Majalah Farmasetika
Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019

Gambaran Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki pada Pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kabupaten “X” Yogyakarta dan Hubungannya dengan Kepatuhan Minum Obat

Lucia VIta Inandha Dewi (Bagian Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
Lukman Hakim (Bagian Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
Sismindan Sismindan (Bagian Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
Ngatidjan Ngatidjan (Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
Soni Prabowo Putra (Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta 3Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta)



Article Info

Publish Date
25 Jan 2020

Abstract

Pemantauan Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD) perlu dilakukan pada pasien tuberkulosis untuk menjamin keamanan selama pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien mengingat banyaknya jenis obat yang digunakan dan durasi pengobatan yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ROTD yang terdiri dari : jenis, jumlah kejadian, dan waktu timbul, serta mencari hubungan antara terjadinya ROTD dengan kepatuhan minum obat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi kohort terhadap 33 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, di beberapa puskesmas kabupaten X Yogyakarta, pada tahun 2017. Data ROTD didapat dari hasil wawancara dan pengisian lembar isian yang terdiri dari 12 macam pilihan ROTD mayor dan minor, data kepatuhan didapat dari pengisian kuesioner dengan metode Morisky Modification Adherence Scalle (MMAS)-8. Dari keseluruhan subyek yang diteliti  66,6 %  mengalami ROTD, 4,5%  mengalami lebih dari 5 jenis ROTD, 31,8%  mengalami 3 jenis, 27,27%  mengalami 2 jenis, dan 31,8%  mengalami 1 jenis. Dari 12 jenis ROTD yang diamati, terdapat 51 kejadian ROTD, dengan 11,76% kategori mayor yaitu gatal pada kulit dan gangguan penglihatan, serta 88,2%  kategori minor. Gangguan pencernaan adalah jenis ROTD paling banyak dialami yaitu sebanyak 69% kejadian, sementara kram otot dan demam masing-masing sebesar 1,9%. Dari 66,6%  subyek yang mengalami ROTD tercatat kejadian timbulnya ROTD terbanyak terjadi pada 1 hingga 4 minggu setelah minum obat. Hasil uji chi-square antara kejadian ROTD dan tingkat kepatuhan menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kejadian ROTD dengan tingkat kepatuhan, taraf sig 0,602 > 0,05. Kejadian ROTD dialami oleh beberapa subyek penelitian terdiri dari ROTD mayor dan minor, namun tidak mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat pasien.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

farmasetika

Publisher

Subject

Medicine & Pharmacology

Description

Majalah Farmasetika Edisi Khusus merupakan majalah online farmasi di Indonesia berbentuk artikel ilmiah populer, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasi. Edisi khusus ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian. ...