Pada kelompok masyarakat pemulung yang kegiatan usahanya sangat rendah tingkatannya, kemampuan internal yang melekat pada pelaku usaha (pemulung) pada dasarnya belum terbentuk. Kondisi ini membentuk perilaku pemulung yang dapat saja menjadi kendala ketika mereka dihadapkan dengan kondisi-kondisi dinamis yaitu aspekaspek kelayakan yang dibutuhkan pada sebuah usaha yang maju. Untuk mengukur sektor informal seperti pemulungan ini perlu metode yang memungkinkan semua komoditas yang tidak diperdagangkan di pasar dapat diestimasi nilai ekonominya. Dengan demikian nilai ekonomi suatu benda publik dapat diukur dan dihitung nilai barang yang mendekati nilai sebenarnya, jika pasar dari barang tersebut benar-benar ada. Di dalam pendekatan estimasi nilai ini perlu informasi detail tentang benda yang dinilai, persepsi penilaian terhadap barang. Digunakannya 3 metode analisis 1) analisis RQ ( Resources Value) untuk mengetahui nilai dari sumber daya sampah: 2) analisis Contingent Valuation Method(CVM) 3) analisis faktor faktor yang mempengaruhi besaran kesediaan membayar sisa barang.Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial pada Tabel dibawah , diperoleh bahwa variabel yang berpengaruh terhadap willingness to pay perbaikan kualitas pengelolaan sampah TPA Jatibarang adalah variabel usia, pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, status kepemilikan rumah, dan persepsi masyarakat, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap willingness to pay perbaikan kualitas pengelolaan sampah di TPA Jatibarang SemarangKata Kunci : Aspek Kelayakan, Resources Value, CVM
Copyrights © 2019