p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI PERSPEKTIF SENENTANG Sindi Arisona; - Elvira; - Rustamaji
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.596 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v18i1.26694

Abstract

Senentang merupakan sebutan bagi sebuah tempat, yang lama-kelamaan berubah menjadi Sintang, yaitu nama dari Ibu Kota Kabupaten Sintang di Kawasan Timur Kalimantan Barat. Arti kata Senentang adalah tempat bertemu dua aliran sungai yang berbeda, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Latar belakang penelitian ini lahir dari hasil pengamatan kawasan sungai, yang meskipun adalah sumber rujukan bagi nama Kota Sintang, namun tidak didukung oleh kondisi kawasan tepi sungainya. Maka dengan harapan agar makna Senentang tidak dilupakan. kata tersebut menjadi dasar konsep penataan yang mengacu pada konteks sungai dan sejarah kebudayaan. Sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi arahan dalam membentuk Identitas (Place Identity) Kota Sintang. Konsep Senentang diungkap melalui pendekatan analogi bentuk pertemuan dua sungai, yang menghasilkan empat rumusan konsep bentuk, yaitu berpola radial, terjadi proses penggabungan, terdapat faktor pembeda, dan adanya kombinasi elemen air dan darat. Sejarah kebudayaan memperlihatkan jenis kebudayaan yang memengaruhi perkembangan kota, yaitu Kebudayaan Dayak, Melayu, Jawa dan Tionghoa, yang kemudian menjadi faktor pembeda dalam rumusan hasil analogi sungai dari konsep ini. Dalam wujud fisik, bentuk-bentuk kebudayaan ditata dengan proses gradasi, yang semakin lama semakin melebur menjadi satu wujud bentuk yang menyatu. Pola kegiatan ditata dengan mengikuti aliran sungai, yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Pola tersebut dalam bentuk kegiatan perorangan, kelompok kecil, kelompok besar dan kegiatan penunjang, yang terjadi pembauran ketika tiba di pusat kawasan. Unsur persatuan berupa pusat orientasi kawasan, yaitu di tengah pertemuan dua sungai dan diwujudkan juga dengan landmark sebagai identitas kawasan, serta adanya konektivitas antar kawasan darat. Perwujudan elemen air dan darat, adalah memadukan kedua unsur tersebut dengan bentuk kolam di daratan dan lanting atau ponton yang berada di atas air sungai. Selain itu dengan membuat sebuah panggung pertunjukkan, yang terletak tepat di tengah pertemuan dua sungainya. Perkuatan tebing sungai menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam menata kawasan tepi sungai, untuk menunjang kegiatan yang diwadahi. Konsep Senentang, menghasilkan pilihan jenis konstruksi pelindung tebing sungai, yang ditentukan melalui hasil pengamatan terhadap foto kawasan penelitian di masa lalu. Yaitu berupa dua pola perlindungan yang terbagi menjadi empat jenis konstruksi. Adalah berupa Bioengineering dengan jenis tumbuhan yang memiliki kedekatan budaya terhadap penduduk Sintang, yaitu dengan usulan pohon Sengkuang dan Bungur. Kemudian pelindung tebing sungai tidak langsung, berupa krib dan konstruksi panggung serta konstruksi apung. Kata kunci: senentang, sungai, sejarah, place identity.
ANALISA KUAT GESER TANAH DI BAWAH PENGARUH MEDAN LISTRIK DENGAN UJI GESER KIPAS (VANE SHEAR TEST) LAPANGAN Restya Lafiana; - Rustamaji; Vivi Bachtiar
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v19i2.44021

Abstract

Perbaikan tanah dengan kadar air tinggi dapat dilakukan dengan cara mengurangi kandungan airnya sehingga dapat meningkatkan kuat geser dan daya dukung tanah tersebut. Metode elektrokinetik merupakan alternatif perbaikan tanah yang tepat dengan memanfaatkan proses elektrolisis pada elektroda dimana air di dalam tanah akan mengalir dari anoda ke katoda yang disebut fenomena elektroosmosis. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh penggunaan elektroosmosis terhadap kuat geser tanah lempung. Penelitian ini menggunakan model fisik skala lapangan yang diberi perlakuan elektrokinetik dan diuji kuat geser dengan vane shear test. Penelitian ini menggunakan arus listrik searah  (DC) dengan variasi arus 640, 1280, dan 2560 mA waktu tunggu yang sama (7 hari) dan variasi waktu tunggu 15, 21, 28, dan  35 hari dengan arus yang sama         (320 mA). Berdasarkan hasil pengujian di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan elektroosmosis pada tanah lempung mampu menaikkan kuat geser undrained (cu). Kuat geser undrained mengalami kenaikan sebesar 15,29-81,69% untuk pemberian variasi arus dan  8,43% -142,61% untuk pemberian variasi waktu tunggu. Lamanya waktu tunggu mengalirkan arus memberikan hasil kuat geser undrained (cu) yang lebih besar dibandingkan pemberian arus yang lebih besar. Semakin lama waktu tunggu pengaliran arus, semakin besar juga kuat geser undrained.
ANALISA PENGARUH INTERMITTENT CURRENT TERHADAP FENOMENA ELEKTROKINETIK PADA DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL Rohman Rohman; - Rustamaji; Ahmad Faisal
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v19i2.41379

Abstract

Metode elektrokinetik merupakan salah satu metode perbaikan tanah lunak yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan daya dukung. Metode ini dilakukan dengan memberikan tegangan listrik pada elektroda yang ditanam di tanah untuk memperbaiki karakteristik geoteknik dari tanah lunak, dilakukan dua variabel pemberian tegangan listrik yaitu secara konstan dan secara putus-putus dengan periode pengaliran selama 24 jam, dan pemutusan selama 24 jam untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan kedua variabel arus tersebut pada fenomena elektroosmosis terhadap daya dukung tiang pancang baja tunggal. Penelitian ini merupakan studi lapangan menggunakan data loading test tiang tunggal hasil penelitian lapangan, dengan membandingkan daya dukung tiang tanpa perlakuan, tiang yang diberi pengaruh elektrokinetik dengan arus konstan dan tiang yang diberi pengaruh elektrokinetik dengan arus intermittent, berdasarkan analisa hasil penelitian, tiang dengan perlakuan elektrokinetik dengan arus konstan sebesar 2560 mA selama 35 hari mengalami kenaikan daya dukung sebesar 39,879%, jika dibandingkan tiang tanpa perlakuan dengan waktu tunggu yang sama, sedangkan tiang yang diberi perlakuan elektrokinetik secara intermittent dengan kuat arus dan waktu tunggu yang sama, mengalami kenaikan daya dukung sebesar 35,739%. Hal ini menunjukan bahwa dengan energi listrik setengah lebih kecil, metoda elektrokinetik dengan pemberian arus listrik secara intermittent memiliki kenaikan daya dukung tiang tunggal yang mendekati kenaikan daya dukung tiang tunggal dengan arus konstan