Abstrak: Kontributor terbesar kasus kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman, yaitu sekitar 80-85%. Tindakan tidak aman adalah kegagalan manusia dalam mengikuti prosedur kerja dan persyaratan yang telah diatur. Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja telah dilakukan dengan baik, tetapi ada beberapa pekerja yang tidak mematuhi aturan dan nilai-nilai keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti terlihat beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD selama bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan alat pelindung diri, pengaturan tanda keselamatan, dan praktik penerapan SOP dengan risiko kecelakaan kerja di Indusrty Garment Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di area tebang di PT. X Industry Garment Semarang dengan total 86 pekerja. Sampel dalam penelitian ini diambil dari rumus cross sectional dan hasilnya adalah 46 pekerja. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada korelasi antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (ρ-value = 0,003; α = 0,05), penggunaan alat pelindung diri (ρ-value = 0,000; α = 0,05), pengaturan tanda keselamatan (ρ-value = 0,001; α = 0,05), dan menerapkan SOP (ρ-value = 0,001; α = 0,05) dengan risiko kecelakaan kerja. Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, mengontrol praktik penggunaan APD, pemantauan dan evaluasi tanda keselamatan, dan melibatkan pekerja dalam menetapkan nilai-nilai kesehatan dan keselamatan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari rumus cross sectional dan hasilnya adalah 46 pekerja. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada korelasi antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (ρ-value = 0,003; α = 0,05), penggunaan alat pelindung diri (ρ-value = 0,000; α = 0,05), pengaturan tanda keselamatan (ρ-value = 0,001; α = 0,05), dan menerapkan SOP (ρ-value = 0,001; α = 0,05) dengan risiko kecelakaan kerja. Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, mengontrol praktik penggunaan APD, pemantauan dan evaluasi tanda keselamatan, dan melibatkan pekerja dalam menetapkan nilai-nilai kesehatan dan keselamatan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari rumus cross sectional dan hasilnya adalah 46 pekerja. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada korelasi antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (ρ-value = 0,003; α = 0,05), penggunaan alat pelindung diri (ρ-value = 0,000; α = 0,05), pengaturan tanda keselamatan (ρ-value = 0,001; α = 0,05), dan menerapkan SOP (ρ-value = 0,001; α = 0,05) dengan risiko kecelakaan kerja. Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, mengontrol praktik penggunaan APD, pemantauan dan evaluasi tanda keselamatan, dan melibatkan pekerja dalam menetapkan nilai-nilai kesehatan dan keselamatan perusahaan.
Copyrights © 2020