ABSTRAKNegara berkembang seperti Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda berupa masalah kekurangan dan kelebihan gizi. Hal ini tidak hanya terjadi di daerah perkotaan tetapi juga di pedesaan. Dari permasalahan kekurangan gizi, terdapat masalah yang sangat penting yaitu stunting. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, stunting di Indonesia prevalensi pada umur 0-23 bulan sebesar 29,9%. Penelitian ini bertujuan menganalisis riwayat kejadian stunting, yang terjadi di umur 0-23 bulan sebagai faktor risiko gangguan pertumbuhan pada anak sekolah dasar. Desain penelitian cohort retrospective, dimana anak yang memiliki riwayat stunting sebagai faktor risiko dan gangguan pertumbuhan pada anak sekolah dasar sebagai faktor efek. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan proporsi gangguan pertumbuhan antara anak sekolah dasar yang memiliki riwayat stunting dengan yang tidak memiliki riwayat stunting (p0,05). Risiko Relatif (RR) 2,3 (95% CI= 1,0-5,2), yang berarti stunting yang terjadi pada usia di bawah dua tahun merupakan faktor risiko gangguan pertumbuhan anak sekolah dasar. Kata kunci : Pertumbuhan, Anak, Sekolah Dasar, Stunting
Copyrights © 2019