Jurnal Analisa Sosiologi
Vol 8, No 1 (2019)

DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL ANAK DALAM PELESTARIAN PERMAINAN TRADISIONAL

Sri Hilmi Pujihartati (universitas sebelas maret)
Mahendra Wijaya (universitas sebelas maret)



Article Info

Publish Date
10 Apr 2019

Abstract

Traditional game in modern era should be preserved because of many social values contained in it to create the child with social character, and in digital era, gadget has entrapped child into predisposition to play game individually and to forget traditional game. In this action research, the author along with community agent served as facilitator and child’s social group as main actor. Community agent included Lurah (Head of Village), Head of RW (citizens associations), Head of Family Welfare Program, Head of Karang Taruna (Youth Organization), and parents. The role of facilitation included motivator, facilitator, communicator, and dynamist. Child’s social group dynamic started with neighborhood-based formation phase, transition phase in the attempt of confirming the objective of commonness, norm establishing phase, mutual help, ended with achievement phase resulting in idea and creativity. Traditional game activity action involved preparing game equipment, introducing how to play and practice briefly. Traditional game activity action was conducted in 5 neighborhoods in Kelurahan Jebres. In activity action, traditional game served to trigger a behavior institutionalizing process. It means that it departed from behavior that then became habit, and finally created behavior pattern. This action research was ended up with community’s idea and creativity in holding a child traditional game festival. The child traditional game festival indicated the manifestation of social symbol meaning the return of traditional game to children in modern era.Keywords: traditional games, social group dynamics, children. AbstrakPermainan tradisional di era modern harus dilestarikan karena banyak nilai sosial yang terkandung di dalamnya untuk menciptakan anak yang berkarakter. Di era digital, gawai telah membuat anak cenderungan untuk bermain game secara individu dan melupakan permainan tradisional. Dalam penelitian tindakan ini, penulis bersama dengan agen komunitas bertindak sebagai fasilitator dan kelompok sosial anak sebagai aktor utama. Agen masyarakat termasuk Kepala Desa, Ketua Rukun Warga, Kepala Program Kesejahteraan Keluarga, Ketua Karang Taruna, dan orang tua. Peran fasilitasi termasuk motivator, fasilitator, komunikator, dan ahli dinamika. Dinamika kelompok sosial anak dimulai dengan fase pembentukan berbasis lingkungan, fase transisi dalam upaya mengkonfirmasi tujuan kesamaan, fase pembentukan norma, saling membantu, berakhir dengan fase pencapaian yang menghasilkan ide dan kreativitas. Aksi aktivitas permainan tradisional melibatkan persiapan peralatan permainan, memperkenalkan cara bermain dan berlatih sebentar. Aksi aktivitas permainan tradisional dilakukan di 5 lingkungan di Kelurahan Jebres. Dalam aksi aktivitas, permainan tradisional berfungsi untuk memicu proses pelembagaan perilaku. Ini berarti bahwa ia menyimpang dari perilaku yang kemudian menjadi kebiasaan, dan akhirnya menciptakan pola perilaku. Penelitian tindakan ini diakhiri dengan ide dan kreativitas masyarakat dalam mengadakan festival permainan tradisional anak. Festival permainan anak tradisional menunjukkan manifestasi simbol sosial yang berarti kembalinya permainan tradisional kepada anak-anak di era modern. Kata kunci : Permainan Tradisional, Dinamika Kelompok Sosial, Anak.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

jas

Publisher

Subject

Environmental Science Social Sciences

Description

Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan ...