kemudian pelindung tebing sungai tidak langsung, berupa krib dan konstruksi panggung serta konstruksi apung. Kata kunci: senentang, sungai, sejarah, place identity.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

jtsuntan

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

Jurnal Teknik Sipil Universitas Tanjungpura merupakan publikasi ilmiah berkala yang diperuntukkan bagi peneliti yang hendak mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk studi literatur, peneltian, dan pengembangan teknologi sebagai bentuk penerapan metode, algoritma, maupun kerangka kerja. ...